Aku dan kamu, kamu ya kamu
Yang melakoni jeda sunyi
Tenggelam dalam lautan bayangan
Pada gelas - gelas bening
Diantara botol - botol minuman surga
Tak nyata siapa yang tercinta
Tak jelas kasih bermuara ke mana
Harapan semu serupa pelangi
Menggigil beku di pusaran waktu
Mabuk mengitari lingkaran hasrat
Aku berkalang norma dan etika
Saat keputusan dipertanyakan oleh tanggung jawab
Kepura-puraan menggores yakin
Karena pengorbanan terlalu sedih untuk sekedar menjadi nyata
Sekian duka bermuram durja
Menghitung hari tanpa senyum
Apalagi untuk sekedar tertawa
Ingin mengais kepingan terbahak-bahak, lepas... tak tertahankan gelinya rasa lucu nan polos
Ternyata hidup tak mencintaimu
Sendiri berjuang memetik semangat
Tak peduli sakit merajai tubuh
Ketika sayang jadi alasan perhatian
Selalu runtuh bersama ego nafsu
Saat itu pula yakin sinis mencibir;
Mereka telah menjadikan hatimu beku, perempuan...
Apalagi yang bisa membahagiakanmu selain cinta diri sendiri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H