Mohon tunggu...
Dwi Ratna Sari
Dwi Ratna Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis dengan kelahiran 14 September, senang membaca buku fiksi dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan dan Impian

23 Desember 2024   20:02 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kinan menggelengkan kepalanya, "Mulai hari ini aku nggak suka rambut panjang."

"Kenapa begitu, hm?" Jinan masih berusaha bertanya sembari mengusap mata Kinan dengan jemarinya.

"Abang, aku gagal."

"Gak, kamu gak gagal, dek."

"Abang, maaf aku gak jadi apa-apa," jawabnya dengan suara yang bergetar.

"Kata siapa begitu?"

"Abang, Kinan kangen Bunda," Kinan kembali terisak.

"Besok kita ke makam Bunda ya?" Tidak ada sahutan dari Kinan lantas ia menggenggam jemari Kinan. "Ngeliat kamu kayak gini, rasanya Abang gagal buat ngejaga kamu."

Jinan menarik napasnya pelan, ia berusaha melanjutkan kata-katanya itu, "Ketika berbicara tentang hidup mungkin yang terlintas di pikiran orang lain adalah hidup itu selalu selaras dengan pilihan sebab selalu ada pilihan-pilihan yang amat membingungkan bagi manusia itu sendiri. Ketika pilihan yang kamu ambil adalah jalan yang kurang tepat, maka akan ada jalan lain yang selalu siap untuk menyambutmu. Abang pernah baca buku berjudul Filosofi Teras dan menemukan satu kalimat yang paling Abang ingat, Some things are up to us , some things are not up to us, ada hal-hal di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita. Jadi nggak papa, nggak perlu ngerasa gagal jadi manusia sebab perkara-perkara tersebut bukan di bawah kendali kamu, dek."

Jinan menjeda ucapannya lalu menepuk pelan pundak adiknya itu sembari tersenyum hangat. "Usaha adalah yang paling penting disaat kamu mengejar hasil terlebih manusia sangat wajar jika mengalami kegagalan. Belum beruntung hari ini bukan berarti belum beruntung di hari esok kan? Masih ada hari-hari baik di depan yang menunggu kamu. Apa dari awal seseorang di sekitarmu sudah terlahir menjadi berhasil? Nggak kan? Mereka punya sifat berani, keberanian untuk melangkah ke depan, keberanian untuk bisa semangat walaupun nanti nggak tau hasilnya seperti apa. Terbentur, tersungkur, lalu berdiri lagi. Tersungkur lagi lalu berdiri lagi, begitu seterusnya sampai kamu terbentuk," tutur Jinan.

Setelahnya ia menggenggam tangan adiknya itu, menatapnya lamat harap-harap Kinan mengerti apa yang diucapkannya. "Kinan, katakan pada dirimu sendiri bahwa kamu sudah bekerja keras dan dirimu yang sekarang sangat layak untuk diberikan penghargaan. Bahkan ketika kamu belum jadi apa-apa maupun belum mencapai kampus impianmu, kamu tetap jadi adik Abang, Kinan kecil yang harus Abang jaga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun