Dari istana kami mencari masjid untuk menunaikan sholat. Tidak mudah mencarinya karena walaupun ada petunjuk tetapi harus melewati jalan-jalan sempit yang naik turun. Ada beberapa masjid yang sempat dilihat seperti
Muhammad Mescidi yang ternyata tertutup pintunya. Sholat baru bisa dilaksanakan di
 Juma Mescidi yang merupakan masjid terbesar di Icheriseher. Mescidi sendiri berarti masjid dalam bahasa Azeri.
Di perjalanan, kami sempat berjumpa dengan patung kepala yang antik. Di dekatnya ada sebuah prasasti yang menjelaskan bahwa ini adalah patung
Aliaga Mammadgulu Iskandarov yang merupakan penyair gazal yang terkenal pada permulaan abad ke-20.
Dari masjid, kelana di kota tua berlanjut  ke
"Maiden Tower". Di jalan ini juga banyak gerai kecil yang menjual cendra mata. Bermacam-macam benda dijual seperti karpet kecil, topi khas Azerbaijan dan  Soviet, tempelan kulkas dan juga hiasan-hiasan yang cantik.
Maiden Tower yang merupakan bangunan tua yang  diduga berasal dari beberapa abad sebelum Masehi dan pernah berfungsi sebagai kuil api bagi penganut zoroaster. Pada abad pertengahan menara ini juga digunakan sebagai menara pertahanan di kota tua.
Hari kian senja. Maklum matahari di kota Baku akan terbenam sekitar pukul 4 sore. Dan pengembaraan di kota tua pun harus usai. Â Kami berjalan kembali menyusuri jalan-jalan kecil untuk kembali ke stasun metro Icheriseher . Namun sebelum nya sempat juga mampir di sebuah cafe untuk beristrahat, minum secangkir kopi sambil mengoleskan "
Gelaga Krim" di kaki.
Benar-benar merupakan jalan-jalan asyik bersama Geliga Krim yang bebas pegal dan  bebas kemana saja termasuk ke Azerbaijan!
Foto-foto: Dokumentasi Pribadi
Baku, Akhir November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya