Mohon tunggu...
RATIH AULIANISA
RATIH AULIANISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak komunikasi tanpa empati dalam hubungan sosial

5 Januari 2025   14:17 Diperbarui: 5 Januari 2025   14:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah sebuah proses mengirim dan menerima pesan yang terjadi di antara dua orang atau lebih dengan tujuan supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Komunikasi dapat diartikan juga sebagai hubungan atau kontak. Dalam berkomunikasi, terdapat komunikator dan komunikan. Komunikator merupakan orang yang memberikan pesan, sedangkan komunikan adalah orang yang menerima pesan.

Dengan komunikasi, kita dapat membangun sebuah hubungan sosial. Hubungan sosial adalah interaksi yang terjadi di antara individu, kelompok, maupun antar kelompok yang saling memberikan dampak pada satu sama lain. Untuk membangun hubungan sosial yang baik dan sukses, diperlukan komunikasi dengan empati. Secara singkat, empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Sedangkan komunikasi dengan empati adalah komunikasi yang didasari atau dilandaskan oleh perasaan, kepedulian, dan perhatian terhadap lawan bicara.

Mengapa komunikasi dengan empati itu penting? Karena dengan adanya empati pada saat berkomunikasi dapat membantu kita dalam memahami orang lain, dapat memudahkan kita dalam membangun hubungan sosial, dan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Berikut penjelasannya.

  • Membantu dalam memahami orang lain

Dengan berempati saat berkomunikasi dapat membantu kita untuk menyadari dan membuat kita lebih peka terhadap perasaan orang lain. Dengan berempati, kita dapat memandang sesuatu dari perspektif orang lain.

  • Memudahkan dalam membangun hubungan sosial

Komunikasi dengan empati dapat membantu kita untuk membangun hubungan sosial yang baik, bermakna dan berkelanjutan. Dengan berempati, kita dapat membangun hubungan sosial yang penuh dengan kasih sayang, rukun, dan tentram.

  • Meningkatkan produktivitas kerja

Mengapa komunikasi dengan empati dapat meningkatkan produktivitas? Karena dengan empati dapat membangun kerja sama yang efektif. Dengan empati, antar individu dapat merasa dimengerti dan didukung, hingga dapat bekerja sama dengan efektif.

Adanya empati dalam komunikasi, akan menjadi kunci terbangunnya sebuah hubungan sosial yang sukses. Empati dapat membuat seseorang merasa lebih dihargai, lebih diperhatikan, dan dapat membuat seseorang merasa diterima. Dengan kata lain, dengan empati dapat membuat seseorang merasa “dimanusiakan”. Lantas, bagaimana bila terjadi komunikasi tanpa empati dalam hubungan sosial? Tanpa komunikasi dengan empati, tentunya akan membawa dampak negatif yang berpengaruh pada hubungan sosial. Berikut ini merupakan dampak dari komunikasi tanpa empati dalam hubungan sosial.

1.   Sulit untuk memahami orang lain

Seperti yang telah dijelaskan di atas, empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Bila tidak ada empati dalam komunikasi, akan membuat kita kesulitan untuk memahami orang lain. Ketika kita tidak dapat memahami perasaan orang lain, akan membuat kita kesulitan untuk menerima dan memahami pesan yang disampaikan.

2.   Terjadi miskomunikasi

Miskomunikasi adalah kondisi dimana komunikan salah penanggapan atau salah penerimaan terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh komunikator. Secara singkat miskomunikasi dapat dikatakan sebagai salah paham. Tanpa adanya empati pada komunikasi, dapat terjadi miskomunikasi. Hal ini terjadi karena perbedaan perspektif antara komunikator dan komunikan. Sehingga isi pesan yang disampaikan komunikator tidak tersampaikan dan diterima dengan baik oleh komunikan. Bila komunikan dan komunikator saling berempati, maka akan mencegah terjadinya miskomunikasi.

3.   Hubungan sosial terganggu

Di atas telah disebutkan bahwa komunikasi dengan empati menjadi kunci terbangunnya hubungan sosial yang sukses. Ketika terjadi komunikasi tanpa empati, akan menghambat dan menganggu terjalinnya hubungan sosial yang sukses karena pada masing-masing individu tidak dapat saling menghargai, memperhatikan, maupun menerima komunikasi dengan baik.

4.   Merugikan orang lain

Kurangnnya empati dalam komunikasi tentunya merugikan orang lain. Tanpa adanya empati dalam komunikasi, akan membuat orang lain merasa tidak dihargai dan tidak diperhatikan. Ini dapat melukai mental orang lain, bahkan mungkin dapat menimbulkan konflik yang melukai fisik orang lain.

Banyak dampak yang terjadi karena tidak adanya empati dalam komunikasi pada hubungan sosial. Sehingga hendaknya kita belajar untuk berempati pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Ada banyak cara untuk menunjukkan empati pada saat berkomunikasi. Berikut ini merupakan cara-cara yang mungkin dapat kita lakukan untuk menunjukkan empati saat berkomunikasi dengan orang lain.

a)  Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian

Ketika sedang berkomunikasi, mendengarkan menjadi bagian yang tidak kalah penting dari berbicara. Dengan mendengarkan kisah seseorang dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian, kita dapat memahami perasaan dan keadaan orang tersebut. Saat mendengarkan, hindari untuk memotong cerita orang lain. Biarkan orang tersebut untuk menyelesaikan cerita atau informasi yang dibagikan. Dengan begitu, seseorang akan merasa lebih dihargai.

b)  Memberikan pertanyaan

Ketika ingin menunjukkan empati saat berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat menanyakan bagaimana perasaan lawan bicara, apakah pertanyaan yang kita lontarkan berlebihan, atau adakah kata-kata yang kurang berkenan. Dengan memberi pertanyaan seperti itu, lawan bicara akan merasa dihargai. Dan apabila ada hal yang kurang dimengerti, kita bisa menanyakan itu kepada lawan bicara kita. Dengan menanyakan hal yang kurang dimengerti, akan membuat kita terhindar dari salah paham. Namun, memberikan pertanyaan kepada lawan bicara harus menyesuaikan situasi dan kondisi lawan bicara. Jangan memberikan pertanyaan yang terlalu privat, karena itu bisa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman.

c)  Memvalidasi perasaan orang lain

Memvalidasi perasaan artinya adalah kondisi dimana seseorang mampu untuk mengakui dan menerima perasaan atau emosi yang dirasakan oleh orang lain, tanpa menghakimi orang tersebut. Memvalidasi perasaan sangat penting dilakukan untuk menunjukkan empati pada saat mendengarkan orang lain, karena dengan memvalidasi perasaan orang lain akan membantu orang tersebut merasa dihargai, didengar, dan dipahami. Memvalidasi perasaan orang lain dapat membuat seseorang merasa terbuka untuk mendiskusikan sebuah solusi. Dengan begitu, seseorang akan merasakan empati yang kita berikan.

d)  Memberikan afirmasi yang positif pada orang lain

Afirmasi positif adalah pernyataan yang berisi kata-kata positif yang diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan kemampuan untuk menatasi kesulitan. Afirmasi positif tidak hanya diberikan kepada diri sendiri, melainkan dapat juga diberikan kepada orang lain. pemberian afirmasi positif ini dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari lawan bicara. Apabila lawan bicara mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah, kita dapat memberikan afirmasi seperti “Aku percaya kamu past bisa menghadapi situasi ini”. Jika lawan bicara merasa insecure atau kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, kita dapat mengatakan “Kamu punya potensi, kamu keren”. Dan masih banyak contoh-contoh kalimat afirmasi positif yang lain.

e)  Menunjukkan rasa terima kasih

Setelah berkomunikasi dengan orang lain, jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena sudah diberikan informasi yang bermanfat, terimakasih karena lawan bicara sudah bersedia berkomunikasi dengan kita, terimakasih karena lawan bicara sudah bersedia terbuka dengan kita, dan terimakasih untuk banyak hal lainnya. Dengan menunjukkan rasa terimakasih, lawan bicara akan merasa berharga, akan merasa dihormati.

f)  Memperhatikan ekspresi saat berbicara

Saat berkomunikasi kita harus memperhatikan ekspresi. Kita harus menyesuaikan ekspresi dengan informasi atau cerita yang disampaikan oleh lawan bicara. Ketika seseorang menyampaikan berita duka, kita juga harus menyesuaikan ekspresi kita menjadi ekpresi sedih. Begitu pula sebaliknya, bila seseorang menyampaikan berita bahagia, maka kita juga harus menyesuaikannya. Dengan begitu, lawan bicara akan dapat merasakan empati kita melalui ekspresi kita.

Dengan empati dalam berkomunikasi, diharapkan dapat terbangun hubungan sosial yang rukun, penuh kasih sayang, nyaman, dan tentram. Kita harus senantiasa berempati dalam berkomunikasi, karena dengan begitu kita dapat merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Ketika kita ingin diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik.

https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun