Mohon tunggu...
RASYUHDI
RASYUHDI Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Santri asal Situbondo yang melanjutkan studinya di nanjing universty china

trevelling/touring/membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Kemerdekaaan China yang Tentram dan Isu G30/S PKI yang Tak Terjual

11 Oktober 2019   23:43 Diperbarui: 11 Oktober 2019   23:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika teman-teman mahasiswa di Indonesia saat ini biasanya di sibukkan dengan kajian bahkan pementasan seni terkait G30/S PKI akan tetapi sekarang kalian semua di sibukkan atas seruan kepada ibu pertiwi. 

Ya setidaknya itu lebih baik dari pada berputar-putar di atas sejarah yang sampai saat ini masih banyak ke janggalan. Mungkin bagi teman-teman masih bingung atau bahkan penasaran bagi yang belum tahu, seperti:

  • Apa benar PKI itu adalah musuh bangsa?
  • Lalu kenapa ajaran komunisme,karmax,lenin wa ala alih di larang?
  • Dan sosok DN aidit itu kenapa begitu menegrikan?

Yang pasti semua itu bisa kita pelajari dengan membaca dan memahami, akan tetapi tingkat litarasi kita saat ini terkait sesuatu yang berbau china itu bisa di katakana terbatas. 

Entah dari mana itu semua berasal, padahal jika PKI itu di larang dan khilafah juga resmi di bubarkan setidaknya dua hal yang berkaitan dengan itu semua sama-sama dilarang, tetapi kenapa cuman hal berbau PKI yang selalu di babat habis-habisan?

Kembali lagi dengan judul di atas, melawan lupa G30/S PKI saat ini sudah tak terjual lagi. Kadang pikiranku selalu berputar mengingat peristiwa tersebut, karena terlalu panjang hal yang harus dikaji bersama terkait peristiwa G30/S PKI pembantaian 6 jendral 1 perwira.

Jika awal semua itu di kaitkan dengan orang-orang yang tidak suka dengan china. Apalagi sampai mengorbankan intlektual muda Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di china, dengan isu pelajar mahasiswa di china di cekoki faham komunis, apa itu tidak menyakitkan hati putra-putri bangsa yang sedang menempuh pendidikan jauh, hanya untuk menyerap ilmu orang luar lalu pulang ke pangkuan ibu pertiwi dan berkontribusi.

Sebenarnya semua itu adalah sebuah anugerah dari tuhan, kita harus bisa menjaga bersama, jika darah bisa di bayar dengan kata, lantas kenapa kita harus bersusah payah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun