Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam (6) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan Kognitif,Bahasa,fisik motoric,social emosional,disiplin kemandirian dan moral nilai agama
Perkembangan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuanya tentang apa yang ia lihat, dengar,rasa raba ataupun melaluai panca idra yang ia miliki. agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. (UU. No 20 Tahun 2003). Dalam dunia pendidikan berbagai usaha peningkatan mutu pendidikan nasional terus-menerus diupayakan, antara lain melalui pelatihan dan meningkatkan kualitas guru, menyempurnakan kurikulum, serta meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan diharapkan akan tercetak manusia yang kreatif, produktif, inovatif mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran yaitu media yang termasuk dalam sumber belajar berupa alat. Peran media tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran. Media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga dapat merangsang terjadinya proses pembelajaran dalam diri siswa. Berbagai macam media pembelajaran telah diciptakan, diantaranya media gambar,balok,lost part miniatur grafis bagan/chart, video, computer, dll. Mengurutkan menyambungkan merupakan ketrampilan matimatika yang penting karena merupakan dasar untuk memahami berbagai hal tentang dunia di sekililing kita. Mengurutkan juga salah satu kegiatan yang mengembangkan kemampuan kognitif anak dimasa tahapan awal perkembangan mereka.
Menyadari pentingnya kegiatan pengembangan kognitif dalam kehidupan sehari-hari, maka pengenalan angka sudah ditanamkan sejak Anak Usia Dini. Namun pada kenyataannya anak menganggap matematika sebagai pelajaran yang sangat membosankan. Hal ini terjadi dikalangan guru dan siswa karena sifat matematika yang dinilai masih abstrak. Hal lain yang menimbulkan kebosanan siswa pada matematika yaitu proses pembelajarannya masih terpusat pada guru ( teacher oriented), sedangkan kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum Merdeka yang mengharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi pembelajaran matematika yang membosankan bagi Anak Usia Dini penulis menawarkan pembelajaran matematika melalui bermain kartu dengan  harapan pembelajaran lebih menyentuh bermakna untuk Anak Usia Dini karena dilakukan sambil bermain sehingga membantu mengembangkan dimensi kognitif anak.
Situasi belajar mengajar murid TK Wachid Hasyim khususnya pada kelompok B yang terdiri dari 16 siswa, 55% merasa bosan, terutama minat dan memahami mengurut ,membilang dan menyebut angka 1-20. Kurangnya minat mereka saat proses belajar karena pembelajaran yang monoton kurang adanya variasi. Dengan  timbulnya kesadaran untuk membenahi sistem pendidikan yang diterapkan pada siswa TK Wachid Hasyim maka berupaya memperbaiki untuk meningkatkan minat dan memahami mengurut ,membilang dan menyebut angka 1-20.
Pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas saya lakukan melalui pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus kemampuan anak dalam mengenal lambing bilangan 1-20 masih rendah dan masih banyak yang belum mampu. Kemudian saya melaksanakan penelitian siklus 1, anak berada pada kategori mulai berkembang, kemudian saya melanjutkan penelitian siklus II dimana anak didik saya mengalami  peningkatan yang pesat dan saya melakukan perbaikan pembelajarannya dan merubah media kartu angka untuk dijadikan bermain. Dan kemampuan anak didik saya pun mengalami peningkatan yaitu berada  dalam kategori berkembang sesuai harapan.  Â
Berdasarkan analisis data pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa bermain kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak mengenal lambing bilangan 1-20 pada kelompok B TK Wachid Hasyim Surabaya. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan yang diperoleh dari siklus I masih ada beberapa anak yang belum mampu setelah di lakukan penelitian siklus II hasilnya mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 55% menjadi 98%. Dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, secara umum kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 melalui bermain kartu angka sudah berhasil dapat meningkatkan minat dan semangat anak dalam belajar mengenal lambing bilangan 1-20.
Dalam penelitian Tindakan kelas yang saya lakukan, maka saya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan bermain dapat menstimulasi kemampuan anak mengenal lambing bilangan. Dan saya juga melihat antusias dan semangat anak -anak dalam pembelajaran mengenal lambing  bilangan melalui bermain kartu angka yang diberikan guru.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam (6) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan Kognitif,Bahasa,fisik motoric,social emosional,disiplin kemandirian dan moral nilai agama
Perkembangan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuanya tentang apa yang ia lihat, dengar,rasa raba ataupun melaluai panca idra yang ia miliki. agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. (UU. No 20 Tahun 2003). Dalam dunia pendidikan berbagai usaha peningkatan mutu pendidikan nasional terus-menerus diupayakan, antara lain melalui pelatihan dan meningkatkan kualitas guru, menyempurnakan kurikulum, serta meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan diharapkan akan tercetak manusia yang kreatif, produktif, inovatif mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran yaitu media yang termasuk dalam sumber belajar berupa alat. Peran media tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran. Media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga dapat merangsang terjadinya proses pembelajaran dalam diri siswa. Berbagai macam media pembelajaran telah diciptakan, diantaranya media gambar,balok,lost part miniatur grafis bagan/chart, video, computer, dll. Mengurutkan menyambungkan merupakan ketrampilan matimatika yang penting karena merupakan dasar untuk memahami berbagai hal tentang dunia di sekililing kita. Mengurutkan juga salah satu kegiatan yang mengembangkan kemampuan kognitif anak dimasa tahapan awal perkembangan mereka.