Mulai dari tanggal 1-7 oktober kelas di liburkan di harap kepada semua mahasiswa internasional untuk berhati-hati jika melakukan perjalan, karena di hari kemerdekaan china semua orang banyak yang keluar.''notifikasi di wechat berbunyi seperti itu dengan bahasa china tentunya''.
Siapalah aku yang hanya orang desa tapi dapat menempuh pendidikan di kampus favorit china, bahkan rankingnya kampusku ini masih di atas kampus-kampus favorit di Indonesia loh.Â
Jadi, seperti judul yang sudah ada di atas sih, china saat ini sedangkan merayakan hari kemerdekaannya. Dosenku juga bilang kalau kita juga harus berpartisipasi menyemarakkan hari kemerdekaan mereka yang ke-70. Tapi sebenarya aku masih sedikit takut sih, karena netijen di Indonesia kan maha benar, entar di kira antek aseng lagi.
Tapi melihat dinamika yang sedang terjadi di Indonesia saat ini, itu merupakan bukti nyata sih kalau Indonesia itu butuh isu-isu hangat terbaru yang dapat meletupkan emosi masa, tanpa melihat tuntutan dan sikap oknum yang anarkis sih.Â
Sama dengan judul di atas, di hari kemerdekaan china yang ke-70 ini seolah-olah di Indonesia itu henning, tanpa suara, hanya saja suara mahasiswa yang lantang di ujung jalan tapi tak kunjung di dengar, ya namanya juga nasib.
Jika tahun lalu perayaan kemerdekaan china di Indonesia prabowo subianto di minta memotong kue, entah sekarang beliau di minta apa, di tambah suhu politik tahun lalu antara 01 dan 02 itu panasnya memang luar biasa.Â
Akan tetapi herannya sih china itu memang selalu salah di mata segelintir kalangan orang di Indonesia dan heranya lagi presiden Indonesia yang selalu di tuding mempunyai afiliasi khusus dengan orang-orang china, sehingga dunia persilatan di jagat medsos tambah hancur.Â
Sehingga hari kemerdekaan china tahun lalu terjual mahal, apalagi di tambah ucapan prabowo subianto "Saya memandang China sangat penting bagi Indonesia, jadi kita harus jalin hubungan baik, kita harus tingkatkan hubungan dalam tingkat yang lebih baik dan saling membantu," sungguh jlep banget.
Mungkin untuk tahun ini isu-isu terkait china - PKI di liburkan dulu, karena orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus juga masih sibuk agar bisa masuk di kalangan teman-teman Indonesia yang sedang turun ke jalan, eman-eman loh.Â
Terkait mahasiswa turun kejalan, dari aku sih cuman bisa bilang hati-hati, meskipun tidak dapat turun ke jalan setidaknya aku tetap mendukung terkait aksi teman-teman, akan tetapi jangan anarkis dan harus di waspadai penumpang gelap yang ada di dalam.
Jika teman-teman mahasiswa di Indonesia saat ini biasanya di sibukkan dengan kajian bahkan pementasan seni terkait G30/S PKI akan tetapi sekarang kalian semua di sibukkan atas seruan kepada ibu pertiwi.Â
Ya setidaknya itu lebih baik dari pada berputar-putar di atas sejarah yang sampai saat ini masih banyak ke janggalan. Mungkin bagi teman-teman masih bingung atau bahkan penasaran bagi yang belum tahu, seperti:
- Apa benar PKI itu adalah musuh bangsa?
- Lalu kenapa ajaran komunisme,karmax,lenin wa ala alih di larang?
- Dan sosok DN aidit itu kenapa begitu menegrikan?
Yang pasti semua itu bisa kita pelajari dengan membaca dan memahami, akan tetapi tingkat litarasi kita saat ini terkait sesuatu yang berbau china itu bisa di katakana terbatas.Â
Entah dari mana itu semua berasal, padahal jika PKI itu di larang dan khilafah juga resmi di bubarkan setidaknya dua hal yang berkaitan dengan itu semua sama-sama dilarang, tetapi kenapa cuman hal berbau PKI yang selalu di babat habis-habisan?
Kembali lagi dengan judul di atas, melawan lupa G30/S PKI saat ini sudah tak terjual lagi. Kadang pikiranku selalu berputar mengingat peristiwa tersebut, karena terlalu panjang hal yang harus dikaji bersama terkait peristiwa G30/S PKI pembantaian 6 jendral 1 perwira.
Jika awal semua itu di kaitkan dengan orang-orang yang tidak suka dengan china. Apalagi sampai mengorbankan intlektual muda Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di china, dengan isu pelajar mahasiswa di china di cekoki faham komunis, apa itu tidak menyakitkan hati putra-putri bangsa yang sedang menempuh pendidikan jauh, hanya untuk menyerap ilmu orang luar lalu pulang ke pangkuan ibu pertiwi dan berkontribusi.
Sebenarnya semua itu adalah sebuah anugerah dari tuhan, kita harus bisa menjaga bersama, jika darah bisa di bayar dengan kata, lantas kenapa kita harus bersusah payah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H