Aku yakin Tuhan akan selalu ijinkan gadis kecilku bersuara lagi. Entah itu di dunia ini atau mungkin di akherat kelak. Lupus tidak akan pernah membuatku berhenti untuk menemani Maya dalam melalui ini semua.
Sampai kapan pun akan ku temani Maya gadis kecilku melawan dan berjuang menghadapi nikmat dari Tuhannya. Karena yakinku inilah bentuk Rahim dan cinta sang Tuhan atas gadis kecilku.
Dan aku akan selalu bangga dan kuat bersama Maya melewati ini semua. Meski tiap detik aku harus di hadapkan dengan bulir air mata Maya yang keluar karena menahan perihnya kulit yang mengelupas. Dan aku akan selalu membelai rambut indahnya meski setiap hari rambut Maya semakin rontok. Dan aku akan selalu menulis dan menulis terus hingga jemariku berdarah hanya untuk menemani Maya bersuara....
Maya pesona cinta dalam suaraku
Maya pelangi kasih dalam duniaku
Maya gerimis kecil dalam hatiku Maya riuh suramu bagai burung gereja dalam telingaku Maya gemulai liuk jemarimu adalah pesona tersendiri dalam doa dan pintaku Maya meski Dokter membisiki ku usiamu hanya di ujung jemari bunda namun sayang usiamu abadi di jiwa ragaku Maya semoga Tuhan menjagamu dalam Rahman dan Rahim-Nya... **** Seperti apa yang diceritakan seorang sahabat pagi ini di Rumah sakit Bintaro Internasional. Untuk sahabatku Bunda Rachma, selamat berjuang...! Semoga Bunda dan Maya selalu dalam penjagaan-Nya
**** AL ****
Tulisan lain:
Kutitipkan Mata Ini Sebagai Penuntunmu…
Ingin Bisa Menulis, Menulislah dengan Cinta