Mohon tunggu...
Ratna Dee
Ratna Dee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tafsir At Tabari

26 Desember 2024   12:21 Diperbarui: 26 Desember 2024   13:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan Tahlili yang diterapkan oleh al-Tabari memungkinkan pembaca untuk melihat keragaman pemikiran dan interpretasi yang ada dalam tradisi Islam. Ia tidak hanya menampilkan satu sudut pandang, tetapi juga menyajikan berbagai argumen yang mendukung atau menolak interpretasi tertentu, memberikan pembaca kebebasan untuk memahami dan menginternalisasi ayat-ayat Al-Quran dengan cara yang lebih kaya dan mendalam.

Dengan kombinasi metode Tafsir Bil Ma'tsur dan pendekatan Tahlili, al-Tabari berhasil menciptakan sebuah karya tafsir yang tidak hanya mendalam dan otoritatif, tetapi juga inklusif dan komprehensif. Tafsir al-Tabari tetap menjadi salah satu rujukan utama bagi para ulama, peneliti, dan semua yang ingin memahami Al-Quran secara lebih mendalam.

Corak-corak dalam Tafsir al-Tabari

Corak Ilmi (Ilmiah):  Dalam tafsirnya, al-Tabari menyertakan berbagai disiplin ilmu untuk memperkaya penafsiran ayat-ayat Al-Quran. Ini mencakup ilmu bahasa, sejarah, dan ilmu hadis. Dengan menggunakan pendekatan ilmiah, al-Tabari memberikan analisis yang mendalam dan komprehensif, serta memastikan bahwa penafsirannya memiliki dasar yang kuat dan dapat dipercaya.

Corak Fiqhi (Hukum):  Al-Tabari juga membahas hukum-hukum yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan corak fiqhi, ia menyoroti aspek-aspek hukum dalam Al-Quran dan menyajikan panduan yang jelas tentang bagaimana umat Islam dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut. Corak ini sangat penting bagi pembaca yang ingin memahami implikasi hukum dari ayat-ayat Al-Quran.

Corak Adabi Ijtima'i (Sosial dan Budaya):  Tafsir al-Tabari juga mengaitkan ayat-ayat Al-Quran dengan konteks sosial dan budaya pada zamannya. Corak adabi ijtima'i ini membantu pembaca memahami bagaimana ayat-ayat Al-Quran relevan dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masa itu. Dengan cara ini, al-Tabari menunjukkan bahwa ajaran Al-Quran memiliki nilai yang universal dan tetap relevan dalam berbagai konteks sosial dan budaya.

Corak Lughawi (Bahasa):  Al-Tabari menekankan pentingnya penafsiran berdasarkan analisis bahasa Arab yang mendalam. Corak lughawi ini mencakup analisis kata-kata, struktur kalimat, dan gaya bahasa dalam Al-Quran. Dengan memahami bahasa Al-Quran secara mendalam, al-Tabari mampu menyajikan penafsiran yang lebih akurat dan kaya. Analisis bahasa ini juga membantu pembaca untuk lebih menghargai keindahan dan keunikan gaya bahasa Al-Quran.

Dengan mengintegrasikan berbagai corak ini dalam tafsirnya, al-Tabari menciptakan sebuah karya yang tidak hanya komprehensif dan mendalam, tetapi juga relevan dengan berbagai aspek kehidupan. Tafsir al-Tabari tetap menjadi salah satu rujukan utama bagi para ulama, peneliti, dan semua yang ingin memahami Al-Quran secara lebih mendalam dan menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun