Walau berbeda, podcast dan radio tentunya sama-sama menyajikan informasi dalam bentuk audio, sehingga keduanya berbagi karakteristik dasar yang serupa. Keduanya menekankan pada elemen auditive, percakapan, dan penyampaian berita atau cerita tanpa visual. Hal ini membuat podcast dapat dikatakan sebagai evolusi dari radio tradisional yang dapat menarik minat generasi muda sekarang mengenai jurnalisme radio. Dalam hal ini jurnalisme radio dapat beradaptasi mengikuti zaman, dan dapat menarik perhatian generasi muda, bahkan menghilangkan stigma bahwa jurnalisme radio merupakan media yang jadul. Kehadiran podcast ini juga tentunya menunjukkan bagaimana jurnalisme radio dapat bertransformasi dan beradaptasi di era digital sekarang.
Jurnalisme radio tentunya menghadapi tantangan besar di era digital, tantangan tersebut terdiri dari tantangan perubahan pola konsumsi media, persaingan dengan platfrom lain, kebutuhan konten yang relavan, penurunan pendapatn iklan, dan lainnya terutama dari segi pendanaan dan minat konsumen. Platform streaming dan podcast memang membuka peluang baru, tetapi di sisi lain juga platform ini menuntut kualitas produksi yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk bersaing dengan media lain. Hal ini membuat radio harus berinovasi dengan konten yang lebih kreatif dan menyajikan berita yang lebih menarik dan interaktif agar tetap relevan dan diminati di zaman sekarang.
Namun, di balik semua tantangan tersebut, jurnalisme radio tetap memiliki masa depan yang cerah. Dengan terus berinovasi melalui podcast, radio streaming, dan media lainnya, bukan hanya itu kita juga sebagai generasi muda harus bisa melestarikan jurnalisme radio ini agar tidak meredup. Tentunya dengan hal itu, jurnalisme radio tetap memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu media yang tetap relevan dan diminati, terutama oleh generasi muda di zaman sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H