Mohon tunggu...
Sri Hidayati
Sri Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana UM Sumatera Barat

Berkarya dengan pena, menembus dunia, meraih ridha Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah dan Spirit Ramadhan: harmoni dalam Kebijakan pendidikan

19 Januari 2025   11:44 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabannya ada pada pendekatan yang lebih fleksibel. Guru perlu memahami kondisi psikologis siswa selama Ramadhan dan menyesuaikan metode pengajaran. Misalnya, kegiatan belajar mengajar dapat dimulai dengan refleksi singkat tentang nilai-nilai Ramadhan atau diskusi ringan yang melibatkan partisipasi siswa.

Kebijakan Pendidikan yang Adaptif

Opsi pengurangan jam belajar selama Ramadhan adalah langkah yang baik, tetapi harus diiringi dengan kebijakan pendidikan yang lebih adaptif.

  1. Penyesuaian Kurikulum:
    Materi pelajaran harus dirancang agar lebih ringkas dan fokus pada inti pembelajaran. Jangan sampai siswa merasa terbebani dengan tugas-tugas tambahan yang tidak relevan.

  2. Peningkatan Keterlibatan Orang Tua:
    Sekolah perlu berkolaborasi dengan orang tua untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan bimbingan belajar di rumah. Ini bisa dilakukan melalui program edukasi orang tua atau pembagian materi belajar tambahan.

  3. Kegiatan Non-Akademik yang Mendukung:
    Sekolah bisa mengisi waktu dengan kegiatan yang memperkuat karakter siswa, seperti kajian keislaman, program berbagi, atau perlombaan yang relevan dengan nilai-nilai Ramadhan.

Menciptakan Harmoni dalam Tantangan

Ramadhan adalah waktu untuk merenung dan memperbaiki diri. Kebijakan pendidikan selama bulan suci ini juga harus menjadi refleksi dari nilai-nilai tersebut.

Pengurangan jam belajar hanyalah satu bagian dari solusi. Harmoni yang sejati hanya bisa tercapai jika semua pihak---siswa, guru, orang tua, dan pemerintah---bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Akhirnya, pendidikan selama Ramadhan bukan hanya soal mengejar nilai akademik, tetapi juga soal membentuk generasi yang tangguh, sabar, dan berakhlak mulia. Generasi yang mampu menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan sekadar alat untuk mengejar dunia.

Dan bukankah itulah tujuan utama dari pendidikan yang sejati? Harmoni antara ilmu dan iman. Antara dunia dan akhirat. Antara sekolah dan spirit Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun