Mohon tunggu...
Ratri Puspita
Ratri Puspita Mohon Tunggu... Freelancer - Lifelong learner, Volunteer with Heart, Passionate about writing and blogging, Addicted to books,

@ratweezia, gowritingyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

JNE: Geliat Dua-Empat

15 November 2014   19:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temali Panjang Pengalaman

Bahagia, deg-degan, was-was, tak sabar, semua rasa itu campur aduk ketika menanti sebuah paket dari Jakarta. “Paket keramat”, demikian saya menyebutnya, karena bagi saya paket tersebut sungguh berarti. Barang di dalamnya merupakan buah impian selama ini. Menanti kedatangannya, harap-harap cemas dibuatnya, karena takut terjadi sesuatu di perjalanan. Rasanya pengin menelepon pihak penyelenggara hanya untuk memastikan paket tersebut mau dikirim pakai jasa ekspedisi apa sekaligus request ini-itu supaya kemasan paketnya aman di perjalanan. Saya hanya tidak ingin terjadi apa-apa. Rewel banget ya?!

Lelah bergulat dengan berbagai rasa, lambat laun saya memilih untuk semeleh saja. Niat menghubungi pihak penyelenggara diurungkan secara sadar. Energi yang lebih condong ke arah negatif, saya giring supaya berubah positif dengan jalan mendaraskan doa pribadi. Dan, sesuatu dalam diri saya mengatakan, “Kalau, toh, memang rezeki kamu, barang itu pasti akan sampai dengan selamat dan nggak bakal kenapa-napa. Awet dan bisa jadi teman menulismu.”

Sejak diumumkan sebagai pemenang pertama sebuah kompetisi menulis, saya senang bukan kepalang. Senangnya dobel. Bagaimana tidak? Pertama, saya bisa menyisihkan para kompetitor yang tentunya lebih berpengalaman sekaligus mumpuni dibanding saya. Kedua, hadiah yang bakal didapat nantinya adalah sebuah gawai impian. Saya bermimpi dan berharap, suatu saat nanti bisa memiliki gawai tersebut untuk mempermudah aktifitas kepenulisan saya. Dan, ya, endingnya sudah kelihatan bukan? Semesta mengamini dan Sang Pencipta menganugerahi…

Suatu pagi di hari Sabtu, pertengahan bulan September 2014, datang seorang kurir sembari membawa sesuatu berukuran cukup besar. “Paket keramat” itu datang! Girang hati saya karena barang yang ditunggu-tunggu akhirnya ada di depan mata. Sekaligus saya terkejut. Lhadalah! Pakai diantar mobil JNE segala! Wow! Seingat saya dan seumur-umur dapat kiriman paket, baru kali ini diantar pakai kendaraan roda empat. Biasanya Pak Kurir naik sepeda motor.

Bagi saya hal itu nggak biasa. Untuk mencapai tempat tinggal saya, kurir harus memasuki gang mungil yang hanya muat melahap satu mobil. Belum lagi medannya yang turun dengan jalanan kampung yang sempit dan belak-belok. Butuh skill dan kesabaran sang pengemudi agar bisa menjangkau rumah saya. Orang Jawa bilang, rekasa tenan “menderita betul”. Dan apa yang telah dilakukan oleh kurir JNE tersebut sungguh saya apresiasi. Bisa saja, kan, pihak JNE menghubungi saya (lewat sms atau telepon) dan meminta ketemuan di mulut gang untuk serah terima paket. Nyatanya, diantar sampai rumah lho! Terima kasih banyak.

Seperti harapan saya, ketika paket dibongkar, terlihat bila packagingnya benar-benar aman. Dus berisi gawai dimasukkan ke dalam container plastik merchandise dari penyelenggara, lalu dibungkus pakai plastik JNE, dan bagian terluar dilindungi kayu sehingga kalau ketumpukkan barang berat di atasnya tidak langsung menekan si gawai tercinta. Napas lega pun menghambur ke udara. Puji Tuhan, gawai tersebut memang rezeki saya. Hingga saat ini kondisinya sehat-sehat saja. Dan paket gawai tersebut menjadi paket kayu kedua yang pernah diterima, setelah paket pertama di awal tahun 2013.

Usut punya usut, pihak penyelenggara mengirimkan gawai tersebut menggunakan layanan spesial JNE sebab barang yang dikirimkan nilainya kurang lebih sepuluh kali dari ongkos kirim. Nilai barang dalam currency Rupiah dicantumkan pada resi dan dalam proses pengiriman dilindungi packing kayu. Pantas saja perlakukannya berbeda dengan pengiriman paket biasa. Ya, namanya juga paket spesial.

[caption id="attachment_375586" align="aligncenter" width="300" caption="Packing Kayu untuk Bungkus Gawai (Kanan) dan Plastik Pembungkus Paket JNE (Kiri). Foto: Dokumen Pribadi Ratri Puspita"][/caption]

[caption id="attachment_375606" align="aligncenter" width="300" caption="Asuransi Untuk Barang Berharga. Sumber: http://www.jne.co.id/index.php?mib=produk.detail&id=2008081110220410&lang=IN"]

14160319711255873339
14160319711255873339
[/caption]

Bukan satu-dua kali saja saya mendapat paket hadiah yang dikirim lewat jasa JNE. Dari sejumlah resi yang terkumpul, saya beberkan barang-barang yang pernah diterima dan dikirim lewat jasa kurir JNE: buku (18 kali), dokumen dan sejenisnya (3 kali), merchandise (1 kali), gawai (1 kali), produk fashion (1 kali), dan kosmetik (2 kali). Paket-paket tersebut datang dari daerah DKI Jakarta (24 kali) dan daerah di Jawa Timur (2 kali). Keduapuluhenam paket tersebut dikirim menggunakan jenis layanan REG (buku, dokumen, merchandise, gawai, dan kosmetik), YES (buku), dan OKE (buku). Adapun sampai ke tangan penerima pagi (paket gawai, diantar pakai mobil) dan sore hari, antara jam 15:17-18:42 (paling sore). Lengkap, kan, catatan saya? Hahahaha.

Kurang afdal rasanya kalau cuma cerita pengalaman terima paket via JNE saja.Jangan salah, saya pun punya punya pengalaman mengirimkan paket lewat jasa JNE. Memang tidak sebanyak dengan penerimaan, karena saya terhitung orang yang jarang kirim paket. Dari Januari-November 2014 saja, saya hanya kirim dua paket saja, yakni ke Batul dan Batam. Berikut saya ceritakan pengalaman kirim paket pakai jasa JNE. Dua cukup, kan? Semoga kedua kisah tersebut bisa mewakili saya bercerita mengapa pilihan dijatuhkan kepada JNE.

Kiriman pertama ditujukan untuk kawan saya yang berdomisili di Bantul. 28 April 2014 lalu, ceritanya kami berdua kecipratan rezeki dari sebuah penerbit ternama yang mengadakan giveaway Hari Buku Dunia. Hadiahnya berupa sepasang novel Korea. Berhubung saya yang aktif ikut dalam kuis tersebut, maka hadiah dikirim ke rumah saya lebih dulu. Setelah itu, giliran saya mengirimkan sebuah ke partner kuis. Tanggal 3 Mei 2014, paket telah saya terima dengan selamat.

Selanjutnya, buku yang masih tersegel plastik itu pun kubungkus dengan kertas kado motif Teddy Bear warna pink bernuansa birthday dan kuberi kartu ucapan selamat ulang tahun. Setelah terbungkus rapi, hunting jasa pengiriman barang yang harganya cocok di dompet dilakukan. Googling dan checking sana-sini, akhirnya saya putuskan memakai jasa JNE. Dari hasil checking di website JNE, kirim paket ke Bantul cukup keluar duit Rp4.000 saja! Bersahabat bangetlah dengan kantong saya yang lagi kena musim kemarau panjang. Hari Senin, 10 Mei 2014, jam 13:49, hadiah giveaway sekaligus kado ulang tahun dari saya terbang ke Bantul lewat agen JNE Kopma UGM. Semoga suka sama novelnya ya, kawan!

[caption id="attachment_375590" align="aligncenter" width="300" caption="Tarif Yogyakarta-Bantul Cuma Rp4.000. Murah Tenan! Sumber: http://www.jne.co.id/index.php?mib=tariff&lang=IN"]

14160303322086663798
14160303322086663798
[/caption]


Kisah kirim mengirim berikutnya ketika dapat order kirim dokumen untuk adik tercinta. Bulan Agustus 2014 lalu, adikku yang pertama resmi diterima bekerja dan penempatan di Batam. Selang beberapa hari kemudian, dia minta agar dokumen pribadinya dikirim ke Batam. Requestnya komplet, termasuk jenis kirimannya: pakai JNE Yes. “Your wish is my command, Sir” Alamat lengkap diberikan via e-mail dan pada hari Senin, 25 Agustus 2014, jam 14:49, dokumen tersebut dikirimkan dengan makan biaya Rp57.000. Puji Tuhan, paket dokumen tersebut telah diterima dengan baik.

[caption id="attachment_375600" align="aligncenter" width="300" caption="Tarif Kirim Dokumen JNE "YES" ke Batam. Sumber: http://www.jne.co.id/index.php?mib=tariff&lang=IN"]

14160313931763772847
14160313931763772847
[/caption]

Pengalaman mengirim dan menerima paket dari JNE ibarat membentuk temali pengalaman yang panjang. Dari pengalaman itu terbit chemistry antara saya dengan JNE dan saya menjadi bagian dari 24 tahun perjalanan JNE melayani masyarakat. Berkali-kali kurir JNE merapat ke rumah, membuat saya hafal dengan suara motornya. Bahkan, saya sampai menyimpan nomor handphone kurir JNE di dalam phonebook handphone saya jika sewaktu-waktu dihubungi, saya gampang mengenali.

Adik kedua saya pun memercayakan pengiriman paketnya menggunakan jasa JNE. Tiap kali dimintai tolong oleh Oom yang tinggal di Jakarta untuk membelikan sesuatu, pasti kirimnya lewat JNE. Pun, ketika mengirim barang dagangan di online shop, adikku juga mengandalkan jasa JNE. Uniknya, kami berdua memiliki langganan agen yang berbeda. Saya pilih ke agen Kopma UGM yang lebih dekat dan bisa dijangkau naik angkutan umum, sedangkan adik lebih suka ke agen yang ada di Jalan Kusbini. Meski berbeda, tujuan kami tetaplah sama: JNE.

Dua-Empat Kian Bergeliat

Seandainya saja Bapak Soeprapto Suparno tidak memberi kesempatan kepada Bapak Johari Zein, mungkin tiada kapal berbendera JNE yang telah berlayar mengarungi samudra bisnis courier service hingga 24 tahun lamanya dan tumbuh menjadi perusahaan yang disegani. Dan seandainya dulu Bapak Johari Zein tidak berani menerima tawaran dari Bapak Soeprapto Suparno, bisa jadi saya tidak akan menerima paket yang dibungkus plastik berlabel JNE.

Bermula dari kepercayaan Bapak Soeprapto Suparno, owner PT. Titipan Kilat (TIKI) tahun 1990 silam, Bapak Johari Zein mendirikan PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dengan tujuan menggarap pasar internasional yang sedang tumbuh dan menciptakan peluang menjanjikan. Berbekal tekad kuat dan pengalaman bertahun-tahun menangani bisnis ekspedisi, Bapak Johari Zein kemudian membangun jaringan dan bisnis pengiriman internasional. Untuk memudahkan laju bisnisnya, PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) rebranding menjadi JNE seperti yang dikenal masyarakat hingga saat ini. Perjalanan hidupnya yang inspiratif, terbabar di dalam novel bertajuk “Menjadi Djo” karya Dyah Rinni dan diterbitkan Mei 2014 oleh Gramedia Pustaka Utama.

JNE membagi dirinya menjadi beberapa divisi: express, logistic, money remittance, dan airport greeting service. Divisi express konsentrasi menangani pengiriman paket dan dokumen di dalam dan ke luar negeri, divisi logistic berperan melayani pengiriman cargo, divisi money remittance bergerak di bidang pengiriman uang, dan divisi airport greeting service memberikan layanan “tinggal tahu beres” di bidang akomodasi.

Tumbuh menjadi pemain lokal yang disegani, tidak lantas menjadikan JNE berpuas diri. Banyaknya pemain yang sama-sama ingin menggarap ladang bisnis courier service mendorong JNE mau tidak mau harus berpikir kreatif lagi inovatif. Kompetitor tidak hanya datang dari pemain lokal saja, tetapi juga dari luar negeri. Mereka (kompetitor luar negeri) merupakan perusahaan asing yang telah settle dan memiliki jejaring kuat. Tantangan bagi JNE adalah…

What The Next’s Big Thing”?

Jawabannya ada pada dua produk JNE yakni JESIKA (Jemput Asi Seketika) dan PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara).

JESIKA merupakan buah inovasi JNE yang menyasar pada pelanggan ibu-ibu menyusui. Launching pada tanggal 31 Januari 2014 di Sheraton Mustika Resort & Spa Yogyakarta, kehadiran JESIKA merupakan wujud dukungan JNE terhadap program pemberian ASI eksklusif. Daripada ibu capai bolak-balik rumah-kantor PP, lebih baik ASIPnya dikirim pakai jasa kurir. Tersedia tiga paket langganan: harian, mingguan, dan bulanan. Untuk menjaga kualitas ASI, pihak JNE menyediakan tas berpendingin khusus. Meski layanan tersebut baru bisa dinikmati di area Jakarta, bolehlah kita berharap, pada momen ulang tahun ke-24 ini, JESIKA bisa melayani para ibu menyusui di seluruh Indonesia. Ayo, dong, diamini…

[caption id="attachment_375608" align="aligncenter" width="300" caption="Layanan JESIKA. Sumber: http://www.jne.co.id/index.php?lang=IN"]

1416032074881362676
1416032074881362676
[/caption]

Big Thing” kedua adalah saat ini JNE tengah menggarap pasar oleh-oleh yang diberinama PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara). PESONA hadir sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi JNE dalam menjawab kerinduan masyarakat akan makanan oleh-oleh khas daerah yang ingin dinikmati tetapi lokasi jualnya jauh dari jangkauan.

Jenis makanan yang ditawarkan beragam, seperti lempuk durian Pontianak, wedang uwuh Yogyakarta, Bakpia Yogyakarta, pie susu Bali, bandeng duri lunak Semarang, batagor Bandung, cireng Bandung, tape ketan Magelang, kacang mete goreng Solo, cheese roll Bandung, kopi Medan, bolu Medan, pempek Palembang, maupun Rendang Padang.

Selain yang telah tersebut di atas, tentunya masih banyak pilihan yang bisa anda menemukan makanan yang ingin dicicipi di website resmi PESONA. Cari makanan oleh-oleh berdasarkan nama daerah, pesan, dan makanan akan diantar sampai ke rumah. Namun, apabila makanan yang diinginkan ternyata belum tersedia, jangan khawatir, anda tetap bisa mendapatkannya melalui layanan PESONA “Suka-Suka”. Kirim saja data lengkap mengenai oleh-oleh yang dimaksud ke http://pesonanusantara.co.id/id/, makanan akan dikirim ke rumah.

PESONA, lezat dari seluruh Indonesia, diantar sampai rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun