Mohon tunggu...
Ratih Fitrinaka
Ratih Fitrinaka Mohon Tunggu... -

Diving. Basketball. Broadcasting.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

24 Tahun Berdedikasi untuk Fotografi

14 April 2011   08:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_103322" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Atlit sepakbola menarik celana lawan"][/caption] [caption id="attachment_103323" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Rosihan Anwar dan Megawati Soekarno Putri tertawa terbahak-bahak"]

130347015823819418
130347015823819418
[/caption] [caption id="attachment_103325" align="aligncenter" width="300" caption="Korban tragedi Trisakti tergeletak di jalan"]
13034703501538126255
13034703501538126255
[/caption] [caption id="attachment_103327" align="aligncenter" width="300" caption="Foto penumpang kereta nekat"]
13034706621823860620
13034706621823860620
[/caption] [caption id="attachment_102189" align="aligncenter" width="640" caption="Julian Sihombing, fotografer senior Harian KOMPAS/Admin (Julian Sihombing Facebook)"][/caption]

Peristiwa penting dalam jurnalistik wajib diabadikan dengan sebuah kamera. Fotografer Senior Kompas mengadakan pameran di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl.Suroto 2, Kotabaru, Yogyakarta. Gelaran pameran foto ini menampilkan karya-karya Julian sihombing yang sudah berkiprah di dunia jurnalistik selama kurang lebih 24 tahun.

Pameran ini menampilkan karya-karya terbaik dari Fotografer Senior Kompas, Julian Sihombing sejak tahun 1987. Tema kali ini berjudul "Split Second, Split Moment". Tema nyentrik ini memiliki arti yang menarik, menggambarkan bahwa didalam jurnalisme berita terdapat suatu saat-saat dimana sebuah peristiwa tidak dapat terulang lagi. Tiap satu detik itu memiliki arti yang berbeda. Jadi beda sedikit sudah beda moment.

Seperti foto esai atau foto bercerita tentang anjing yang tertabrak motor. Pada gambar pertama, foto ini menunjukkan ketika pengedara menabrak seekor anjing. Foto kedua, kendaraan jatuh dan helmnya terpental dari kepala, sampai akhirnya pengendara motor terlentang dan anjingnya lari dengan kaki tampak pincang.

Tak hanya itu, pameran ini menampilkan kumpulan karya foto Julian Sihombing yang dramatik dan eksentrik dari sebuah peristiwa. Seperti peristiwa demonstrasi tahun 1998, foto perempuan tergeletak di jalan sebagai korban bentrok antara polisi dan mahasiswa. Ada pula foto laki-laki bercucuran darah dari kepala. Tampak darah merah segar mengalir dari pelupuk matanya.

13027684581842147030
13027684581842147030
Salah satu foto Julian Sihombing yang pengambilan gambarnya beresiko karena dalam kondisi kereta bergerak kencang

Visualisasi karya Julian Sihombing, memiliki nilai berita tinggi. Ketika melihat foto-foto pameran ini spontan pengunjung menjadi terbuka ingatannya mengenai peristiwa di masa lalu. Dari foto itu, terbukalah bukti-bukti kenyataan hidup bahwa dulu pernah terjadi sejarah peristiwa kericuhan demonstrasi, realitas bahwa Lady Diana pernah datang berkunjung ke Indonesia, euforia rakyat ketika mudik lebaran, atlit sepakbola yang terjatuh lalu menarik celana lawan, Megawati Soekarno Putri menendang bola didampingi wasit, Polisi hendak memukul demonstran, dan foto lainnya.

Foto tokoh terkenal di Indonesia tak lepas dari bidikannya, seperti Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution, Sastrawan W.S Rendra, Fikri Jufri Wakil Kepala editor Tempo tahun 1994, Surya Paloh, Rosihan Anwar dan Megawati yang tertawa terbahak-bahak, Mentri Keuangan Mar'ie Muhammad, Presiden RI dan BJ. Habibie tertawa dengan ekpresi yang berbeda. Dan Soeharto yang menangis ketika istrinya meninggal.

Foto gelaran ini berbalut jurnalistik dari kumpulan foto peristiwa, liputan foto olahraga, tokoh terkenal, dan human interest. Menurut penuturan Yovita, seorang penjaga Pameran, tujuan diadakan pameran adalah untuk memberikan penghargaan kepada Julian Sihombing yang sudah berkarir selama 24 tahun di dunia jurnalistik.

"Pameran ini menampilkan pengalaman Julian Sihombing pada saat menjadi fotografer, sekarang dia sudah menjadi redaktur jadi sudah tidak menjadi fotografer lapangan lagi,"ujar Yovita

"Semua foto-foto dibaliknya memiliki kisah masing-masing yang sangat berarti. Hampir semua berkesan dan menjadi favorit Julian Sihombing" tambahnya sambil tersenyum.

Pameran yang diadakan tanggal 5 -13 april 2011 ini diselingi dengan acara bedah buku karya Julian Sihombing yang berjudul sesuai dengan tema pameran yaitu Split Second, Split Moment. Bedah buku dilakukan tanggal 9 April 2011, antusias pengunjung terlihat dari banyaknya pengunjung yang meminta foto bersama, mewawancarai dan meminta tanda tangan Julian Sihombing.

Pameran ini diselenggarakan di 3 kota yaitu Jakarta, Jogja dan Bali. Setelah Jakarta, Jogja selanjutnya Bali. Awalnya diambil dari kumpulan foto di buku "Split Second, Split Moment" lalu dibuatlah pameran tunggal Julian Sihombing. Penyelenggara pameran adalah kerja sama antara Medco foundation, Bank Saudara, Paperina, Bentara Budaya dan Kompas Gramedia.

Dilihat dari komentar pengunjung, foto favorit yang ditampilkan di pameran ini yaitu foto esai anjing yang tertabrak sepeda motor, korban demonstrasi Trisakti dan Soeharto menangis. Karena foto-foto itu memiliki kesan dramatis dan menyentuh perasaan pengunjung. Alasan itulah yang membuat foto itu menjadi favorit.

Banyak orang berapresiasi dalam pameran ini, sampai tanggal 10 April sudah lebih dari 155 orang mengunjungi pameran fotografi ini. Di Jogja, jumlah penggemar fotografi termasuk tinggi. Jika dibandingkan dengan acara pameran seni lainnya, pameran fotografi termasuk yang paling diminati. Pengunjung pameran beragam dari usia muda sampai tua. Ada wartawan media, pegawai swasta, pelajar, dan mahasiswa. Namun, mayoritas anak muda pecinta fotografi lah yang datang berkunjung.

Ketekunan dan konsentrasi Julian selama berkarir agaknya membuahkan hasil karya agung. Sense of journalism yang tinggi membuatnya mampu membidik peristiwa yang jarang diperhatikan orang lain yang sebenarnya memiliki makna dan menarik.

Terdapat satu karya foto yang benar-benar memerlukan kejelian dan resiko besar dalam proses pengambilan gambarnya. Julian Sihombing mengambil foto penumpang kereta api yang berada di atas gerbong . Dengan kondisi kereta melaju kencang, ia mengabadikan mereka dengan sangat apik. Untuk menghasilkan karya itu, dibutuhkan persiapan yang matang. Tidak mudah mengambil gambar dengan posisi bergerak apalagi dengan kondisi kereta melaju kencang. Dengan kelihaian membidik gambar, Julian sukses menampilkan visual yang jarang dilakukan orang lain dengan taruhan keselamatannya sendiri .

Masyarakat dapat melihat sebuah peristiwa dari bukti nyata visual melalui karya fotografi. Dari karya foto, pengunjung bisa melihat peristiwa yang terjadi di masa lalu. Karya-karya ini benar-benar mengajak pengunjung untuk selalu mengabadikan moment-moment penting dalam hidup. Bahwa tiap detik memiliki makna yang berbeda. Maka abadikan setiap moment supaya anak cucu kelak mampu melihat realitas yang terjadi di masa sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun