Sidratul Muntaha: Batas dari Segala Batas
Ketika kami sampai di Sidratul Muntaha, aku tahu tugasku selesai di sini. Tempat ini adalah batas di mana segala makhluk berhenti, kecuali Muhammad . Aku menyaksikannya melangkah ke dalam kehadiran Ilahi, membawa harapan dan doa umat manusia. Saat beliau kembali, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Cahaya yang lebih terang, tetapi lembut. Sebuah amanah yang lebih besar, tetapi disampaikan dengan penuh cinta. Aku mendengar beliau berbicara tentang shalat, hadiah yang akan menjadi jembatan antara manusia dan Tuhannya.
Kembali dengan Rasa Syukur
Perjalanan pulang terasa berbeda. Langit malam yang sama kini tampak lebih bermakna. Aku, Buraq, yang diciptakan untuk tugas ini, merasa menjadi makhluk paling beruntung. Aku membawa manusia paling mulia, menyaksikan keajaiban yang tak terlukiskan, dan kembali dengan hati yang penuh rasa syukur.
Bagiku, Isra Miraj adalah bukti bahwa ketaatan kepada Allah adalah segalanya. Malam itu mengajarkanku bahwa kebesaran bukanlah tentang kecepatan atau kekuatan, tetapi tentang bagaimana kita menjadi bagian dari rencana-Nya.
Dan kini, aku menunggu. Mungkin untuk tugas lain, atau mungkin hanya untuk mengenang malam di mana aku menjadi saksi keagungan terbesar yang pernah terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI