Mohon tunggu...
Ratna Dee
Ratna Dee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pamer Bisa Menjadi Malapetaka

14 Maret 2023   10:34 Diperbarui: 14 Maret 2023   12:11 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pamer di media sosial (pexels.com/@daria) 

Sepertinya tidak ada peraturan secara tertulis Dilarang Pamer !. Namun, hal tersebut kerap kali menjadi hal yang biasa tidak memandang usia. Kita berkenalan dulu dengan apa yang dimaksud dengan pamer ya guys...

Pamer secara umum adalah Mengerjakan suatu perbuatan dengan niat ingin dipuji oleh orang lain. Dalam  ajaran Islam tindakan tersebut dikenal dengan sebutan Riya. Tahukah kalian bahwa sifat Riya ini termasuk sifat orang Munafik dan merupakan salah satu syirik kecil. Dalam kitab Syarah Riyadhush Shalihin karya Syaikh Muhammad al-Utsaimin disebutkan bahwa Riya menurut bahasa adalah dari kata nomina raa'a - yuraa'i - riyaa'a. Dalam kacamata Islam istilah pamer atau riya adalah mengerjakan amal ibadah kepada Tuhan nya agar dilihat oleh orang lain sehingga orang itu dipuji. Dalam Al Quran sendiri Allah menjelaskan pada Surat Al Bayyinah ayat 5 yang berbunyi ;

Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan keta'atan kepada Nya lagi Hanif (Istiqomah), melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).

Pada dasarnya orang yang pamer atau riya ini menyadari perbuatan pamernya. Dalam media sosial sendiri perbuatan pamer sudah menjadi hal yang lumrah. Namun, tahukah kamu?, ketika orang yang melihat seseorang sedang pamer sebenarnya orang itu sedang melakukan dosa yang lain dalam waktu bersamaan. Orang yang sedang melihat sesuatu yang dipamerkannya, maka jika orang tersebut punya hasad, maka ada satu penyakit yang bahkan Rasulullah SAW sendiri menyebutkan dalam hadistnya ;

"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa." (HR. Muslim No. 2188).

Dari sifat hasad, iri, dengki orang yang melihat maka, maka keluarlah ucapan-ucapan yang tidak baik dari dirinya. Ucapan tidak baik itu bisa diucapkan langsung melalui mulut ataupun dari dalam hati. Dalam Islam diajarkan, ketika melihat sesuatu yang indah atau sesuatu yang baik itu jangan lepas dari memuji Penciptanya dengan kata-kata Masyaa Allah, Subhanallah, Barokallahu, dan lain sebagainya. Karena apa yang diucapkan itu akan menjadi doa bagi dirinya dan orang yang telah dilihatnya. A'in ini bukan hanya melalui pandangan mata saja, orang buta sekalipun bisa karena a'in bisa timbul dari pendengaran. Begitu bahayanya sifat pamer ini, sehingga bisa menyebabkan penyakit a'in. 

Adapun jenis riya ini ada dua macam :

1. Pamer atau Riya dalam niat (syirik kecil)

Dalam hadist populer, diriwayatkan sahabat Nabi SAW Umar bin Khattab, ra yang berbunyi ;

Baca juga: Menggantung Impian

 

Baca juga: Dibalik Tato Ayahku

"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya".

Niat selalu menjadi awal dari akhir. Dalam artian niat menjadi ujung tombak diterima tidaknya suatu amal perbuatan. Orang yang melakukan suatu perbuatan dengan niat yang buruk, maka akan tercatat sebagai amal buruk dan tidak akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Namun jika orang hanya mempunyai niat buruk saja tanpa melakukannya, maka tidak akan dicatat sebagai amal buruk. Itulah Maha baiknya Allah. Dalam sifat pamer ini, ada kecenderungan seseorang ingin diakui eksistensinya dalam lingkungan sosial dan masyarakat.
Seseorang merasa puas dengan pamer, padahal orang belum tentu sepuas dirinya, karena orang bisa jadi bosan dan malah bersikap sinis menanggapi sikap pamer yang dilakukan. Niat menjadi kunci dari semua yang kita lakukan.

2. Pamer dalam perbuatan

Setelah niat, barulah mengaplikasikannya dalam perbuatan. Seringkali kita temukan di media sosial. Orang pamer dengan segala jenisnya. Mulai dari pamer harta, pamer badan, pamer kebahagiaan, pamer kemesraan, dan lain sebagainya. 

Salah satu sifat lagi yang erat kaitannya dengan pamer atau riya' adalah sum'ah, yaitu suka memperdengarkan atau menceritakan kebaikan- kebaikannya, keberhasilannya kepada orang  lain  dengan  tujuan ia mendapat pujian dari orang yang mendengarkan atau ia ingin dikatakan hebat. Ini juga termasuk penyakit rohani atau bahasa kerennya penyakit psikologi yang kadang sulit untuk dihindari. Ini juga termasuk a'in lewat pendengaran, dijelaskan sebelumnya mengenai orang buta yang hanya bisa mendengar tapi terluka karena mendengar dari seseorang (sum'ah).

Berawal dari niat, perbuatan (a'in dan sum'ah) sehingga timbullah berbagai kondisi dari orang yang suka pamer :

1. Selalu merasa kecewa karena dan tidak puas jika tidak berhasil mendapat pujian.

2. Tidak punya ruang pribadi atau privasi, karena apa yang dilakukannya selalu diketahui orang lain sehingga bisa terancam dalam bahaya.

3. Selalu berpura-pura, baik dirinya maupun orang lain terhadap dirinya.

4. Gila hormat atau ingin dihormati oleh orang lain /angkuh, tinggi hati, tidak mau orang lain lebih dari dirinya.

5. Berpotensi terkena gangguan penyakit rohani di luar medis (a'in).

Adapun cara menghindari sifat pamer ini adalah ;

1. Melakukan segala sesuatu niat karena Allah, dengan berharap pahala.

2. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Gunakan media sosial untuk berkarya.

4. Belajar tawadhu baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.

5. Istiqomah, perlahan tapi pasti.

Semoga kita terhindar dari sifat pamer yaa kompasianer...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun