Bimbingan dan Konseling merupakan gabungan dari 2 kata yaitu, Bimbingan yang memilki arti membantu seseorang dalam menentukan pilihan yang penting yang mempengaruhi kehidupannya, seperti memilih gaya hidup yang diinginkannya (Gladding, 2000: 4) Â dan Konseling yang merupakan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental, perkembangan psikologis atau manusia, melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik, dan strategi yang mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, perkembangan karir, dan atau patologi (American Counseling Association). Saat ini di Indonesia masih kekurangan guru Bimbingan dan Konseling (BK). Sedangkan guru BK sendiri menjadi peran penting untuk pertumbuhan remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Berdasarkan dari pemaparan Bapak Dr. Bakhrudin All Habsy, M.Pd pada kegiatan DIBIKONS (Diskusi Bimbingan dan Konseling) 28/7/2024, saya menyimpulkan bahwa alasan dari harus belajar BK adalah karena kita harus peduli dengan remaja karena remaja merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan memimpin bangsa Indonesia. Saat ini banyak sekali kasus kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar, pemakaian narkoba, minum minuman  keras, dan lain sebagainya. Seharusya generasi muda bangsa Indonesia tidak terjerumus kedalam kegiataan negatif seperti itu. Namun, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya rasa cinta yang dimiliki atau diterima oleh remaja baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Oleh sebab itu, BK berperan penting dalam pencegahan maupun penyelesaian masalah tersebut. Tidak hanya dalam hal mencegah dan menyelesaikan masalah kenakalan remaja, BK juga berperan aktif dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan yang akan ditempuh atau karir yang akan ditempuh oleh siswa. Dalam hal ini, BK tidak berperan untuk menentukan pilihan siswa, namun membantu mengarahkan siswa untuk memilih pendidikan maupun karir yang akan ditempuh.
Berdasarkan materi yang dipaparkan oleh Bapak Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si. pada kegiatan DIBIKONS (Diskusi Bimbingan dan Konseling) 28/7/2024, beliau menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang konselor yang baik, konselor harus memiliki keterampilan attending. Keterampilan attending merupakan keterampilan yang terkait dengan penerimaan konselor melalui perhatian dan kesiapsiagaan penuh yang diberikan kepada konseli. Keterampilan ini diberikan dalam bentuk verbal maupun nonverbal dengan tujuan supaya konseli merasa dapat diterima serta dapat menciptakan konseli merasa nyaman. Keterampilan attending sendiri terdiri dari 10 keterampilan, yaitu:
- Greeting
Terdiri dari jabat tangan (atau lainnya), kontak mata atau pandangan mata, senyuman, anggukan kepala, posisi tubuh, posisi dan cara duduk, jarak konselor dan konseli, dan sentuhan konselor.
- Keterampilan Membuka Percakapan
Membuka percakapan merupakan keterampilan yang digunakan untuk mengajak atau memulai konseling. Konselor mempersilahkan konseli untuk menjelaskan masalah yang ingin dibicarakan. Keterampilan membuka percakapan ini juga sangat penting dalam membangun hubungan awal dengan konseli.
- Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah keterampilan untuk mengajukan pertanyaan. Konselor dapat membantu konseli untuk memperoleh pemahaman yang baik dengan mengajukan pertanyaan, baik terbuka maupun tertutup.
a. Pertanyaan Terbuka (untuk probing)
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memungkinkan jawabannya yang terbuka dan lebih luas.
b. Pertanyaan Tertutup (untuk klarifikasi)
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang dapat dijawab dengan jawaban tertentu saja.
- Keterampilan Restatement
Pengulangan satu dua kata (accent) dari pernyataan konseli yang secara eksplisit untuk menegaskan.
- Keterampilan Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan/emosi orang lain atau dapat juga diartikan sebuah kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Empati dapat berbentuk verbal maupun nonverbal.
- Keterampilan Klarifikasi
Keterampilan klarifikasi merupakan salah satu keterampilan konseling yang dibutuhkan ketika seorang konselor mencoba untuk menyamakan persepsi. Klarifikasi adalah suatu respon untuk mendorong konseli memperjelas apa yang sedang dirasakan dan dialami konseli saat ini.
- Keterampilan Genuine
Keterampilan genuine adalah keterampilan yang berupa perilaku dan ungkapaan kejujuran mengenai pikiran dan perasaan konselor pada konseli, namun dengan tetap mempertahankan hubungan baik.
- Keterampilan Refleksi
Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan kembali tentang perasaan, pikiran dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan nonverbal.
- Keterampilan Konfrontasi
Keterampilan konfrontasi adalah keterampilan yang digunakan untuk menunjukkan adanya sesuatu yang tidak konsisten pada apa yang telah diungkapkannya
- Keterampilan Merangkum
Keterampilan merangkum merupakan ketermpilan untuk mengungkapkan kembali pokok-pokok pikiran dan perasaan yang diungkapkan knseli selama proses konseling. Konselor menyusun pokok-pokok pikiran konseli yang sebelumnya 'berserakan' menjadi sebuah susunan pokok pikiran yang dinamis.
      Pada saat kegiatan konseling berlangsung konselor harus menghindari beberapa hal seperti comparing, mind read, planning, filtering, dan judging.
- Comparing, yaitu membandingkan diri dengan orang lain.
- Mind read, yaitu mencoba membaca pikiran apa yang ada dalam diri orang lain.
- Planning, yaitu merencanakan argumen atau cerita yang akan dikatakan selanjutnya.
- Filtering, yaitu hanya mendengarkan topik yang diminati.
- Judging, memberikan penilaian dengan pernyataan negatif.
Dengan peran dan keterampilan yang dimiliki oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) diharapkan kenakalan remaja Indonesia dapat berkurang dan generasi penerus bangsa dapat menjadi generasi yang unggul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H