Beberapa Pahlawan Nasional cukup banyak yang fokus dan memberikan andil besar dalam Dunia pendidikan, seperti Kh. Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhamadiyah, Buya Hamka juga terkenal dengan fokus dan memajukan dunia pendidikan. Hingga sekarang, tokoh-tokoh Pahlawan pejuang dan pendidik tersebut tidak lekang dalam ingatan generasi ke generasi, Tetapi kenapa Ki Hadjar Dewantara yang dinobatkan menjadi Bapak Pendidikan, dengan Surat Keputusan Presiden RI (Presiden Soekarno) nomor 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
 "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani." yang artinya, di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Semboyan ini masih di pakai Kementerian Pendidikan hingga sekarang di dunia pendidikan dan menjadi semboyan sistem pendidikan di kalangan para pendidik.  Dari sekian banyak sejarah yang mencatatkan andil beliau dalam dunia pendidikan, menurut saya ada beberapa hal yang menyebabkan Ki Hadjar Dewantara dinobatkan sebagai Bapak pendidikan, adalah:
Pertama; Memiliki semangat yang tinggi untuk maju dan berpendidikan. Dalam catatan sejarah, Beliau bersekolah pada  Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar pada zaman Belanda di Indonesia. Hak mendapatkan pendidikan ini dikarenakan Ki Hajar Dewantara merupakan bangsawan keraton. Setelah menyelesaikan pendidikan di ELS, Ki Hajar Dewantara melajutkan pendidikannya di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) sebuah sekolah khusus untuk pendidikan kedokteran khusus bagi pribumi di Batavia pada zaman Kolonial Belanda, yang kini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ki Hajar Dewantara tak dapat melanjutkan pendidikan tersebut dikarenakan dirinya sakit. Etape inilah yang saya sebut memiliki semangat yang tinggi untuk maju, karena setelah beliau sembuh, walau tidak bisa melanjutkan sekolah, Beliau kemudian memulai karir dengan menjadi seorang Wartawan dan menulis beberapa surat kabar seperti, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Kedua; Menulis. Kemampuan Ki Hadjar Dewantara menulis menjadikan tulisan-tulisannya sebagai pemacu semangat dan juga kemauan untuk berjuang. Menulis dari waktu ke waktu selalu mendapat tempat untuk jalan berjuang dan berbagi ilmu dan pengalaman. Kepiawaian Beliau menulis inilah yang berakibat beliau di asingkan hingga ke Negeri belanda. Salah satu tulisan Beliau yang menetang Pemerintahan Belanda yaitu ketika Belanda yang memaksa rakyat untuk memberikan uang guna mengadakan perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penindasan Perancis. Beliau  menulis dengan judul Als ik een Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda) berisikan sindiran kepada pemerintah Belanda, dengan bunyi sebagai berikut:
Als ik een Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda)
Sekiranya aku seorang Belanda,
aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang
telah kita rampas sendiri kemerdekaannya.
Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil,
tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh
si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.
Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka,
dan sekarang kita keruk pula kantongnya.
Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu!
Kalau aku seorang Belanda,
hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku,
ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang
tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.
Tulisan inilah yang kemudian menyebabkan Ki Hadjar Dewantara diasingkan ke Pulau Bangka (permintaan Ki Hajar Dewantara). Tetapi, Tjipto Mangoenkoesoemo
beserta Douwes Dekker melakukan protes dan akhirnya justru mereka bertigalah
yang diasingkan ke Belanda pada 1913. Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dan Tjipto
Mangoenkoesoemo mendapati sebutan "Tiga Serangkai". Pada saat di Belanda, Beliau bertiga mendapat pengalaman yang cukup banyak dalam bidang pendidikan.
Ketiga; Mendirikan Taman Siswa. Pendirian sekolah ini, menurut saya menjadi faktor utama Belia di nobatkan Presiden Soekarno sebagai Bapak Pendidikan. Sepulang dari pengasingan Dari Belanda, pada tahun 1922, beliau mewujudkan perjuangannya dengan mendirikan National Onderwijs Institut Taman siswa atau lebih akrab dikenal Perguruan Taman siswa. lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan bagi para pribumi, tidak hanya kaum bangsawan atau Keraton yang bisa memperoleh pendidikan seperti para priyayi pada zaman penjajahan Belanda. Dalam lembaga pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara menekankan dan menanamkan pendidikan rasa kebangsaan kepada pribumi agar mereka semakin merasakan cinta terhadap bangsa dan tanah air dan berjuang mendapatkan kemerdekaan yang hakiki.
Beliau juga berjuang keras mempertahankan Lembaga pendidikan ini, karena pemerintah kolonial Belanda mencoba menghalau dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932 termasuk lembaga pendidikan yang didirikan Ki Hadjar Dewantara, namun kemudian berkat usaha keras Beliau, Ordonansi itu dicabut.
Sejak saat itu, Â Ki Hajar Dewantara mengubah gaya tulisannya, beliau sudah tidak lagi menulis dengan nuansa politik, tetapi lebih fokus ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Dengan tulisan beliau yang berkonsep pendidikan itulah Ki Hadjar Dewantara merumuskan dasar-dasar bagi pendidikan Indonesia, termasuk semboyan dan kata-kata Beliau yang banyak di kutip di dunia pendidikan.
Keempat; Berusaha Dekat dengan rakyat. Pada tahun 1922, saat berusia genap 40 tahun berdasarkan hitungan tahun Caka, Beliau mengganti nama bangsawannya yaitu dari awalnya Raden Mas Soewardi Soeryaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, beliau
lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara semenjak saat itu ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Dalam ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 namanya dieja menjadi Ki Hajar Dewantara. Penggantian nama ini juga dimaksudkan agar dekat dengan rakyat untuk tujuan memajukan pendidikan dan tidak ingin menggunakan gelar Bangsawan. Hingga sekarang, Kita lebih mengenai Beliau dengan namanya Ki Hajar Dewantara dibanding nama bangsawan beliau.Â
Menurut saya, Setidaknya empat hal di atas yang membuat Ki Hajar Dewantara menjadi Bapak Pendidikan. Dengan Gelar Bapak Pendidikan bagi Beliau, hal ini tentu bukan menghilangkan jasa para Pahlawan lainnya di bidang pendidikan, tapi lebih bermaksud kepada memberikan semangat bagi generasi saat ini untuk menjadi kaum yang terdidik baik dari sisi keilmuan dan juga Adab, karena bagaimanapun suatu bangsa haruslah memiliki kecakapan ilmu dan juga adab yang baik sebagi pemaknaan kita terhadap sila kedua Pancasila.
-----------------------
Sebagai Generasi yang hidup saat ini, dengan ketinggian teknolgi yang telah mencapai 4.0, seharusnya kita memaknai hari pendidikan tidak sekedar mengulang-ulang catatan lama, tapi beberapa hal perlu kita lakukan untuk menjadi kaum yang terdidik, antara lain; pertama;Banyak belajar. Galilah kemampuan untuk cakap di bidang yang kita inginkan, bukan paksaan siapapun dan tekuni sampai kemudian kita memperoleh manfaat dari ilmu yang dimiliki untuk disebarkan kepada orang lain dan masyarakat sekitar. Menjadi manusia yang bermanfaat bukan hanya sekedar membagi ilmu dan memajukan pendidikan, tetapi juga sebagai pelaksanaan ajaran agama (agama Islam) bahwa manuasia yang bermanfaat bagi orang lain akan menjadi orang-orang terbaik. Â Kedua;Menulislah. Pelajaran penting dari Bapak Pendidikan adalah mengajarkan kita untuk menulis.Â
Hal ini merupakan langkah untuk membagi ilmu dan pikiran juga untuk meminta masukan orang lain serta kritikan yang membangun. Menulis menjadikan kita paham akan sesuatu dan lebih jauh dapat memberi pemahaman kepada orang lain. Â Ketiga; jangan berhenti berjuang. Ini lebih kepada semangat kita sebagai generasi sekarang. Kecendrungan generasi kita sekarang dari waktu ke waktu semakin malas dan mudah menyerah. Baper, Laper, Mager menjadi pameo yang tidak lepas dari keseharian kita. Hal ini perlu kita evaluasi masing-masing untuk kemajuan yang lebih baik bagi kita ke depannya. Berjuang juga melanjutkan cita-cita para Pahlawan, seperti cita-cita Ki Hajar Dewantara dengan Sekolah Taman Siswanya, bisa kita lanjutkan, seperti memajukan sekolah Taman Siswa, atau dalam bentuk lain ikut andil memajukan dunia pendidikan.Tiga hal ini perlu kita bangun dalam diri kita masing-masing. Semoga kita menjadi bangsa yang maju, terdidik dan berperadaban luhur.Â
Â
NB: Sejarah di olah dari berbagai sumber Wikipedia dan ngelmu.id.Â
Mari berteman dan kunjungi Instagram penulis: ratna9224
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI