Mohon tunggu...
Ratna Puspitasari
Ratna Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Matematika UNISSULA

Saya tertarik dengan menulis, membahas hal yang berkaitan dengan Matematika, karir, gaya hidup, buku, dan literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnomatematika: Penerapan Kebudayaan Suku Dayak Kenyah sebagai Salah Satu Inovasi dalam Pembelajaran Matematika

15 Januari 2023   10:43 Diperbarui: 15 Januari 2023   10:58 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rotasi yang ditemukan pada lavung, lekuq lengen, uleng inoq, dan kirip kemudian diabstraksi secara matematis. Titik (, ) dirotasikan 90 searah jarum jam dengan pusat rotasi titik (0,0) maka bayangannya adalah titik (,). Titik (, ) dirotasikan 90 berlawanan arah jarum jam dengan pusat rotasi titik (0,0) maka bayangannya adalah titik (, ). Titik (, ) dirotasikan 180 dengan pusat rotasi titik (0,0) maka bayangannya adalah titik (,).

Jenis transformasi yang keempat adalah dilatasi. Dilatasi merupakan salah satu jenis transformasi geometri yang dapat mengubah ukuran gambar. Dilatasi membutuhkan titik pusat dan faktor skala. Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar [33]. Pada pakaian adat suku Dayak Kenyah, dilatasi ditemukan pada lavung dan uleng inoq. Gambar 5 merupakan dilatasi yang ditemukan pada uleng inoq.

Dilatasi yang ditemukan pada lavung dan uleng inoq kemudian diabstraksi secara matematis. Dilatasi titik (, ) dengan faktor skala dengan titik pusat titik (0,0) maka koordinat bayangannya adalah (, ). Jika > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pembesaran dan jika 0 < < 1 maka dilatasi termasuk ke dalam pengecilan.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat menerapkan etnomatematika seperti pembahasan sebelumnya yaitu pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, dan masyarakat.

Dalam pendekatan kontekstual terdapat komponen yang menjadi karakteristik dari pendekatan kontekstual itu sendiri. Trianto, (2011) menuliskan bahwa ketujuh komponen tersebut yaitu, konstruktivisme (contustivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan penelitian autentik (authentic assessment). Selain itu, sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan prinsip tersebut dalam pembelajarannya. Dari pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa pendekatan kontektual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guna menciptakan proses pembelajarannya yang bermakna.

Selanjutnya dari ketujuh karakteristik yang dimilki oleh pendekatan kontekstual maka munculah langkah-langkah yang harus diterapkan diantaranya, (1) Invitasi, yang memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut. (2) Eksplorasi, dimana siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterprestasian data dalan sebuah kegiatan yang telah dirancang guru. (3) Penjelasan dan solusi, siswa diharuskan memberikan penjelasan-penjelasaan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya. (4) Pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keteraampilan, berbagai informasi dan gagasan.

Beberapa inovasi pembelajaran yang bisa diajarkan kepada siswa sebagai contoh, siswa diajak melakukan pembelajaran diluar kelas dimana siswa dilatih untuk mengamati, menganalisis dan kemudian menyimpulkan. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah berupa observasi lapangan atau kunjungan ke beberapa tempat pelestarian budaya, kemudian  siswa diberikan tugas berupa projek secara berkelompok lalu siswa dalam tugasnya diperintahkan untuk mengamati berbagai macam budaya yang ada kebudayaan suku Dayak Kenyah yang berhubungan dengan Etnomatematika. Setelah melakukan pengamatan tersebut siswa diharuskan mengidentifikasi hasil pengamatan yang telah dilakukan. Dalam proses identifikasi tersebut siswa dilatih untuk berpikir kritis sehingga meningkatkan penalaran yang ia miliki. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan yaitu menarik kesimpulan yang bisa berbentuk laporan atau juga bisa dalam bentuk siswa membuat sebuah inovasi pengembangan budaya yang mereka amati dengan berbagai bahan yang bisa dapat ditemukan disekitar mereka.

(Ratna Puspitasari, Fatchul Huda, dan Erik Natalia. Mahasiswa Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung. Dengan Ibu Nila Ubaidah, S. Pd., M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Etnomatematika, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung)

Referensi : 

Badan Pusat Statistik. (2022). Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Sederajat Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2020-2022. https://www.bps.go.id/indicator/28/1342/1/angka-partisipasi-kasar-apk-sma-smk-ma-sederajat-menurut-daerah-tempat-tinggal.html.

Budiarto, M. T. (2016). Etno-matematika: Sebagai Batu Pijakan untuk Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun