Bilah –bilah terik ini begitu menikam
Menyengat sampai ujung
Tak bisa elakkan rasa ini
Hamburan anginpun terasa hangat menerpa wajah
Tiada bekas kesejukan berhembus
Lamat-lamat rintihan bumi semakin nyata
Akan derita berkepanjangan sampai musim berikutnya
Jejak retak itu menggores perih,seperti kelupas bibir yang mulai mengering
Berharap usapan kesejukan dari sang bayu
Berharap titisan butiran embun melelehkan kekeringan
Berharap dekapan hujan segera datang menyemai suka
Bibir bergetar sampaikan hasrat menggebu
Akan tergantinya lelah dengan untaian bening sang hujan
Bilakah…?
[caption id="attachment_199434" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber Kfk.kompas.com"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H