Mohon tunggu...
Ratna Fauzia
Ratna Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbuat Baik (Ihsan)

20 Mei 2022   17:59 Diperbarui: 20 Mei 2022   18:19 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari ayat di atas bisa kita lihat bahwa berbuat kebaikan diibaratkan seberat dzarrah yang mungkin kita maknai dzarrah itu kecil, Masya Allah kebaikan kecil pun Allah lipat gandakan dan Allah balas, bayangkan jika kita melakukan kebaikan seluas alam semesta tentunya surga yang kita dapatkan insyaallah. 

Namun perlu berhati-hati di ayat selanjutnya Allah peringatkan Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Naudzubillah min dzalik.

Ada salah satu kisah rasul yang menyentuh hati yaitu Rasul berbuat baik kepada orang yang menzaliminya

Diceritakan dalam suatu riwayat seorang pengemis Yahudi buta yang selalu menghina nabi. Suatu waktu pengemis tersebut selalu ditemani dengan seseorang yang menyuapinya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. 

Singkat cerita, seseorang yang biasa menyuapi pengemis tersebut tidak datang kembali. Kemudian digantikan oleh abu bakar as Siddiq kemudian sang pengemis buta tersebut menyadari bahwa yang menyuapinya itu bukan orang yang biasa menyuapinya makan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. 

Abu Bakar pun seketika berkata, "Aku memang bukan lah orang yang biasa datang dan menyuapimu, aku juga tidak bisa selemah lembut orang itu, namun ketahuilah aku merupakan sahabat dari orang yang selalu menyuapi mu. Orang yang biasa menyuapi mu tersebut kini telah wafat dan aku hanya ingin melanjutkan amalan beliau."

Kemudian sang pengemis buta itu pun terdiam dan bertanya kepada Abu Bakar, siapakah orang yang selama ini menyuapi dan memberikan nya makan. Abu Bakar pun menjawab, bahwa orang tersebut adalah Rasulullah SAW. Seseorang yang selama ini Ia hina, fitnah, dan rendahkan. 

Sang pengemis pun kaget luar biasa, air matanya pun menetes, dan saat itu juga Ia bersaksi di hadapan Abu Bakar untuk mengucapkan kalimat syahadat. Pengemis tersebut memilih untuk masuk Islam setelah hinaan dan sumpah serapahnya kepada Nabi Muhammad dibalas dengan kasih sayang.

Masya Allah dari kisah tersebut dapat kita ambil poin pentingnya untuk kita teladani dalam kehidupan kita agar senantiasa berbuat baik kepada siapapun tanpa membeda-bedakan siapa orangnya termasuk orang yang menyakiti hati kita ataupun menghina kita, 

bahkan Rasul yang selalu dihina oleh pengemis buta tersebut pun sepenuh hati dan memberikan rasa kasih sayang ketika menyuapi pengemis tersebut karena dibalik itu akan adanya kebaikan yang terus mengalir bahkan selalu dikenang hingga akhir hayat. 

Kita sebagai umatnya apalagi di era modern dan dikenal kaum milenial ini yang difasilitasi dengan teknologi dan komunikasi yang mudah sekali kita dapatkan seharusnya bisa memberi dampak positif untuk lebih semangat dalam berbuat baik berbuat baik di sini terdiri dari beberapa aspek yang pertama dan paling utama yaitu berbuat baik kepada Allah yaitu dengan berhusnudzon kepada-Nya melaksanakan ibadahnya dan menjauhi larangannya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun