Dampak Emosional pada Siti
Siti merasa campuran antara kebahagiaan dan kesedihan. Di satu sisi, ia merasa lega karena mereka berhasil mengalahkan kekuatan gelap dan menemukan cahaya yang mereka cari. Di sisi lain, ia merasa kehilangan yang mendalam atas pengorbanan Arif. Setiap malam, ia merenungkan perjalanan mereka dan bertanya-tanya apakah mereka bisa mencapai tujuan mereka tanpa pengorbanan yang begitu besar.
“Arif, aku tidak tahu bagaimana aku bisa melanjutkan tanpa keberanianmu,” katanya suatu malam saat mereka duduk di sekitar api unggun. “Kau telah menjadi pahlawan sejati dalam perjalanan ini.”
Arif memandangnya dengan mata yang penuh kasih. “Siti, kau juga telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Kita semua telah berjuang bersama, dan kita harus terus melangkah maju.”
Dampak Emosional pada Pak Rahman
Pak Rahman merasa bangga atas pencapaian mereka, tetapi juga merasa bertanggung jawab atas pengorbanan yang telah dilakukan. Ia sering merenungkan keputusan-keputusan yang telah mereka buat dan bertanya-tanya apakah ada cara lain untuk mencapai tujuan mereka tanpa pengorbanan yang begitu besar.
“Arif, Siti, kalian telah menunjukkan keberanian yang luar biasa,” katanya suatu hari saat mereka duduk di sekitar api unggun. “Aku bangga atas pencapaian kalian, tetapi kita juga harus menghargai pengorbanan yang telah dilakukan.”
Arif dan Siti memandang Pak Rahman dengan rasa hormat yang mendalam. “Pak Rahman, tanpa bimbinganmu, kita tidak akan bisa mencapai tujuan kita,” kata Arif. “Kita semua telah berjuang bersama, dan kita harus terus melangkah maju.”
Kembali ke Dunia Luar
Setelah beberapa minggu beristirahat dan pulih di Kuil Cahaya, Arif, Siti, dan Pak Rahman memutuskan untuk kembali ke dunia luar. Mereka merasa bahwa tugas mereka belum selesai. Mereka harus membawa cahaya yang telah mereka temukan ke dunia luar dan menyebarkan kedamaian dan kebijaksanaan kepada orang lain.