Mohon tunggu...
Ratna Winarti
Ratna Winarti Mohon Tunggu... Penulis - Students who don't want to disappear from civilization

Just writing rather than silence!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melihat "Tuhan" dari Perspektif Sejarah: Dalam Buku "A History of God: 4000 Year Quest of Judaism, Christianity, Islam"

21 September 2020   09:00 Diperbarui: 27 Mei 2021   13:19 2122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya orang Kristen mempercayai Yesus sebagai Tuhannya. Dan mengenai kontroversi kematian Yesus, masih banyak pro kontra didalamnya. Tetapi, Paulus telah meyakini bahwa Yesus telah menderita dan wafat "demi dosa-dosa kita".

Pada sekitar tahun 1800-an, terjadi suatu konflik yang tajam antara orang Yahudi dengan orang Kristen yang enggan untuk menaati dan mempercayai Kitab Taurat. Dimana bermula pada suatu anggapan bahwa orang Kristen dianggap sebagai cabang dari Yudaisme pada masa kekaisaran Romawi. 

Namun, orang Kristen memberikan penjelasan dan menolak bahwa mereka bukan lagi anggota Yudaisme atau Sinagoga (tempat ibadah orang Yahudi). Oleh karena itu kaum Kristen dianggap sebagai penghianat yang berdosa besar sebab telah meninggalkan kepercayaan leluhurnya, dan disitu pula terdapat kebenciaan kaum Yahudi terdahadap kaum Kristen.

Seiring berjalannya waktu, Kristen telah menjadi salah satu Agama yang penting di kekaisaran itu dan adanya rencana untuk membangun sebuah Gereja Agung disana, hinjgga pada akhirnya Kaisar Konstanti tertarik dan masuk dalam agama Kristen hingga tahun 312. Sejak saat itu Kristen dilegalisasi di tahun berikutnya dan pemeluknya dapat bebas beribadah dan bermasyarakat.

Sekitar tahun 320 M, mulai masuklah berbagai pemikiran mengenai teologis yang bergejolak di gereja gereja Mesir, Asia Kecil, dan Siria. Hingga ada suatu pemikiran penuh kontroversi mengenai Tuhan yang abadi hanyalah sang Bapa, sedangkan Sang Putra hanyalah sementara. Dimana kontroversi yang sedang terjadi tersebut membuat Kaisar Konstanti merasa terganggu dan turun tangan untuk membahas permasalah itu dengan para uskup di Nicacea, kawasan Turki modern. 

Dan pembahasan tersebut menghasilkan ketetapan sebuah doktrin Kristen secara resmi untuk pertama kalinya. Bahwa Kristus bukanlah hanya makhluk, dan Sang pencipta dan Sang Penebus itu hanya ada satu atau monotheisme. Tidak berakhir di doktrin itu saja namun, masih banyak perdebatan lain mengenai Sang Pencipta, hingga membuat orang-orang Kristen kebingungan dan ragu dengan kebenaran yang ada. 

Sehingga munculah konsep yang belakangan ini kita kenal dengan konsep "Trinitas" yaitu, bahwa ada tiga Tuhan sebagai sumber kepercayaan kaum Kristen: Tuhan Bapa, Tuhan Putra, dan Roh Kudus. Namun, Trinitas ini hanya bisa dipahami sebagau sumber spiritual saja dalam artian: ia harus dipahami, bukan dipikirkan, sebab tuhan itu berada diluar jangkauan akal pikiran manusia.

Selanjutnya, sejarah mencatat pada sekitar tahun 610 M, muncul sosok Muhammad (Nabi Muhammad saw.). Dimana dijelaskan bahwa beliau yang tidak pernah membaca Alkitab tiba-tiba mengalami sebuah kejadian di Gua Hira, ketika melakukan penyendirian spiritual selama bulan Ramadhan (dijelaskan bahwa hal semacam ini selalu di lakukan oleh orang jazirah Arab saat Ramadhan). 

Saat malam ketujuh belas Ramadhan Muhammad merasa dirinya telah dibangunkan dari tidur dan merasa dirinya didekap oleh ilahiah yang luar biasa hebat. Dan puncaknya ketika ada satu malaikat yang hadir dan menampakan dirinya serta memberikan suatu perintah yang berbunyi: "Bacalah! (Iqra')". Itulah salah satu Firman Tuhan yang diberikan kepada Muhammad yang disampaikan dengan bahasa arab, dan nantinya akan melahirkan Al-Qur'an sebagai kitab suci agar disampaikan kepada kaumnya Nabi Muhammad (saw.)

Di dalam buku karyanya, Karen Armstrong menjelaskan secara deskriptif dan lugas mengenai kisah-kisah luar biasa yang terjadi terhadap Nabi Muhammad (saw.) hingga masa kenabiaannya. Terdapat poin dimana Keren mendeskripsikan Nabi Muhammad (saw.) sebagai "Seseorang jenius yang sangat luar biasa", sebab Nabi Muhammad (saw.) telah berhasil menyatukan hampir berbgai suku dipenjuru Arab menjadi sebuah komunitas yang baru (ummah). 

Baca juga : Tuhan Tahu Pilihan Apa yang Terbaik untuk Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun