Mohon tunggu...
Ratna Islamiati
Ratna Islamiati Mohon Tunggu... -

Hidup hanya sekali, jadi niatkanlah untuk lurus...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sarjana Itu Lahir dari Balik Kemudi...

9 September 2011   00:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nama saya Suwito...orang banyak panggil saya dengan sebutan babeh Wito mungkin karena usia saya sudah sepuh dan mirip babeh hehehehe...," derai renyah dari bibir bapak tengah baya itu sejenak membuatku ikut merasa takjub. Sosok babeh yang di kenal dengan nama Suwito ini mampu membuatku terpukau.

Kesederhanaan dan pola pikir yang tidak 'neko-neko' tapi di balik itu semua babeh memiliki mimpi yang amat luar biasa, yaitu melahirkan sarjana-sarjana dari tangan kasarnya meski harus bergulat dan berjuang dengan kerasnya ibu kota.

"Meski kini anak-anak saya sudah lumayan kehidupannya namun entahlah mengapa saya justru tidak bisa meninggalkan profesi sebagai supir ini. Padahal semua anak saya sudah menyuruh saya istirahat namun saya bersikeras menolaknya. Saya bangga dan bahagia duduk di belakang kemudi ini. Ada kepuasan tersendiri jika saya bisa mengantarkan penumpang saya ke tempat tujuannya dengan selamat. Entah itu mereka yang bekerja atau yang sekolah. Dan yang paling membahagiakan buat saya lewat kemudi ini saya mampu mengantarkan anak-anak saya mendapatkan apa yang seharusnya mereka peroleh dari orang tuanya. Hanya itu saja mbak.... Saya ini hidup tidak mau 'neko-neko' yang penting bisa makan dan ketemu nasi lalu bisa bayar uang sekolah anak, itu sudah cukup."

"Sering saya prihatin melihat teman-teman sesama supir yang kadang perilakunya tidak perhatian terhadap keluarganya. Kerap saya sekedar menasehati dan mengingatkan. Syukurnya beberapa orang mengikuti nasehat saya. Pokoknya saya tidak mau jadi orang yang kacang lupa kulitnya dan tidak bersyukur.... Sampai akhir hayat saya, biar saya tetap di belakang kemudi ini. Karena inilah kebanggaan saya, dan saya bahagia dengan pekerjaan ini."

Obrolan sederhana itu tanpa sadar akhirnya menghentikan kami dan setelah metro itu penuh dengan penumpang melajulah metro itu dengan kecepatan sedang. Babeh Wito terlihat bahagia di belakang kemudinya mengantarkan kami, para penumpang sampai tujuan dengan selamat.

Sosok sederhana yang menginspirasiku pagi ini, adalah sosok tauladan yang patut kita tiru. Kebanggannya akan sebuah profesi tanpa harus melihat kedudukannya dari strata sosial, namun rasa bahagia dan nyaman mampu mencukupinya. Kegigihan dari seorang babeh yang sanggup mengantarkan semua buah hatinya menjadi sosok-sosok yang layak di banggakan dalam keluarga besar. Siapa yang akan menyangka sosok lelaki tua yang berperawakan kasar itu ternyata memiliki kebanggaan yang hampir segelintir orang sudah tidak memilikinya.

Rasa syukur akan sebuah nikmat, ditunjukkan oleh babeh Wito dengan keputusannya untuk tetap menyupir metro mini hingga akhir hayatnya. Meski semua anak-anaknya telah mampu membahagiakannya dan mencukupinya. Peningkatan status sosial keluarganya di dalam masyarakat, tidak membuatnya silau dan lupa dari mana dia berasal. Sosok sederhana yang amat memukau nuraniku. Dan pertanyaan sederhana kembali hadir di jiwaku...ya, mampukah aku seperti sosok babeh Wito?

Diakhir perjalanan tidak lupa aku sematkan sebuah puisi sederhana yang aku tulis di sebuah notes dan aku titipkan kepada sang kenek untuk di berikan kepada sang babeh, hanya sebagai ungkapan terima kasih telah berbagi kisah denganku....

"Sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan akhir, success is journey not a destination."

*** Berharap hari ini segala hal terlewati dengan baik dan bernilai ibadah..., salam ***

**** AL ****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun