- Â Â Â Produksi berita di dunia secara fisik
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/23/capture-png-56f245a7737a613505d07b57.png?v=600&t=o?t=o&v=555)
- Â Â Â Produksi berita dalam dunia digital
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/23/capture-1-png-56f242b4737a613005d07b3e.png?v=600&t=o?t=o&v=555)
1. Â Â Â Alert (mobile, email)
Tahap pertama ini mengenai pemberitaan oleh organisasi berita, namun juga memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Wartawan menggunakan sosial media seperti twitter sebagai sarana yang efektif untuk mengungkapkan suatu peristiwa yang sangat penting dan dapat langsung diberitakan dengan cepat. Selain itu, orang lain atau pengguna media sosial, dapat membantu proses pemberitaan, misalnya, memberikan informasi tambahan, pendapat dari para ahli dan sebagainya.
2. Â Â Â Draft (blog)
The Guardian Andrew Sparrow, menulis tentang pengalaman hidupnya pada blogging pemilu 2010, dia mengatakan "Jurnalisme adalah draft pertama sejarah, hidup blogging adalah draft pertama jurnalisme." Liveblogging lebih dari sekedar kedekatan, namun tidak ‘lebih, lebih cepat’, tapi format yang memberikan kesempatan bagi lebih banyak, lebih cepat, dari beberapa arah dan beberapa media, menanggapi konteks jaringan. Liveblogging dianggap sebagai bentuk web-asli jurnalisme, sesuatu yang secara kualitatif berbeda pada media broadcast. Liveblogging harus mengakomodasi sejumlah fitur kunci dari penerbitan online.Â
Selain meliput acara itu sendiri, wartawan juga harus bereaksi terhadap tuntutan pengguna, baik secara langsung (melalui komentar dan pesan) dan tidak langsung (melalui 'terbuka' komentar , host di platform terbuka seperti Twitter). Liveblogging juga harus melakukan fungsi yang berbeda dari semuanya itu. Sebuah Liveblogging harus menentukan sendiri seberapa penting itu menambah nilai kepada pengguna dalam jaringan.
3. Â Â Â Article/ Package (published of broadcast)
Organisasi berita telah berjuang untuk beradaptasi pada proses produksi online untuk publikasi multiplatform. Untuk beberapa organisasi cetak dan siaran tenggat waktu telah menjadi masalah. Â Dalam beberapa kasus, Â penerbit telah mengambil keputusan bisnis untuk pindah dari penerbitan harian kemingguan. Seperti yang dilakukan The Birmingham Pos lakukan pada 2009, dari publikasi mingguan ke bulanan.