Kini aku dapat melihat sepasang mata kecilnya. Matanya berkaca-kaca. Aku segera meraih tas hitam kecilku. Sehelai tisu di tanganku. Kusodorkan tisu putih itu padanya. Kepalanya bergeleng.
Satu, dua, tiga.
Tepat tiga tetes air mata mengalir. Tiga tetes air mata, apakah itu tanda perasaannya. Mungkin saja setiap tetes memiliki makna. Pertama, untuk rasa penyesalannya. Kedua, untuk rasa kesedihannya. Dan yang terakhir, untuk rasa kebebasannya. Ya, kini dia telah bebas. Hari ini berakhir sempurna baginya.
*********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H