Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dengan Teknologi Seperti ini, Tidak akan ada Calo KA di Cina!

24 Oktober 2012   23:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:25 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaringan kereta cepat atau kereta peluru yang disebut CRH atau China Railway Highspeed memang telah membentang puluhan ribu kilometer di daratan Cina.Kini, jarak kota-kota yang dulunya ditempuh puluhan atau belasan jam dapat ditempuh dalam bilangan jam saja. Beijing Shanghai misalnya yang jaraknya lebih dari 1500 km dapat ditempuh dalam waktu lima jam. Sementara Beijing Tianjin sejauh lebih dari 200 km bahkan dapat ditempuh hanya sekitar 35 menit. Singkat kata, dalam waktu beberapa tahun saja Cina berhasil membangun perkeretaapiannya dalam kecepatan yang sangat mengagumkan.

Jaringan itu, bukan hanya ada di kota besar seperti Beijing , Shanghai, Nanjing, maupun Guangzhou, tetapi sudah merambah ke kota yang lebih kecil seperti Xiamen dan juga Fuzhou di propinsi Fujian. Karena itu walau kita menginap di Xiamen, sangatlah memungkinkan untuk jalan-jalan ke Quanzhou dan kemudian balik lagi ke Xiamen dengan kereta peluru ini.

13511203241919397386
13511203241919397386

Siang itu , saya dan beberapa teman sudah sampai di Xiamenzhan atau Xia Men Railway Station. Stasiun kelihatan cukup ramai dan tugas pertama adalah mencari loket untuk membeli tiket. Setelah mengikuti petunjuk yang ada di stasiun, kami akhirnya sampai ke beberapa vending machine dimana terdapat  orang rami membeli tiket secara otomatis. Ada cukup banyak vending machine sehingga antrian disetiap mesin pun hanya satu atau dua orang saja.

13511203932134850749
13511203932134850749

Ketika giliran saya berhadapan dengan vending machine, mula-mula agak sedikit bingung karena menunya semua dalam aksara Cina. Untungnya di bagian kiri bawah layar ada tulisan  English, yang ketika saya sentuh semua menu berubah dalam bahasa inggris. Wah hati pun sangat senang, Tinggal pencet menu untuk mencari kota tujuan.

Menu pun saya sentuh dengan pertama mencari jalur kereta, kemudian  kota tujuan yaitu Quanzhou. Setelah itu kelas kabin yaitu kelas utama atau ekonomi. Setelah menentukan  jumlah penumpang kemudian keluarlah harga tiket yang harus dibayar, Harga tiket Xiamen Quanzhou untuk kelas ekonomi adalah 30 Yuan per penumpang.

Namun perintah berikutnya mulai membuat saya bingung, yaitu Scan ID.Dan dibagian kanan bawah ada semcam tempat dimana kita harus melakukan scan kartu identitas kita. Lalu kartu identitas apa yang harus discan?Sementara saya sudah menyiapkan uang untuk dimasukkan ke mesin. Ternyata setelah saya perhatikan mesin sebelah, pembeli tiket rupanya mempunyai ID atau KTP Cina yang tinggal discan dan kemudian mereka tinggal memasukkan uang dan tiket pun otomatis keluar.

1351120587643355500
1351120587643355500

Rupanya cara elektronik ini digunakan untuk memasukan data penumpang ke dalam tiket.Dengan melakukan scan id atau KTP data penumpang otomatis terekam di dalam tiket dan pada saat memasuki peron, tiket dan ID akan discan lagi untuk untuk dicocokan, sehingga tiket yang dibeli hanya dapat digunakan untuk orang yang Id nya digunakan pada saat membelitiket. Dengan cara ini otomatis praktek calo tiket akan mati dengan sendirinya.

13511208151510491879
13511208151510491879

Lalu bagaimana nasib kami yang tidak punya ID atau KTP Cina. Setelah sedikit bertanya, kami ditunjukan loket dimana penumpang dapat antri untuk membeli tiket secara manual. Di loket ini, saya bertemu dengan seorang gadis muda penjual tiket.

‘Nali” katanya dengan nada datar.

Quanzhou, jawab saya.

Setelah menjelaskan bahwa saya ingin pergi hari ini juga, Gadis itu kemudian berkata lagi. “Huzhaou” atau paspor.Rupanya kita harus menyerahkan paspor, SIM ataupuin tanda pegenal yang datanyakemudian dimasukan ke dalam tiket secaraelektronik.

13511204811675150011
13511204811675150011

Setelah selesai memebeli tiket, kami mengantri masuk ke peron melalui petugas security yang memiliki alat X-Ray mirip di Bandara. Disini tiket dan tanda pengenal kembali diperiksa oleh petugas. Ketika kami menunjukan paspor, petugas tidak lagi melakukan scan terhadap paspor tetapi cukup scan tiketnya saja.

13511206571515794553
13511206571515794553

Ketika memasuki kereta, tiket pun cukup dimasukkan kedalan pintu elektrinik yang baru bisa dibuka 10 menit sebelum kereta berangkat. Perjalanan ke Quanzhou pun berlamgsung dengan mulus tanpa goncangan sama sekali di dalam kabin yang tampak sangat nyaman dan bersih walupun hanya di dalam kelas ekonomi. Kereta terus melalui jalur layang yang me;intas laut dan juga persawan. Di sebelah terlihat jalan bebas hambatan dimana kendaraan terlihat sangat lambat dibandingkan dengan kereta yang melesat bak peluru.

1351120626453826601
1351120626453826601

Ketika masih di dalam kota Xiamen. Kecepatan hanya sekitar 90 km per jam. Kecepatan baru boleh dikebut lebih dari 200 km.jam ketika kereta sudah sampai di kawasan di luar kota.Kereta ini ternyata tidak dikebut melebih 350 kilometer per jam seperti kereta api Tianjin Beijing yang pernah saya tumpangi tahun lalu.

1351120695785703200
1351120695785703200

Dalam waktu 44 menit kereta kami pun sampai di Quanzhouzhan. Stasiun kota Quanzhou ini tampak sangat megah dan besar. Bangunannnya bahkan lebih megah dibandingkan dengan kebanyakam bangunan bandaraudara di Indonesia. Namun karena kota ini kalau di Indonesia mungkin hanya setingkat kecamatan,maka stasiun sebesar ini terasa sangat sepi.

1351120724388417437
1351120724388417437

Ketika kami kembali di malam harinya dari Quanzhou ke Xiamen, pengalaman yang hampir sama pun terulang kembali. Ada dua tempat membeli tiket, di lantai atas hanya tersedia vending machine, sehingga kami harus pindah ke lantai bawah dimana kami dapat membeli tiket secara manual. Ternyata loket manual ini hanya buka sampai jam 19 malam. Untungnya kami sudah tiba di stasiun sekitar pukul 18 sehingga masih bisa membeli tiket secara manual.

1351120764623598471
1351120764623598471

Denganmenggunakan teknologi, kereta api di Cina tidak lagi perlu memasang spanduk “Dilarang Membeli Tiket Melalui Calo!”

1351120864503149092
1351120864503149092

Foto: Koleksi Pribadi

Xiamen, Oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun