Mohon tunggu...
Ratih Wulandari
Ratih Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika

Pendidik, pembelajar sepanjang hayat, penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyelamatkan Diri dari Bahaya Depresi (1)

20 Oktober 2019   09:53 Diperbarui: 20 Oktober 2019   10:19 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LANTAS, bagaimana membedakan stres dengan depresi?

Orang sering menganggap bahwa ketika kita depresi, kita akan merasa sedih yang berlebihan atau terus-menerus. Mungkin saja sih, begitu. Meskipun, sejauh pengalaman saya, ketika memasuki tahap awal depresi saya justru merasa numb. Seperti kebas, namun yang kebas itu perasaan dan pikiran saya, bukan tubuh saya. 

Kalau ada yang bertanya apakah saya baik-baik saja, saya selalu mengatakan "Ya, saya baik-baik saja." Bukan karena saya memang baik-baik saja, tetapi karena sudah tidak tahu harus bagaimana mengutarakannya. Lagi pula, saat itu saya sudah tidak dapat menjangkau perasaan saya sendiri. 

Pikiran saya pun ikut beku dan banyak hal mulai terbengkalai, termasuk kebiasaan saya untuk hidup sehat. Yang biasanya selalu makan teratur dengan menu yang sehat, malah mulai tidak nafsu makan. 

Ada kalanya saya merasa mual kalau melihat makanan sampai-sampai akhirnya tidak makan seharian. Saya mulai sadar ada yang salah dengan diri saya, tapi saya pikir itu hanya stres berat saja. 

Saya pun berusaha menurunkan tingkat stres saya dengan melakukan hal-hal yang saya sukai: membaca novel (cari yang ceritanya happy ending), jalan-jalan, bahkan meditasi dan yoga. Ibadah? Wah, itu tetap sih jalan, tapi kok rasanya beda ya? Mungkin karena hati saya sedang beku, ya ibadah juga nyaris tidak ada rasanya. 

Saya juga mulai menarik diri dari orang lain. Saya berhenti curhat sama sekali. Jangankan curhat, saya bahkan melarang suami saya berbicara kepada saya di kamar. Saya hanya ingin sendirian. Titik.

Kesimpulannya:

Jika Anda merasa terlalu banyak yang perlu diselesaikan (entah itu pekerjaan atau masalah Anda), sulit tidur nyenyak, dan masih bisa mengomel, mengeluh, atau curhat seperti biasanya kepada teman Anda, percayalah, Anda sedang mengalami stres.

Sementara, jika Anda memiliki perasaan tidak berdaya, hampa, tidak bersemangat, atau selalu ingin sendirian (menarik diri dari orang lain sampai mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan Anda), sudah pasti Anda sedang depresi.

Seandainya Anda, atau teman/keluarga Anda mengalami gejala depresi, apa dong yang bisa dilakukan untuk mencegahnya berkembang lebih lanjut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun