Mohon tunggu...
Ratna Islamiati
Ratna Islamiati Mohon Tunggu... -

Hidup hanya sekali, jadi niatkanlah untuk lurus...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maya, Tuhan Pasti Izinkan Kau Bersuara

12 September 2011   01:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan pasti ijinkan anak ku berbicara

Sosok mungil itu tergeletak tanpa daya. Didampingi sang bunda tercinta, sosok itu menatap nanar hanya dengan kerjap mata hitamnya. Sesekali sang bunda mengelus kening kepala anak itu hanya untuk menenangkan dan memberikan sentuhan kekuatan pada putri kecilnya.

Maya, sosok mungil yang penuh kasih dan cinta.... Gadis kecil yang kerap menceriakan seisi ruang kelas ini dengan celoteh-celoteh tak beraturannya kini hanya terbaring lemah tanpa daya. Dan celoteh-celoteh indah nan riang itu kini terasa sepi. Hanya desah nafas berat Maya yang selingi senyapnya ruangan rumah sakit pagi ini.

Dokter memvonis Maya tidak akan mampu berbicara lagi. Pukulan amat menyakitkan untuk semua yang mencintai Maya dengan tulus. Namun sang bunda tak pernah menangis di depan Maya. Bunda selalu tersenyum bahagia dan selalu mengajak berbicara Maya dengan kalimat hati.

Seperti pagi ini, kertas berhamburan di mana-mana, berserakan di ruangan serba steril..., namun ruangan itu terlihat bernyawa. Karena suara-suara Maya hadir di tulisan itu. Aku mencintai tulisan penuh 'ruh.' Ku punguti dan ku rapikan lalu ku rangkai dan ku hadirkan di sini. Ya..., di lapak sederhana ini. Kan ku bagikan kepada kalian sahabat-sahabat terbaik ku. Bagaimana Maya sosok kecil itu berjuang melawan nikmat penyakit yang telah di hadirkan sang Pemilik kepada gadis mungil itu.

" Bunda, mengapa Maya tidak bisa berbicara? "

" Maya sayang, karena Tuhan menyimpan suara Maya di taman syurga di atas sana, untuk di perindah lagi, agar kelak Maya akan mampu berbicara dan bernyanyi dengan suara lebih merdu lagi."

"Tapi kenapa hanya suara Maya, Bunda... yang diperindah Tuhan? Suara Bunda dan suara Fara teman Maya kok, tidak ?"

"Karena Tuhan amat sangat mencintai gadis kecil bunda, karena Tuhan begitu sayang kepada Maya hingga setiap hal yang ada di tubuh mu sayang, akan selalu Tuhan perhatikan."

"Bunda, terima kasih telah menjaga Maya setiap hari, menemani Maya menulis dan bercerita."

***Rangkaian suara Maya dan Bunda yang terangkai menjadi suatu cerita ***

Aku yakin Tuhan akan selalu ijinkan gadis kecilku bersuara lagi. Entah itu di dunia ini atau mungkin di akherat kelak. Lupus tidak akan pernah membuatku berhenti untuk menemani Maya dalam melalui ini semua.

Sampai kapan pun akan ku temani Maya gadis kecilku melawan dan berjuang menghadapi nikmat dari Tuhannya. Karena yakinku inilah bentuk Rahim dan cinta sang Tuhan atas gadis kecilku.

Dan aku akan selalu bangga dan kuat bersama Maya melewati ini semua. Meski tiap detik aku harus di hadapkan dengan bulir air mata Maya yang keluar karena menahan perihnya kulit yang mengelupas. Dan aku akan selalu membelai rambut indahnya meski setiap hari rambut Maya semakin rontok. Dan aku akan selalu menulis dan menulis terus hingga jemariku berdarah hanya untuk menemani Maya bersuara....

Maya pesona cinta dalam suaraku

Maya pelangi kasih dalam duniaku

Maya gerimis kecil dalam hatiku Maya riuh suramu bagai burung gereja dalam telingaku Maya gemulai liuk jemarimu adalah pesona tersendiri dalam doa dan pintaku Maya meski Dokter membisiki ku usiamu hanya di ujung jemari bunda namun sayang usiamu abadi di jiwa ragaku Maya semoga Tuhan menjagamu dalam Rahman dan Rahim-Nya... **** Seperti apa yang diceritakan seorang sahabat pagi ini di Rumah sakit Bintaro Internasional. Untuk sahabatku Bunda Rachma, selamat berjuang...! Semoga Bunda dan Maya selalu dalam penjagaan-Nya

**** AL ****

Tulisan lain:

Kutitipkan Mata Ini Sebagai Penuntunmu…

Bebaskan huruf ” a “….

Ingin Bisa Menulis, Menulislah dengan Cinta

Sarjana Itu Lahir dari Balik Kemudi…

“Hey Kamu..! Ya Kamu Perempuan…”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun