Mohon tunggu...
Ratna Sari Dewi
Ratna Sari Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Al Quran Memprogram Kehidupan

29 Mei 2024   17:37 Diperbarui: 30 Mei 2024   09:31 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al Quran merupakan panduan hidup yang selain dibaca dan dihafal, tentu harus digali dan juga diimani sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

QS. Al Isra ayat 9 dijelaskan ;

"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar". (QS. Al Isra :9).

Permasalahan yang timbul saat ini, apakah kurikulum yang berbasis al Quran ini sudah benar-benar dijalankan?. Saat ini kemajuan di bidang pendidikan menuntut kita untuk semakin menggali dan meneliti bagaimana al Quran bisa menjawab tantangan zaman.Dalam sejarahnya, al Quran mampu mengubah kelamnya peradaban di masa jahiliyyah menjadi cahaya terang dalam iman. Al Quran juga memberi solusi dari setiap permasalahan hidup yang menuntut manusia untuk berpikir kritis hingga melewati berbagai rintangan dan cobaan hidup sebagai proses dalam keimanan.

Abdullah bin Mas'ud adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang dihormati, beliau memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang al Quran dan ilmu agama. Beliau memberikan pesan penting tersebut mengenai keutamaan mempelajari al Quran ; 

"Siapa yang menginginkan ilmu maka pelajarilah Al-Qur'an, karena di dalamnya ada ilmu orang-orang awal dan orang-orang akhir." [Al-Mu'jam al-Kabr, Ath-Thabrani].

Adapun makna dari perkataan Abdullah bin Mas'ud adalah sebagai berikut ;

1. Al Quran sebagai sumber ilmu

Al Quran bukan hanya kiab suci, tapi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang luas. Di dalamnya terkandung berbagai cabang ilmu pengetahuan, baik yang berhubungan dengan agama maupun kehidupan sehari-hari. Mempelajari al Quran membuka pintu menuju pemahaman tentang ajaran Allah dan petunjuk-Nya.

2. Ilmu orang-orang awal dan orang-orang akhir

Al Quran mengandung ilmu yang diperoleh oleh para sahabat Nabi dan generasi awal Islam. Mereka memahami al Quran secara langsung dari Nabi Muhammad SAW. Ilmu tersebut relevan bagi orang-orang akhir zaman, termasuk kita. Sudah seharusnya kita bisa mengambil hikmah dan petunjuk dari al Quran sesuai dengan konteks zaman kita.

3. Komitmen dalam mempelajari al Quran

Hadist ini juga mengajarkan kita bahwa mempelajari al Quran memerlukan komitmen dan ketekunan. Kita harus berusaha memahaqmi makna ayatayat-Nya dengan sungguh-sungguh.

Dalam riwayatnya, Abdullah bin Mas'ud merupakan orang pertama yang membacakan al Quran secara terang-terangan di hadapan kaum Quraisy. Kecintaannya dan keberaniannya menjadikannya teladan bagi kita semua.

Al Quran diturunkan secara bertahap yang memudahkan kita untuk mengetahui apa saja urutan tema perbaikan hingga metodenya. 

Berikut ini adalah sebuah inspirasi dari seorang ahli ilmu Ummul Mukminin ;

Dari Yusuf bin Mahak, ia berkata: Saya sedang bersama Aisyah Ummul Mukminin . Ketika seseorang dari Irak datang dan bertanya, 'Kain kafan apa yang terbaik?' Aisyah menjawab: 'Memangnya mengapa (kalau kamu pakai kafan yang ada?)' Dia berkata: 'Wahai Ummul Mukminin, tunjukkanlah mushafmu.' Aisyah berkata, 'Mengapa?' Dia berkata, 'Agar aku bisa tahu AlQur'an yang sesungguhnya karena Al-Qur'an (di kami) dibaca tidak seperti biasanya.'  Aisyah berkata, 'Apa keberatanmu untuk membaca yang mana saja? Al-Qur'an ini dulu yang pertama turun adalah surah al-Mufashshal (surah-surah pendek). Di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Hingga ketika manusia masuk ke dalam Islam, turunlah halal dan haram. Andai saja yang turun pertama kali: Jangan minum khamar, niscaya mereka akan menjawab: Kami tidak akan meninggalkan khamar selamanya. Andai saja turun pertama kali: Jangan berzina, niscaya mereka akan menjawab: Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya. Sungguh telah turun di Makkah kepada Muhammad `, saat aku masih kecil bermain: "Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit." [QS. Al-Qamar: 46]. Dan tidaklah turun surah Al-Baqarah dan surah An-Nisa' kecuali aku sudah hidup bersama beliau (Nabi `).'" Kemudian Aisyah mengeluarkan mushaf dan mendiktekan surah-surahnya. [HR. Bukhari].

Mari kita telaah makna peristiwa tersebut ;

1. Permintaan mengenai kain kafan

Seorang dari Irak bertanya kepada Aisyah mengenai kain kafan yang terbaik. Aisyah menanggapinya dengan pertanyaan, "Memangnya mengapa (kalau kamu pakai kafan yang ada)?".

Dalam konteksnya, Aisyah ingin memahami niat dan alasan di balik pertanyaan tersebut sebelum menjawabnya.

2. Mushaf al Quran dan perbedaan bacaannya

Orang Irak tersebut, meminta Aisyah untuk menunjukan mushaf al Quran. Dia ingin membandingkan bacaan yang dia ketahui dengan bacaan yang ada di mushaf Aisyah.

Lalu Aisyah bertanya mengapa dia ingin tahu, dan orang tersebut menjelaskan bahwa al Quran di Irak berbeda dari bacaan biasanya.

3. Pentingnya memahami al Quran

Aisyah memberi penjelasan tentang pentingnya memahami al Quran. Dia menyebutkan bahwa surah al Mufashshal (surat-surat) pendek) pertama kali turun dan membahas tentang surga dan neraka.

Ketika orang masuk Islam, maka turunlah perintah halal dan haram. Aisyah menggambarkan bagaimana al Quran mengatur kehidupan dan memberi petunjuk bagi umat manusia.

Aisyah mengingat masa kecilnya bersama Nabi MUhammad SAW. Dia menyebut bahwa surah al Baqoroh dan surah an Nisa turun ketika dia sudah hidup bersama Beliau.

Dalam penjelasan Aisyah, terlihat betapa Allah menurunkan al Quran ini dengan urutan yang pas. Maka dari itu, kurikulum yang berbasis al Quran harus diterapkan.

Dalam proses tersebut, kita disadarkan bahwa sejak di usia awal seperti Aisyah yang pertama kali diperdengarkan dan ditanamkan adalah tentang surga dan neraka, bukan dijejali dengan hukum. Hikmah ini yang membuat al Quran bekerja sangat dahsyat dalam kehidupan kita karena ada urutan di dalam al Quran. 

Maka dari itu yang pertama turun itu ajakan untuk bertauhid dan menyampaikan kabar gembira untuk orang-orang yang beriman dengan surga dan ancaman bagi orang kafir dengan neraka. Ketika jiwa sudah yakin dengan hal tersebut, barulah turun hukum-hukum. Jika yang pertama turun itu ayat larangan, aka sudah pasti jawabannya "Kami tidak akan pernah meninggalkannya". Hal ini dikarenakan, jiwa yang cenderung melawan perintah untuk meninggalkan kebiasaan.

Tema mengenai pendidikan juga diambil dari urutan turunnya al Quran berdasarkan turunnya. Apakah  Makkiyah atau Madaniyah. Ini dikarenakan ada perbedaan metode penyampaian antara  di Mekkah dan Madinah. Surat yang pertama turun adalah surah al Alaq, dan surah yang terakhir turun adalah an Nashr dan al Fath. Diawali dengan perintah membaca dan diakhiri dengan penaklukan dan kemenangan.

Sumber : Dr. Abdul Majid Muhammad Ali aql-Ghili (Bagaimana Al Quran Memprogram Kehidupan)

Terinspirasi dari modul Kuttab dan Madrasah

Tafsir web

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun