Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah pintu besar yang terbuat dari batu hitam. Pintu itu dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang menggambarkan berbagai simbol dan gambar yang mereka temukan dalam buku tua.
Pak Rahman mendekati pintu tersebut dan membaca tulisan-tulisan di sekitarnya. "Ini adalah pintu terakhir sebelum kita mencapai Kuil Cahaya," katanya. "Kita harus memecahkan teka-teki ini untuk membuka pintu dan melanjutkan perjalanan kita."
Arif dan Siti bekerja sama untuk memecahkan teka-teki tersebut. Dengan bantuan Pak Rahman, mereka berhasil menemukan kunci yang tersembunyi di balik ukiran-ukiran tersebut dan membuka pintu besar itu.
Di balik pintu, mereka menemukan sebuah lorong yang dipenuhi dengan cahaya terang. Lorong itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan kristal-kristal yang bersinar terang. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar besar yang dihiasi dengan berbagai artefak dan tulisan-tulisan kuno.
Pak Rahman mendekati altar tersebut dan membaca tulisan-tulisan di sekitarnya. "Ini adalah Kuil Cahaya," katanya dengan suara penuh kekaguman. "Kita telah mencapai tujuan kita."
Arif dan Siti merasa sangat terharu dan bersyukur atas perjalanan mereka. Mereka merasa bahwa mereka telah menemukan cahaya yang mereka cari, tidak hanya dalam bentuk pengetahuan dan kebijaksanaan, tetapi juga dalam bentuk kedamaian dan kebahagiaan dalam hati mereka.
Bersambung...
Sumber : Penulis RSD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H