Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Hoaks dan Penyakit Kalbu

27 November 2018   07:30 Diperbarui: 27 November 2018   07:57 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam Al Quran banyak disebutkan bahwa surga disediakan hanya bagi orang-orang yang bertakwa, misalnya "dan (di hari itu) di dekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa" (QS 26:9), "Itulah surga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa" (QS 19:63) dan banyak lagi ayat-ayat sejenis.

Jadi belum tentu orang yang mengaku sudah beriman adalah orang yang bertakwa atau ahli surga, seperti digambarkan oleh sebuah hadist: "Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya (Hadist Riwayat Ibnu Majah). 

Orang-orang yang sudah beriman pun masih bisa memiliki sifat-sifat syetan, seperti firman Allah SWT, "Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar (QS 24:21).

Maka berhati-hatilah dengan informasi yang kita dapat, karena bisa menjadi racun bagi tubuh dan jiwa kita. 

Apabila terasa emosi tersulut, denyut jantung otomatis berdetak tidak beraturan, hormon-hormon "racun" membanjiri tubuh, dan kesehatan tubuh akan terancam. 

Apabila timbul rasa amarah, prasangka dan kebencian pada diri seseorang, maka berhati-hatilah untuk menjaga kebersihan kalbunya, karena Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" (Al-Hujurat:12).

Berilah makanan jiwa dengan informasi yang menyejukan sehingga dada terasa lapang dan nyaman. Niscaya tubuh akan banyak mengeluarkan hormon-hormon "cinta" yang bukan saja membuat tubuh sehat, tetapi juga jiwa yang sehat; bersih dari penyakit kalbu atau menjadi orang yang bertakwa.

Mungkin inilah yang dimaksud dengan jiwa yang tenang atau nafsu mut'mainnah, yang menjadi bekal kehidupan yang kekal atau kehidupan yang sebenarnya nanti. 

"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Surga-Ku" (Al-Fajr: 27-30).

Dunia ini hanya sebentar dan ilusi saja, untuk apa kita terlalu serius terlibat di dalamnya, sehingga lupa menjaga kebersihan kalbu kita. 

Siapa pun yang terpilih nanti, belum tentu dapat menolong kita ke surga, kecuali kita berlapang dada menerima kehendakNya, karena semua kekuasaan adalah milikNya yang akan diberikan dan dicabut sesuai dengan kehendakNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun