Mohon tunggu...
Ratna Sari
Ratna Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja di Sektor Publik

Bekerja di Jakarta, lulusan kuliah Hukum. senang mengamati politik, hukum dan sosial. penyuka sastra, budaya dan film. berharap kemajuan yang lebih baik bagi bangsa ini. email: ratnasaridewianwar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Prospek Indonesia Mempertahankan Predikat Pertama Dunia untuk Wisata Halal

7 Juli 2019   19:22 Diperbarui: 7 Juli 2019   20:13 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar by : makassar.merdeka.com

Prestasi Indonesia dalam meningkatkan penilaian destinasi terpopuler dunia untuk wisata halal, pada tahun 2019 ini mencapai puncaknya yaitu mendapat peringkat pertama dunia sebagai destinasi wisata halal paling popular dunia berdasarkan penilaian Studi Global Muslim Travel index (GMTI) yang dilakukan oleh Mastercard-CrescentRating. 

Sebelumnya peringkat pertama diduduki Malaysia berturut-turut. Adapun 10 besar negara unggulan destinasi wisata halal dunia adalah; Indonesia, Maysia, Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Saudi Arabia, Qatar, Bahrain, Oman, Morocco dan Kuwait. Indikator yang di nilai secara umum adalah ramah muslim, ramah keluarga, kesadaran halal pada destinasi wisata, dengan penjabaran seperti;adanya akses/tempat untuk beribadah, adanya makanan halal baik di hotel dan restoran-restoran, keamanan dan kenyamanan bagi muslim di lingkungan dan tempat/destinasi, dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri juga terdapat Muslim Travel Index (IMTI). Salah satu program yang dibuat pemerintah untuk memperlihatkan peringkat destinasi di Indonesia yang ramah terhadap wisatawan Muslim. Pada Tahun 2019, berdasarkan penilaian IMTI, 10 Daerah terpopuler dan unggul bagi destinasi wisata halal adalah; Lombok,  Aceh, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Timur (Khusus Area Malang), dan Sulawesi Selatan (Khusus Makassar dan selingkar Makassar).

Berdasarkan penilaian GMTI tersebut, Indonesia patut berbangga, karena akhirnya mencapai peringkat pertama tersebut dan menggeser posisi Malaysia ke peringkat kedua. Sejak tahun 2015, Indonesia mulai memperlihatkan upaya serius mengelola wisata halal, salah satunya mempromosikan destinasi wisata di Daerah-daerah untuk wisata halal Indonesia, contohnya; mempromosikan Lombok sebagai wisata halal dengan ribuan Masjid, memperbaiki akses dan jalan yang memadai untuk kawasan Mandeh di Sumatera Barat yang menambah variasi pilihan objek wisata di Sumbar,mempromosikan berbagai cita rasa makanan halal di Jawa Barat, Sumbar dan Yogyakarta, dan upaya lainnya memperkenalkan kuliner dan objek wisata halal.

Pada saat ini, setelah Indonesia mampu berada di prestasi puncak destinasi paling unggul tingkat dunia, maka persoalannya mempertahankan prediket tersebut akan menjadi kerja keras bersama bagi Pemerintah, Pengusaha dan masyarakat pada umumnya.

Peningkatan perekonomian

Sektor wisata halal ini akan meningkatkan perekonomian Indonesia, karena memacu banyak aspek perdagangan barang dan jasa yang bisa dijual kepada para wisatawan. Yang paling banyak dicari adalah makanan halal termasuk makanan kemasan, restoral halal, hotel yang ramah muslim, tempat beribadah, dan banyak sektor lainnya yang dapat membuat perekonomian Indoesia bertumbuh dan menguntungkan. Oleh karena itu, predikat unggulan pertama dunia dalam Wisata Halal ini perlu dipertahankan Indonesia dan dikembangkan secara signifikan, sehingga benar-benar dirasakan masyarakat memberi dampak pada pertumbuhan dan kemajuan perekonomian.

Hemat saya, ada beberapa pihak yang bisa terlibat dalam upaya mempertahankan dan juga meningkatkan prestasi tersebut:

1. Pemerintah

Dalam upaya meningkatkan sektor pariwisata halal, maka upaya yang dilakukan tidak hanya mempromosikan destinasi wisata, tapi juga menyusun regulasi untuk mendorong pencapaian yang optimal. Pemerintah perlu menyusun peraturan mengenai wisata halal, karena saat ini sudah terdapat Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, namun peraturan mengenai khususnya wisata halal belum di atur. 

Menurut UU tersebut, pariwisata adalah 'berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah."yang terdapat pada Pasal 1 butir 3. Kemudian pada paal 14 disebutkan bahwa usaha pariwisata mencakup banyak sektor, antara lain jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, spa dan lain-lain.

Menyimak UU Pariwisata tersebut, maka ada beberpa hal yang akan bisa menjadi nilai ekonomis dalam pengaturan ketentuan (peraturan) tentang wisata halal,seperti;pengaturan Restoran dan hotel dengan makanan halal akan mempengaruhi sektor ekonomi dan pemasukan dari sertifikasi makanan halal serta tempat pemotongan hewan dana yam secara halal. Dua hal ini akan sangat berdampat pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah sekitar.

Selain itu, yang bisa dilakukan Pemerintah adalah medorong Badan Ekonomi kreatif untuk membuat dan menciptakan program-program unggulan bagi wisatawan manca negara termasuk wisatawan muslim, misalnya pameran halal, fotografi muslim dan bentuk kegiatan lainnya termasuk yang berasal dari kreatifitas masyarakat, sehingga juga akan berdampak kepada peningkatan sektor usaha menengah dan kecil di Indoensia. 

Hal lainnya yang tak kalah penting untuk ditingkatkan dan juga diperbaiki adalah objek wisata itu sendiri, perlu diperbaharui  dan diurus dengan baik, akses fasilitas jalan dan juga akses untuk mencapai objek/destinasi wisata tersebut serta fasilitas umum lainnya di destinasi wisata.

2. Pengusaha

Pengusaha adalah faktor penunjang yang sangat penting dalam memajukan perekonomian termasuk sektor parwisata halal. Tentu saja dengan melakukan usaha-usaha yang menunjang berkembangnya sektor pariwisata halal, paling tidak dari aspek kuliner, yang sangat banyak dibutuhkan wisatawan. 

Wisatawan muslim tidak akan ragu dating ke restoran dan membeli makanan kemasan yang telah dijamin kehalalannya. Selain itu, faktor yan gbisa dilakukan pengusaha adalah menyediakan tempat beribadah di restoran, rumah makan dan juga hotel, sehingga hal ini faktor paling utama yang menyebabkan wisatawan muslim bisa berkunjung atau menginap disuatu tempat.

3. Masyarakat Umum

Masyarakat umum, yang tidak termasuk kelompok pengusaha dapat mendorong majunya sektor pariwisata halal, dengan beberapa upaya seperti; mempromosikan melalui media sosialnya sektor pariwisata Indonesia, termasuk sektor wisata halal, bersikap ramah terhadap para wisatawan dan juga dapat memberi saran dan masukan kepada Pemerintah untuk kemajuan sektor wisata halal.

Semua pihak di atas, dapatbersama-sama dalam upaya membangun dan memajukan sektor perekonomian dari wisata halal, karena sebagai contoh negara tetangga Malaysia mengalami kemajuan perekonomian yang pesat sejak diperolehnya peringkat unggulan dunia dalam pariwisata halal, karena predikat tersebut tidak hanya mengundang wisatawan muslim dating ke Malaysia tapi lebih kepada mendorong para wisatawan dari manapun dan agama apapun untuk berkunjung, karena salah satu fator seperti kebutuhan makanan yang higinies, akan terpenuhi apabila ada jaminan halala, karena makanan yang dijamin kehalalannya, maka juga dipastikan terjaga kebersihan dan higinitasnya.

Sebuah riset (PDF) menyebutkan pengeluaran umat muslim seluruh dunia pada 2015 mencapai 1,9 triliun dolar AS. Sektor makanan dan minuman merupakan pos pengeluaran terbesar (1,17 triliun dolar AS), diikuti pakaian dan aksesori (243 miliar dolar AS), serta media dan rekreasi (189 miliar dolar AS), dan pariwisata (151 miliar dolar AS). 

Oleh karena itu, peluang untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian sangat menjanjikan dari sektor wisata halal, selayaknyalah kita mulai memikirkan membangun perekonomian Indonesia bersama-sama, baik Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, Pengusaha dari sektor memajukan usaha dan masyarakat. hal ini juga ditunjang oleh Keindahan alam Indonesia yang memanjakan mata dan menantang bagi wisatawan, Pantai, danau, gunung, adat istiadat dan berbagai objek wisata lainnya sangat kaya dan menjanjikan untuk prospek perekonomian yang lebih baik dan maju di sektor wisata halal. Semoga !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun