Tahun kedua tak saling mengucap salam
Benar - benar menarik kita seperti batu
enggan saling menatap
Kau dimana putri para pertapa?
Lunta langkah kembara, jiwa rindunya serupa luka
Lukanya serupa tawa, tawanya serupa serigala
Usai riuh yang memekakkan diantara simpang siur kata, kembali larut dalam hening yang dalam
Waktu berdetak, serupa rintihan
Kita tak selalu bertemu, tapi bisa saling merasa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!