Mohon tunggu...
Ratnaningsih
Ratnaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu rumah tangga dari Kab. Lamongan

Suka membaca dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

6 November 2022   14:30 Diperbarui: 6 November 2022   14:45 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ratnaningsih, S.Pd.,M.Pd.

CGP Angkatan 5 

Kabupaten Lamongan

Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.

Buatlah Kesimpulan Tentang Apa Yang Dimaksud Dengan 'Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya' Dan Bagaimana Anda Bisa Mengimplementasikannya Di Dalam Kelas, Sekolah Dan Masyarakat Sekitar Sekolah

SIMPULAN MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Sekolah adalah Ekosistem

Jika diibaratkan sebagai ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interakasi antara faktor biotik dan abiotik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis

Faktor/ Unsur biotik terdiri dari:

  • murid,
  • kepala sekolah, guru,
  • staf/ tenaga kependidikan,
  • pengawas sekolah
  • Orang tua
  • Masyarakat sekitar
  • Dinas terkait
  • Pemerintah daerah

Faktor/ unsur abiotik terdiri dari:

  • Bangunan
  • Sarana prasarana
  • Lingkungan alam
  • Keuangan

dokpri
dokpri

Tujuh Aset / Modal dalam Sebuah Komunitas:

  • Modal Manusia
  • Modal Sosial
  • Modal Politik
  • Modal Agama dan Budaya
  • Modal Fisik
  • Modal Lingkungan/ Alam
  • Modal Finansial

IMPLEMENTASI DI DALAM KELAS, SEKOLAH DAN MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH

Aset yang dimiliki sekolah diidentifikasi dan diberdayakan secara optimal pemanfaatannya yntuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan.

Ketujuh aset sekolah dikelola dengan menggunakan pendekatan berbasis aset (aset based approach) demi mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid.

dokpri
dokpri

Beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak

KONEKSI DENGAN MODUL 1.1 FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

Pendidikan menurut KHD adalah proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dituntut untuk  melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid sesuai dengan kodratnya.

Dalam menuntun perilaku dan pertumbuhan kodrat anak, guru sebagai pendidik harus mampu mengelola sember daya yang dimiliki secara optimal, untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid dan memerdekakan.

KONEKSI DENGAN MODUL 1.2 NILAI  DAN PERAN GURU PENGGERAK

Dengan memperhatikan Nilai Guru Penggerak : Berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif. Dan Peran Guru Penggerak: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan  komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid, guru  harus mampu mewujudkan profil pelajar pancasila dengan memanfaatkan 7 aset (modal) yang dimiliki sekolah secara optimal.

Guru adalah bagian dari 7 modal atau aset utama yaitu modal manusia. Modal manusia yang dilengkapi dengan nilai guru penggerak akan mampu mejalankan perannya dengan baik, serta ditunjang oleh modal/ aset yang lainnya.

KONEKSI DENGAN MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus memiliki harapan di masa depan/ visi yang jelas. Visi disusun dengan menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA.

Dalam upaya mewujudkan visi  yang diinginkan dan melakukan proses perubahan, maka diperlukan dukungan  yang digunakan sebagai 'alat' untuk mencapai tujuan. Ibarat pelari, agar dengan mudah bisa mencapai garis 'finish', maka dibutuhkan alat sewaktu pelari tersebut berlatih.

Pengelolaan sumber  daya sekolah berperan sebagai 'alat' dalam upaya membantu untuk mewujudkan visi sekolah yang berpihak kepada murid.

KONEKSI DENGAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Salah satu tanggung jawab guru adalah menciptakan suatu lingkungan positif, yaitu lingkungan yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik, dari kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik, dan akhirnya karakter-karakter baik tersebut akan membentuk budaya positif.

Untuk dapat menciptakan lingkungan positif, salah satu strategi yang perlu ditinjau kembali adalah penerapan disiplin di sekolah.

Tujuan yang diharapkan oleh pendidik adalah mewujudkan murid yang memiliki disiplin diri, sehingga dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal  dan memiliki motivasi intrinsik.

Berkaitan dengan hal tersebut, sangat perlu untuk mengoptimalkan Modal Manusia yaitu guru  dalam mewujudkan lingkungan  positif. Berawal dari lingkungan positif tersebut pada akhrnya akan terwujud budaya positif.

KONEKSI DENGAN MODUL 2.1 MEMENUHI KEBUTUHAN MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah cara dalam pembelajaran yang berpihak pada siswa, sesuai dengan kesiapan belajar siswa dan profil belajar siswa yang unik dan berbeda pada masing-masing individu.

Dengan pengelolaan sumber daya / asset sekolah secara optimal, maka akan dapat terwujud pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan murid.

Memanfaatkan secara optimal lingkungan sekitar, sarana prasarana, seperti jaringan listrik, internet, dll guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi konten, proses dan produk dalam pembelajaran.

KONEKSI DENGAN MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Perkembangan kompetensi sosial dan emosional guru maupun murid dipengaruhi oleh pemanfaatan sumber daya/ aset sekolah secara optimal.  Hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.

Dengan terpenuhinya kebutuhan belajar dan ditunjang oleh lingkungan yang aman dan nyaman, maka akan dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being).

KONEKSI DENGAN MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Coaching merupakan suatu proses dimana seorang coach menuntuk coachee untuk menemukan ide, cara untuk mengatasi masalahnya untuk mencapai tujuannya. Paradigma berpikir coaching terdiri dari; fokus pada coachee/ rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching terdiri dari; kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

Kompetensi ini coaching antara lain; kehadiran penuh/ presense, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Pertanyaan-pertanyaan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA yang terdiri dari; tujuan, identifikasi, rencana aksi dan tanggung jawab. Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching terdiri dari; percakapan pra observasi, observasi dan pertanyaan pasca observasi.

Kegiatan coaching sangat diperlukan dalam rangka menggali potensi/ asset yang dimiliki sekolah. Agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pembelajaran yang berpihak kepada murid dan menyenangkan.

KONEKSI DENGAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan berpihak pada murid.  Keputusan yang diambil senantiasa memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal dan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Hal ini diperlukan pemanfaatan Modal Manusia yang optimal, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar.

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum:

Sebelum mempelajari modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya sering fokus pada kekurangan/ masalah dan mencari solusi bagaimana mengatasi kekurangan tersebut. Sehingga  akan banyak mengarah pada sikap pesimis, berpikir negatif dan kegagalan.

Sesudah:

Sesudah mempelajari Modul 3.2, saya berubah selalu berfokus pada aset/ potensi /kekuatan yang dimiliki. Sehingga akan banyak mengarah  pada sikap optimis, berpikir positif, dan yakin kesuksesan dapat diraih.  Untuk itu berupaya memaksimalkan pemanfaatan kekuatan untuk mencapai kesuksesan.

Klik link video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=nkJ8ubVJ8j8

Semoga bermanfaat

Salam Guru penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakkan.

#gurupenggerakangkatan5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun