Mohon tunggu...
Bintang Cemerlang
Bintang Cemerlang Mohon Tunggu... Guru - mengajar

Saya suka menonton,baca komik, musik,olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rapuh part 1

11 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:53 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari yang cerah bagikan hidup tak akan beraujung... 

seorang anak baru akan menjadi remaja di jenjang smp bernama aira, teman teman menyapa nya dengan Ai

Pagi yang cerah...

seseorang paman yang kuliat dari kejauhan seadakan aku tau siapa dibalik punggung itu.. tak lama terdengar suara pengumuman dari kantor sekolah 

kantor sekolah : Pengumuman kepada ananda aira dari kelas 8 dipersilahkan datang ke kantor sekolah dekarang juga dikarnakan ada keluarga yang menunggu.. terimkasih 

dengan hati yang bahagia aku pergih ke kantor sekolah, ternyta benar apa yang ku liat tadi seorang pria itu adalah pamanku.. aku datang lalu menyapa dan mencium tanganya.

paman : ay yuk kita pulang?

aku : pulang! tapi seminggu lagi aku ujian paman.

paman : gpp. paman disuruh jemput ay pulang 

aku : ayah masih dirumah sakit kah paman ?

paman : iya .. masih .., yuk pulang paman sudah izin jadi ay bisa pulang .. sana siap siap langsung ke mobil yh,paman tunggu di mobil.

akhirnya akupun merapihkan barang bawaan untuk pulang terutama buku pelajaran karena akan ada ujian kenaikan kelas.

Diperjalan pulang dengan hati senang akan pulang dari sekolah asrama ku.. apalagi kondisi ayah yang sudah hampir 1 tahun sakit, bulak balik rumah sakit.

Saat mobil melintasi jalan yang sudah mendekati rumah ku di depan gg masuk rumah ada bendera kuning berkibar, tidak terfikir oleh ku jika bendera kuning itu adalah tanda adanya kematiian.

mobil paman terparkir agak jauh daru rumah, ternyata aku disambut oleh banyak orang.. rumahku juga banyak orang dan penuh dengan warga, sanak sodara .. hati sudah mulai tidak baik baik saja, ada apa dan kenapa ? banyak pertanyaan di kepala ku saat itu namun apa daya aku hanya bisa terdiam dan melihat keadaan saja.. 

Fikiranku entah kemana dan tiba tiba yang seorang ibu ibu berkata.. anak nya mana yh.. mau mandiin ayahnya gak untuk terakhir kalinya ? aku masih diam dengan heningnya kepalaku.. bagai semua kondisi ini tak dapat kuterima.. 

Aku dibawa ke taman belakang rumah dan apa yang kuliat adalah sesosok kain panjang yang menutupi jasad seseorang yang selalu ada di hidupku .. ya beliau adalah ayahku!!!

proses memandikan ayah hanya dengan mengusap di bagaian kaki nya,kemudian aku dibaw akembali kedalam rumah.. aku melihat mamah yang terbaring dikasur, beliau berkali kali pinsan karena kehilangan ayahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun