Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

(Polusi-2) Tentang Tanah-tanah yang Tercemar

20 Februari 2019   16:51 Diperbarui: 21 Februari 2019   12:56 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: (Kompas.com/Robertus Belarminus)

Mungkin juga tidak ada salahnya sebagai warga kota kita lebih kreatif mengelola sampah sendiri, entah dengan mengganti wadah plastik pembuangan sampah dengan benda lain yang lebih mudah terurai jika dibuang ke tanah (sampai saat ini saya masih mencari-cari material apa yang paling ramah lingkungan).

Memang butuh waktu, meski setidaknya pelan-pelan kesadaran ini mulai terbangun dan kita tinggal menunggu waktu untuk melihat bahwa permasalahan sampah kelak akan jadi pembelajaran penting bagi anak cucu kita.

Karena sejatinya tanah adalah tempat manusia kembali, maka sudah selayaknya ia dijaga, dan tidak dicemari karena raga kita pun tak ingin dicemari.

***
Tulisan ini adalah rangkaian seri polusi

1. Air yang Tak Memantulkan Bayangan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun