"aduuuh aya naon nya! Jadi takut kieu, jangan-jangan gara-gara kuring Kamari ketinggalan  PRna. Tapi pan Kamari oge geus dihukum kuring th, geuning angger dipanggil atuh".
"teu nyaho atuh, Dew, udah sana cepet pergi, temuin Pak Nana" kata Aan
Dewi langsung ke Ruang Guru, menemui Pak Nana, sambil dag dig dug, sesampainya di ruang guru dan ketemu Pak Nana, ternyata Pak Nana bukan mau memarahin Dewi, tapi Pak Nana meminta Dewi untuk ikut lomba baca Puisi di Radio Kaum Muda. Dewi awalnya menolak, tapi Pak Nana terus meyakinkan Dewi untuk ikut karena akan dilatih sama Pak Nana. Akhirnya Dewi menyetujui untuk ikut lomba puisi, dan di hari itu juga Dewi di latih oleh Pak Nana, Pak Nana guru Bahasa Indonesia melatih Dewi  dengan tegas tapi sangat telaten.
"Aku akan bertekad untuk latihan baca puisinya dengan sungguh-sungguh dan maksimal, ini adalah jalan terbaik untuk memperlihatkan pada sekolah kalau aku bukan hanya Juara 1 di kelas saja tapi aku juga bisa dan akan sukses di non akademik, supaya para pembully benar-benar  stop membully aku" dalam hati Dewi bicara.
Dan sampailah pada hari H-nya lomba, Dewi pun datang ke aula kepemudaan di Kota Kabupaten, di gedung pertemuannya.
Pengalaman pertama Dewi  tampil ikut lomba baca puisi di depan penonton dan Juri, hati Dewi  bener-bener berdebar tidak karuan, takut, malu menyatu jadi satu, dan menurut Dewi ini lebih takut dari saat dia di bully oleh pemuda-pemuda kampung atau teman-teman sekolahnya.
Akhirnya giliran Dewi  maju pun datang, saat itu Dewi berusaha sekuat hati untuk menenangkan hatinya. Dewi pun membacakan puisinya, semampu dia kuasai. setelah selesai Dewi  dan Pak Nana menunggu hasil pengumumannya.
"Juara Pertama adalaaah, Dewira Cahaya Indah dari SMPN 1 Wangi, selamat untuk Dewira, dipersilahkan untuk Dewira maju ke panggung" suara MC menggelegar. Dewi langsung berteriak gembira, bahkan Dewi langsung lari ke panggung, setelah minta izin ke Pa Nana.
Dewi bener-bener gembira, padahal Dewi tidak menyangka bakal juara karena saingannya banyak dan bagus-bagus, pas pengumuman juara dipembacakan  Dewi  sudah dag-dig-dug, saat dibacakan  pengumuman kejuaraan, juara harapan 3 lewat, harapan 2 lewat, harapan 1 lewat, nama Dewi tidak disebut, begitu pun juara 3 dan 2 nama Dewi lewat juga, ternyata nama Rara akan disebutkan pas juara 1. Pak Nana mengucapkan selamat buat Dewi.
"Bapak Bangga sama kamu Dew". Terimakasih  Bapak, saya lebih bangga pada Bapak, karena berkat dukungan dan pelatihan dari Bapak saya juara"
Dari kejuaraan tersebut rasa percaya diri Dewi semakin tinggi, jadi setiap ada lomba baca puisi Dewi ikut serta, sampai tingkat SMA dan kuliah, bahkan Dewi saat tingkat Kuliah mengikuti lombanya bukan hanya baca puisi saja tapi mengikuti lomba cipta dan baca Puisi, dan sudah beberapa kali Dewi juara. Tropi dan sertifikat sudah cukup banyak dimiliki oleh Dewi. Saat kuliah pun Dewi suka mengisi acara baca Puisi di wisudaan seniornya, atas permintaan rektornya, bahkan Dewi pernah membacakan puisi karya Bapak rektornya.