" Minta sama ibumu."
Yuk hana hanya bisa memberikan puluhan janji yang sukar untuk di tepati, karena uangnya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Sungguh tidak tega melihat ayu berdiam diri dikamarnya dan menangis, dengan wajah sayup-sayup.
Ibu punya celengan receh bentuk tupai di lemari ibu, kalau ayu memang benar-benar menginginkan boneka itu, kita buka bersama dan nanti kita bisa menabung lagi. Tapi nanti kita beli boneka dengan seadanya uang ini ya ayu.
" Ayu mengangguk setuju."
Selama berjalan kaki menuju toko boneka pak adut, wajah ayu berseri-seri dengan senyum yang mengurai. Dengan yuk hana yang membawa kantong kresek yang berisi uang logam hasil memecahkan celengan tupainya.
Boneka teddy tersenyum yang dipilih oleh ayu seolah ikut tersenyum melihat kegembiraannya. Wajah ayu yang semakin berseri pulang dengan loncatan kecil yang kegirangan. Berulang kali mengucapkan terimaksih kepada yuk hana. Dengan balasan senyum yuk hana yang bahagia melihat putrinya bahagia.
Ketika pulang disambut oleh ayah yang baru pulang memancing dengan teman-temannya, berharap mendapatkan ikan dari hasil memancing, nyatanya ikan yang didapat diberikan ke temannya sendiri, padahal dirumah ada istri dan anak yang sedang menunggunya.
Tanpa banyak bicara dan tidak mau merusak kebahagiaan ayu. Yuk hana ikut bermain boneka dikamar bersama ayu. Air matanya dia tahan di depan ayu tapi hati dan fikirannya berdegub kencang penuh emosi dan kecewa untuk yang kesekian kalinya.
.....
Akhir-akhir ini yuk hana bekerja semakin giat dan berusaha menghasilkan uang lebih banyak,