Mohon tunggu...
Ratna Dee
Ratna Dee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Jejak Cahaya di Langit Senja (BAB 6)

15 September 2024   15:35 Diperbarui: 15 September 2024   15:38 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah pintu besar yang terbuat dari batu hitam. Pintu itu dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang menggambarkan berbagai simbol dan gambar yang mereka temukan dalam buku tua.

Pak Rahman mendekati pintu tersebut dan membaca tulisan-tulisan di sekitarnya. "Ini adalah pintu terakhir sebelum kita mencapai Kuil Cahaya," katanya. "Kita harus memecahkan teka-teki ini untuk membuka pintu dan melanjutkan perjalanan kita."

Arif dan Siti bekerja sama untuk memecahkan teka-teki tersebut. Dengan bantuan Pak Rahman, mereka berhasil menemukan kunci yang tersembunyi di balik ukiran-ukiran tersebut dan membuka pintu besar itu.

Di balik pintu, mereka menemukan sebuah lorong yang dipenuhi dengan cahaya terang. Lorong itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan kristal-kristal yang bersinar terang. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar besar yang dihiasi dengan berbagai artefak dan tulisan-tulisan kuno.

Pak Rahman mendekati altar tersebut dan membaca tulisan-tulisan di sekitarnya. "Ini adalah Kuil Cahaya," katanya dengan suara penuh kekaguman. "Kita telah mencapai tujuan kita."

Arif dan Siti merasa sangat terharu dan bersyukur atas perjalanan mereka. Mereka merasa bahwa mereka telah menemukan cahaya yang mereka cari, tidak hanya dalam bentuk pengetahuan dan kebijaksanaan, tetapi juga dalam bentuk kedamaian dan kebahagiaan dalam hati mereka.

Bersambung...

Sumber : Penulis RSD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun