Mohon tunggu...
Chotim Rataya
Chotim Rataya Mohon Tunggu... -

Kesejukan adalah hak setiap yang bernyawa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengeja Keromantisan Bersama Pak Bupati

28 Oktober 2017   02:10 Diperbarui: 28 Oktober 2017   03:08 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam diciptakan dengan berjuta misteri.

Tapi misteri itu bukan membuat takut kita, melainkan semakin membuat kita bergairah untuk mengetahuinya..

Saya tengok jam tangan, waktu telah menunjukkan hampir 12.30 WIB. Tampak Rich Hotel di seberang jalan saat motor yang saya tumpangi melewati jalan magelang, Yogyakarta. Sudah waktunya berangkat. Dalam hati ada rasa khawatir akan ketinggalan rombongan  yang akan menuju 3 destinasi yang di saya bayangkan begitu wow. Apalagi acara ini akan hadir Bupati Sleman, Bapak Sri Purnomo. Rasanya akan malu bila sampai di meeting point, yaitu Lobi Rich Hotel, hanya saya yang terlihat berlari karena terlambat.  Setelah memarkir sepeda motor di basement hotel, saya langsung bergegas.

Alhamdulillah, rasa malu tidak saya dapatkan, karena kedatangan saya pas berbareng dengan blogger lainnya yang sedang proses registrasi. Sempat saya celingukan mencari sosok yang mungkin Bupati Sleman. Ternyata Bapak Bupati tidak berangkat dari Rich Hotel. Rombongan dari hotel, dipandu oleh Ibu Evi.  Sekitar 15 menit, proses registrasi selesai, saya langsung naik ke sebuah bis  yang telah dipersiapkan.

Bis pun melaju bersama rasa penasaran tentang destinasi yang akan saya temui. Saya belum pernah ke sana, hanya tahu dari penampakan searchingdi mesin pencari. Akankah seindah yang tampak  internet? Hari ini akan dibuktikan,batin saya.

di dalam Bis (dokpri)
di dalam Bis (dokpri)
Diiringi lagu baru yang nge-slow saya nikmati perjalanan di dalam bus. Setelah melewati kecamatan Prambanan, bus mulai meninggalkan jalan besar. Tak berapa lama, bis pun terasa  berjalan melewati tanjakan. Sesuatu yang membuat agak was-was, hehe. Tapi perasaan tersebut berganti dengan rasa takjub. Ternyata saat menoleh ke belakang, tampak pemandangan yang keren. Bentangan alam yang jarang saya temukan dalam keseharian saya.

Bis semakin menanjak. Dan saya menikmatinya.  Tidak berapa lama, akhir tampak tulisan yang membuat mata saya berbinar. SELAMAT DATANG DI WISATA TEBING BREKSI. Saya sampai.

Bertemu  Bupati Sleman di Wisata Tebing Breksi

Turun dari bis, saya langsung menghambur keluar. Amazing..Belum pernah saya melihat keindahan tebing seperti ini. Apalagi dengan banyak sentuhan seni yang membuat mata tidak bosan menatapnya. Sayapun berjalan agak jauh. Tapi hal tersebut tidak membuat saya merasa lelah. Mata saya rasanya lapar untuk menikmati pemadangan yang ada. 

Karena Bapak Bupati Sleman sudah hadir lebih dulu, saya bergegas untuk bisa bersama beliau. Di sana telah hadir juga  Bapak Camat Prambanan, Kepada Dinas Pariwisata Yogyakarta. Suatu kehormatan dan kebanggan bisa hadir di acara ini. Tidak menunggu waktu lama, Bapak  Camat Prambanan memberikan banyak penjelasan tentang agenda hari ini, beserta destinasi yang akan saya kunjungi.

Bersama Bupati Sleman, Pak Sri Purnomo (dokpri)
Bersama Bupati Sleman, Pak Sri Purnomo (dokpri)
Wisata Tebing Breksi diresmikan pada tanggal 30 Mei 2015. Awalnya merupakan tempat penambangan. Tetapi mengingat akan kelestarian alam. Maka penambangan di tempat tersebut dihentikan. Dan dengan ide brilian, tempat tesebut diubah menjadi tempat wisata yang unik. Karena tidak banyak tempat seperti seperti Tebing Breksi. 

Wisata geologi ini sangat pas bagi traveler yang berjiwa petualang.  Pemandangan alam yang terhampar seolah menghantarkan pada kebebasan,  Tebing Breksi ternyata tidak hanya nyaman dipandang, tetapi di sana kita dapat melakukan panjat tebing. Bagi yang suka fotografi, anda akan terpuaskan saat berada di sini. Sebagai bukti, sudah puluhan kali, Tebing Breksi ini dijadikan spot untuk foto preweding.

naik jeep menuju destinasi (dokpri)
naik jeep menuju destinasi (dokpri)
Memandang dari tempat saya berkumpulpun, rasanya sudah "wow.." Dan lebih Wow lagi, ternyata, Tebing Breksi ini adalah pintu gerbang menuju destinasi wisata alam yang juga membuat hati seperti ingin terbang. Hehehe

Di sini telah tersedia armada jeep sejumlah sekitar 20 untuk tiap harinya. Yang akan selalu siap mengantar wisatawan untuk mengeksplor wisata alam di daerah prambanan. Ada tiga macam trip yang disediakan yaitu short, medium dan long. Jika anda bingung tentang wisata yang ada, jangan khawatir, karena driver jeep juga merupakan guide yang akan dengan senang hati menjelaskan apapun tentang destinasi yang ada.

Watu Payung Selo Langit

Bupati Sleman beserta Camat Prambanan tampak luwes sekali  mengenakan beskap yang ternyata itu adalah baju yang dikenakan di setiap kamis pahing. Beliau berdua begitu enak dan gayeng saat menjelaskan  segala sesuatunya pada saya para blogger. Setelah dirasa cukup, kami pun mulai berangkat menggunakan jeep. Satu jeep memuat 4 orang  ditambah driver.  Kebetulan, jeep yang saya tumpangi ada di belakang persis dari jeep yang ditumpangi Bupati Sleman.

Kami menuju Selo Langit, yang dikatakan di sana ada watu payungnya. Jalan yang ada sudah sangat bagus. Tanda pemerintah daerah setempat benar-benar peduli dan memperhatikan  sarana dan prasarana untuk destinasi yang ada. Di tengah perjalanan, kami melewati Candi Ijo. Tadinya saya kira hendak berhenti, tapi ternyata tidak. Tapi melihat dari jeep saja, sudah membikin mata tidak berkedip. Lain waktu saya ingin ke  Candi Ijo. Tak berapa lama, jalan yang kami lalui sangat ekstrim, begitu menanjak dan saya rasa  hanya jeep saja yang bisa naik. Tapi itulah yang membuat saya merasa sesuatu. Benar-benar petualangan. Sampai di tanah yang agak lapang, Jeep berhenti. Ternyata kami telah sampai. Rombongan Pak Bupati sudah lebih dulu turun dan berjalan. Bergegas, saya ikuti.  

Bersama Bupati Sleman dan Camat Prambanan
Bersama Bupati Sleman dan Camat Prambanan
Dengan antusias saya dengarkan apa yang menjadi cerita da penjelasan Pak  Camat. Dari lokasi watu paying Selo Langit ini, saya bisa melihat  hamparan yang tidak henti-hentinya saya kagumi. Pak Bupati juga sangat  membaur dan ramah dengan para blogger. Sungguh saya, kagum pada beliau  yang terasa dekat dengan kami para blogger yang baru mereka lihat.

Penampakan dari Watu Payungnya (dokpri)
Penampakan dari Watu Payungnya (dokpri)
View dari watu payung (dokpri)
View dari watu payung (dokpri)
Bukit Teletubies

Mendengar namanya, rasanya sangat lucu. Jadi menambah penasaran, seperti apa bukit Teletubies. 

di Bukit Teletubies (dokpri)
di Bukit Teletubies (dokpri)
Dari watu payung Selolangit, kami menuju  ke sana. Melewati jalan yang penuh dengan pepohonan, yang sangat tidak membosankan, kami menikmati dari dalam jeep dengan sesekali berdiri. Mencoba merasakan sensasi semilir angin saat berkendara  dengan jeep. Setelah sampai... hem.. tampak tulisan warna warni menyambut. Bukit Teletubies ternyata berkaitan dengan doom yang dibangun untuk para pengungsi saat ada bencana gempa jogja dulu. 

Dari bukit ini, saya bisa melihat doom yang berwarna warni. Ada gardu pandang yang tentunya semakin memperjelas  penampakan akan keindahan yang bisa dinikmati. Ada yang mengusik di hati saya saat memegang bebatuan yang ada. Ternyata bebatuan yang ada, tampak berlapis. Setelah saya Tanya pada salah satu guide, dijelaskan bahwa, dulu bukit Teletubies merupakan dasar laut. Wow.. tempat setinggi itu dulu dasar laut?  Bisa kita bayangkan.

Menaiki Lokasi Bukit Teletubies
Menaiki Lokasi Bukit Teletubies
Pemandangan dari gardu pandang bukit Teletubies (dokpri)
Pemandangan dari gardu pandang bukit Teletubies (dokpri)
Para Blogger tidak pengin lepas dari Pak Bupati (dokpri)
Para Blogger tidak pengin lepas dari Pak Bupati (dokpri)
Ada cerita yang hampir tidak bisa dipercaya tetapi nyata. Pada saat bencana gempa jogja dulu, semua masyarakat sekitar diberitahu oleh bisikan yang mengatakan bahwa akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan. Maka semua penduduk disuruh keluar beserta ternaknya. Dan benar tidak lama terjadi gempa.  Tetapi masyarakat di situ semuanya selamat. hanya rumah mereka yang trmakan oleh bencana gempa.

Bukit Klumprit nan Eksotik

Setelah beberapa lama menikmati pemandangan sangat mempesona, rombongan selanjutnya menuju ke bukit Klumprit. Meskipun masih ingin tinggal, tapi menuju Bukit Klumprit juga harus segera dilakukan. Karena di sana nanti adalah ujung dari perjalanan ini. Ujung yang sangat dinantikan. Sunset di Bukit Klumprit. Bukit Klumprit, bukit yang tidak oleh terduga oleh saya. Ternyata perjalanan menuju ke sana sangat  menantang. Yah, menantang, karena jeep yang membawa kami tidak bisa mencapainya. Kami harus berjalan beberapa lama untuk mencapainya. Meskipun demikian, rasa lelah rasanya tidak terasa. Yang adalah malah rasa kagum pada pemandangan yang kami lewati.

Perhentian Jeep di Bukit Klumprit (dokpri)
Perhentian Jeep di Bukit Klumprit (dokpri)
Bukit Klumprit merupakan bukit yang masih perawan. Belum tersentuh oleh akses apapun kecuali jalan kaki. Di situ saya lihat bebatuan besar yang menghampar. Karena saya piker akan membutuhkan tenaga, sayapun sudah siap membawa snack untuk mengisi perut hehe. Kami berhenti, Duduk Melihat pemandangan yang baru kali ini saya lihat. Gunung Purba Nglanggeran tampak di sebelah kiri. Di sebelah kanan, tampak cakrawala barat yang nantinya akan terlihat sunset yang sedang dinantikan.

Tracking Menuju Lokasi Bukit Klumprit
Tracking Menuju Lokasi Bukit Klumprit
Tracking (dokpri)
Tracking (dokpri)
Makan dulu... ngisi tenaga (dokpri)
Makan dulu... ngisi tenaga (dokpri)
Setelah sedikit mengisi perut, saya sedikit bergerak ke sana ke mari untuk menikmati bukit yang sangat eksotis ini. Kemana mata memandang rasanya mata ini tidak bosan untuk menikmatinya. Matahari terihat mulai menurun. Meskipun agak mendung sedikit,  cakrawala di sebelah barat tetap akan menampakan keindahannya. Sunset. Meskipun belum mulai ada pendar cahaya matahari seperti dinanti, tetapi suasana romantis tetap sangat terasa.  Aapalagi dengan sikap Pak Bupati yang sangat low profile.  Menambah "romantis" suasana di hati. Bukan saja terasa di bukit Klumprit ini, tetapi sejak bersama beliau juga Pak Camat dan rombongan menyusuri keindangan alam prambanan.

Suasana bareng Pak Bupati Sleman (dokpri)
Suasana bareng Pak Bupati Sleman (dokpri)
Sunset di Bukit Klumprit (dokpri)
Sunset di Bukit Klumprit (dokpri)
Setelah sunset selesai, kami segera kembali menuju jeep untuk ke lokasi awal, Tebing Breksi. meski badan sudah mulai terkuras tenaganya, tetapi semua terbayar dengan kepuasan batin di hati kami, terutama saya. Apalagi melihat Pak Bupati yang  terlihat sabar juga berwibawa meskipun tidak canggung bersama "kaum alit". Sekali lagi saya sangat salut dengan beliau, yang tidak bersikap mriyayeni, tetapi justru terasa "rasa" priyayinya di dalam hati.

Sampai di Tebing Breksi, kami disuguhu makanan spesial sebagai pengobat lelah dan lapar. Ingkung Ayam plus klubanan. Kamipun bersantap dengan lahap. Setelah kami kenyang, kamipun pulang ke titik awal kami, yaitu Lobby Rich Hotel.

Malam Di Tebing Breksi (dokpri)
Malam Di Tebing Breksi (dokpri)
Terimakasih, Pak Bupati Sleman, Pak Camat Prambanan, Bu Evy, Dinas Pariwisata  Sleman juga Dinas Perdagangan Sleman. dengan senang hati saya menunggu undangan untuk ngetrip lagi menjelajahi destinasi-destinasi yang mengagumkan.

Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri.  Di dalam negeri sendiri, masih begitu banyak yang tidak akan habis untuk dieksplor keindahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun