Mohon tunggu...
Ratna Sari
Ratna Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja di Sektor Publik

Bekerja di Jakarta, lulusan kuliah Hukum. senang mengamati politik, hukum dan sosial. penyuka sastra, budaya dan film. berharap kemajuan yang lebih baik bagi bangsa ini. email: ratnasaridewianwar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bapak Pendidikan, Kenapa Ki Hajar Dewantara? (Suatu Pembelajaran)

2 Mei 2019   15:14 Diperbarui: 2 Mei 2019   15:53 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka,

dan sekarang kita keruk pula kantongnya.

Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu!

Kalau aku seorang Belanda,

hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku,
ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang
tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.

Tulisan inilah yang kemudian menyebabkan Ki Hadjar Dewantara diasingkan ke Pulau Bangka (permintaan Ki Hajar Dewantara). Tetapi, Tjipto Mangoenkoesoemo
beserta Douwes Dekker melakukan protes dan akhirnya justru mereka bertigalah
yang diasingkan ke Belanda pada 1913. Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dan Tjipto
Mangoenkoesoemo mendapati sebutan "Tiga Serangkai". Pada saat di Belanda, Beliau bertiga mendapat pengalaman yang cukup banyak dalam bidang pendidikan.

Ketiga; Mendirikan Taman Siswa. Pendirian sekolah ini, menurut saya menjadi faktor utama Belia di nobatkan Presiden Soekarno sebagai Bapak Pendidikan. Sepulang dari pengasingan Dari Belanda, pada tahun 1922, beliau mewujudkan perjuangannya dengan mendirikan National Onderwijs Institut Taman siswa atau lebih akrab dikenal Perguruan Taman siswa. lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan bagi para pribumi, tidak hanya kaum bangsawan atau Keraton yang bisa memperoleh pendidikan seperti para priyayi pada zaman penjajahan Belanda. Dalam lembaga pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara menekankan dan menanamkan pendidikan rasa kebangsaan kepada pribumi agar mereka semakin merasakan cinta terhadap bangsa dan tanah air dan berjuang mendapatkan kemerdekaan yang hakiki.

Beliau juga berjuang keras mempertahankan Lembaga pendidikan ini, karena pemerintah kolonial Belanda mencoba menghalau dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932 termasuk lembaga pendidikan yang didirikan Ki Hadjar Dewantara, namun kemudian berkat usaha keras Beliau, Ordonansi itu dicabut.

Sejak saat itu,  Ki Hajar Dewantara mengubah gaya tulisannya, beliau sudah tidak lagi menulis dengan nuansa politik, tetapi lebih fokus ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Dengan tulisan beliau yang berkonsep pendidikan itulah Ki Hadjar Dewantara merumuskan dasar-dasar bagi pendidikan Indonesia, termasuk semboyan dan kata-kata Beliau yang banyak di kutip di dunia pendidikan.

Keempat; Berusaha Dekat dengan rakyat. Pada tahun 1922, saat berusia genap 40 tahun berdasarkan hitungan tahun Caka, Beliau mengganti nama bangsawannya yaitu dari awalnya Raden Mas Soewardi Soeryaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, beliau
lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara semenjak saat itu ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Dalam ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 namanya dieja menjadi Ki Hajar Dewantara. Penggantian nama ini juga dimaksudkan agar dekat dengan rakyat untuk tujuan memajukan pendidikan dan tidak ingin menggunakan gelar Bangsawan. Hingga sekarang, Kita lebih mengenai Beliau dengan namanya Ki Hajar Dewantara dibanding nama bangsawan beliau. 

Menurut saya, Setidaknya empat hal di atas yang membuat Ki Hajar Dewantara menjadi Bapak Pendidikan. Dengan Gelar Bapak Pendidikan bagi Beliau, hal ini tentu bukan menghilangkan jasa para Pahlawan lainnya di bidang pendidikan, tapi lebih bermaksud kepada memberikan semangat bagi generasi saat ini untuk menjadi kaum yang terdidik baik dari sisi keilmuan dan juga Adab, karena bagaimanapun suatu bangsa haruslah memiliki kecakapan ilmu dan juga adab yang baik sebagi pemaknaan kita terhadap sila kedua Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun