Mohon tunggu...
ratna firmania rochman
ratna firmania rochman Mohon Tunggu... Freelancer - penulis

Ratnafir adalah nama pena dari penulis bernama lengkap Ratna Firmania Rochman. Lahir di nguling-pasuruan pada tanggal 12 oktober 1990. Tentang hobinya yang suka menulis baik itu novel, puisi, dan diary kehidupan. Penulis yang random ini terkadang bisa melankolis dan kadang histeris.(bercanda). Penulis bisa di ikuti jejaknya di @ratnafirmania.r

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Bukan Budak Lagi

23 Agustus 2024   23:45 Diperbarui: 24 Agustus 2024   00:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pagi tiba adalah hari paling sibuk buatku, menyiapkan sarapan tuan dan nyonya, beserta bekal kedua anaknya, sedangkan untuk dua anak yang lain sudah menginjak SMP jadi tidak perlu bekal lagi. Aku menyiapkan makan untuk orang lain tapi selalu lupa untuk menyiapkan makan untuk diri sendiri. 

Majikan yang sering memarahiku setiap hari meski itu adalah hal yang sepele. Amarahnya adalah makananku setiap hari dan hinaannya adalah minumanku setiap hari. Neraka dunia yang nyata aku alami.

Karakter majikanku berbeda sekali, ketika di luar rumah sungguh ramah dan terkenal dermawan dengan ucapannya yang selalu lemah lembut. Mungkin topengnya sudah dia pasang kembali saat keluar dari rumahnya.

Bertahun-tahun aku lalaui, sampai tiba dimana aku dilema dengan detik-detik kelulusanku saat itu, ada satu anak dari majikanku yang baik sekali denganku, menganggapku sebagai teman baiknya.

Kalina namanya, aku berat meninggalkannya karena perlakuannya berbeda dari yang lain.

Mbak kamu jangan pergi dari sini ya, nanti kalau kamu pergi aku sama siapa? Ucapnya setiap waktu karena tahu aku kurang 3 bulan lagi lulus sekolah.

Sebenarnya yang paling berat adalah ucapan majikanku, melarangku untuk bekerja dimanapun setelah lulus dan tetap bekerja sebagai pembantu dirumahnya, jangan sampai kamu lupa bahwa sekolahmu aku yang membiayai.

Sepertinya aku benar-benar tidak bisa pergi dari rumah itu.

Tapi nyatanya surat yang aku tulis seminggu sebelum aku pergi untuk meninggalkan rumah itu telah sampai ke majikanku, dengan segala permintaan maafku karena pergi tanpa pamit. Karena jika aku pergi dengan cara berpamitan tidak mungkin berhasil, aku akan di tahan untuk tidak pergi meninggalkan rumah itu.

Aku pergi pukul sepuluh malam saat seisi rumah sedang keluar kota, dirumah hanya ada aku dan pak satpam yang menjaga post depan rumah. Mau tidak mau aku harus mengelabuhi pak satpam, aku meminta pak satpam untuk membelikan kopi bubuk untuk bapak karena majikan sebentar lagi akan pulang, dan stock kopi habis tak tersisa.

Akhirnya pak satpam pergi dengan naik motor untuk membeli kopi, itulah peluang untuk kabur, akhirnya aku berhasil kabur dengan perasaan dag dig dug saat hendak menunggu bus malam saat itu, takut ketahuan, takut pak satpam tiba-tiba datang lebih cepat, dan masih banyak lagi ketakutan yang aku rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun