Mohon tunggu...
Ratna Sugiarti
Ratna Sugiarti Mohon Tunggu... Guru - Bukankah hidup menjadi lebih bermakna ketika kita nembaginya dengan sesama..

Untuk menjadi bahagia, kita tak memerlukan seluruh isi dunia ini.. Cukup beberapa dari mereka yang terbaik dan setia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Pernah Singgah, Berlalu, dan Kembali

11 Maret 2020   13:41 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk sahabat-sahabatku

Dari penulis : Ratna Sugiarti

Kupandangi potret semasa muda, ada lima serangkai, aku salah satunya

Ibarat lima jemari yang dirangkai senada dalam satu genggaman

Ada jemari yang paling dekat, ada pula yang berjarak beberapa senti

Namun, kesemuanya itu tetap terikat dalam satu tangan

Pula, diantara yang lima itu

Seorang karib denganku

Bersama, kemanapun, mendukung, canda, tawa, sedih, marah beriringan

Seorangnya lagi akrab denganku

Bercerita, bersenandung, gembira, kecewa

Berarak menjadi euforia

Sedang yang dua, selalu mendukung, ceria, cemberut, membantu, berpadu menjadi satu

Semua kenangan itu kini melebur menjadi memori yang menari di nurani

Andai saja kami bisa selalu bersama berlima

Sayangnya, sang waktu enggan melebur kami dalam kurun waktu yang sama

Beberapa dari kami pergi

Bukan, bukan karena kami ingin

Tetapi karena keadaan, pekerjaan, kesibukan, pernikahan

Yang membuat kami berbeda ruang dan waktu, jarang bertemu 

Namun, teknologi mempersatukan kami

Kami melepas rindu dengan berbagi 

Terus berulang sampai bahagia menghampiri

Hingga suatu saat, aku terlena

Aku bertemu sahabat baru nan mempesona

Aku tak ingat lagi kapan berbagi dengan yang berlima

Sekian lamanya aku jauh dari yang berlima

Komunikasi tersendat, batin menjerat pekat

Melupakan yang berlima setelah sekian waktu bersama

Tapi sepertinya takdir punya cerita 

Skenario ajaib dari sang sutradara

Sahabat mempesonaku pergi meninggalkanku

Meninggalkan luka yang lebam membiru

Aku menangis pilu

Aku tak mau mencari lagi kawan berlimaku

Malu di benakku

Menggantung kenangan indah bersama berlima

Tapi aku tak kuasa, aku tak bisa mencari mereka

Karena kesalahanku

Sampai suatu hari, di relung hati yang menyendiri

Ada kawan menyampaikan berita namun hanya beberapa dari berlima yang kuketahui kabarnya

Beberapa lainnya sirna

Tak mau mengulang kesalahan yang sama

Aku pun dengan lapang dada menghampiri mereka

Pikirku, tak apa hanya beberapa daripada tidak semuanya

Ekspektasi yang kuharapkan jauh dari harapan

Bukan hanya memaafkan, menerima dan melupakan kesalahan

Itu yang mereka lakukan

Sekian waktu lagi bersama mereka, ku menemukan yang seorang

Riang dan senang menyatu dalam angan mengembang

Aku percaya bahwa masih ada harapan bagi yang memerlukan keajaiban

Sekarang kami berlima bergandengan tangan

Karena sahabat sejati akan selalu berpelukan

Melewati masa sukar, senang dan bertahan

"Banyak orang akan datang dan pergi dalam kehidupan kita

Tetapi yang setia kan selalu ada dan tetap tinggal".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun