Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Fitnah Puan Maharani soal Pengusiran Jokowi?

14 April 2014   18:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sini sebetulnya sudah terlihat siapa yang bermain, namun perlu diperjelas. Sekarang kita mundur jauh ke belakang. Istilah Jokowi Effect muncul sesaat setelah pelantikan Jokowi – Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Fenomena kemenangan Jokowi – Ahok begitu menggelegar sehingga melahirkan istilah tersebut.

Sejak itu, semua media selalu menjadikan Jokowi Effect dalam setiap wacana politik mulai dari Pilkada di beberapa daerah, hingga Pileg dan Pilpres. Media-media internasional pun menggunakan istilah yang sama dalam pemberitaan politik Indonesia. Tak lupa, lembaga survey dalam dan luar negeri juga memprediksi, faktor Jokowi atau Jokowi Effect akan mendongkrak perolehan suara PDIP setidaknya di angka 27%, malah ada yang menyebut 35%.

Memang, hasil Quick Count Pileg 2014 menyebutkan PDIP hanya memperoleh 19 – 20% suara, jauh dari proyeksi. Lantas muncul wacana, Jokowi Effect tidak berpengaruh.

Entah kebetulan atau tidak, Gerindra yang memperoleh suara 11 – 12% mengklaim, tidak ada Jokowi Effect, yang ada Prabowo Effect. Pertanyaan saya, memangnya Prabowo yang membuat Jokowi – Ahok menang di Pilkada DKI lalu?

Apabila Jokowi Effect tidak berpengaruh, lantas siapa yang membuat Jokowi – Ahok menang di Pilkada DKI lalu?

Jelas sekali ada upaya membentuk opini bahwa kemenangan Jokowi – Ahok di Pilkada DKI lalu bukan dipengaruhi faktor Jokowi semata, melainkan faktor Ahok yang tak dapat dihilangkan. Opini yang hendak dibangun oleh arsitek “Jokowi Effect tidak berpengaruh” adalah Jokowi tidak boleh dipisahkan dari Ahok. Seolah, sang arsitek ingin mengatakan : Tanpa Ahok, Jokowi Tak Akan Menang di Pilpres 2014.

Dari sini sudah terlihat siapa yang bermain. Adalah Ahok yang memang tengah mengincar kursi Cawapres Jokowi yang bermain dalam isu di The Jakarta Post.

Apabila kita runut pemberitaan The Jakarta Post sebelumnya mengenai situasi internal PDIP, terlihat jelas adanya peran kelompok Ahok.

[caption id="attachment_319918" align="aligncenter" width="602" caption="The Jakarta Post, 4 April 2014"]

13974493461891053175
13974493461891053175
[/caption]

Lihat link URL berita ini.

[caption id="attachment_319919" align="aligncenter" width="502" caption="The Jakarta Post, 4 April 2014"]

13974493862123756867
13974493862123756867
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun