Hubungan aku dan Pak Deno semakin dekat karena aku selalu dibimbing dan di latih demi mempersiapkan Olympiade menuju tingkat Provinsi. Aku sering di puji bahakan di kasih coklet olehnya.
Olympiade Matematika tingkat Provinsi akan dilaksanakan hari senin besok. Aku ke Jakarta di temani Pak Deno menuju Jakarta. Setiba di sana aku beristirahat di hotel sambil menunggu hari esok. Terngiang ada yang mengetuk pintu kamar, aku pun menghampirinya.
"Eh, Bapak...,, ada apa Pak? Sudah malam Bapak belum tidur?".
"Sebelum tidur Bapak akan menjelaskan dan mengingatkan kembali materi-materi yang sudah bapak ajarkan".
Aku pun mempersilahkan Pak Deno masuk ke kamar. Aku dan Pak Deno duduk berdampingan, aku mendengarkan dan memperhatikan apa yang sedang dijelaskan. Akan tetapi Pak Deno bersikap aneh terhadapku. Tanganku di pegang dan aku dibelai-belai serta disandarkannya tubuhku.
"Pak jangan Pak!Pak istigfar, jangan Pak...,,," Ucapku sambil ketakutan.
Entah setan apa yang masuk pada tubuh Pak Deno, aku pun tak berdaya dan tak bisa apa-apa. Satu jam belalu kemudian aku pun pergi dari hotel dan menghubungi keluarguku serta Kepala Sekolah. Aku menceritakan apa yang telah terjadi, keperawananku hilang ulah Pak Deno. Keluargaku menjeputku dan melaporkan kasus ini ke polisi. Polisi akan berupaya mencari keberadaan Pak Deno.
Setelah tertangkapnya Pak Deno, Polisi menghubungi keluargaku dan menjebloskan Pak Deno ke kamar jeruji besi. Keluargaku meminta Pak Deno menikahiku. Istri Pak Deno juga sangat setuju dan dia mengizinkan aku untuk menikah dengannya, begitu pun Pak Deno.
Pernikanku dilaksanakan besok pagi Pukul. 08.00 di kantor polisi. Semua keluargaku dan istri Pak Deno hadir di kantor Polisi, selang sebentar datanglah Bapak Penghulu. Kami semua menunggu di ruangan depan. Polisi pergi ke belakang untuk memanggil Pak Deno menuju kamar tahanan.
Sangat mengejutkan sekali untuk semuanya. Tak tahu apa penyebabnya? Sungguh mengerikan. Ternyata Pak Deno sudah tergeletak tak bernyawa di dalam jeruji besi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H