Satu persepsi tersebut yang sangat diyakini benar, walaupun ada lain persepsi yang juga menjustifikasi bahwa persepsinyalah yang paling benar. Jika kita melihat persepsi atau pengelompokan tersebut.
Pengelompokan itu, sebetulnya diharapkan untuk dapat dengan mudah mencari dan memberikan pemahaman akan satu persepsi sudut pandang lainnya. Dan dari satu persepsi tersebut diharapkan dapat membunuh atau menyingkirkan persepsi lain, yang dinilainya, persepsi lain tersebut hanya akan menjadi ancaman dan penghambat bagi keberlangsungan akan kepentingan pengelompokan dan pengorganisiran tadi.
Semuanya saling berlomba-lomba, dan ingin memenangkan perlombaan itu atas nama pribadi (individu). Sementara, individu lainnya termarjinalkan bahkan tak terawat sama sekali. Konsep berjamaah, saling bekerja untuk menjalin kebersamaan (gotong royong) hambar begitu saja. Dan jika hal itu terjadi, bermalas-malasan dan madzhab dari diri sendirilah yang merasa paling benar.
Dan akibatnya, tidak ada kesepahaman upaya untuk sampai pada kata persatuan dan kerukunan nalar kritis kebuntuan itu. Maka, perlunya untuk saling memahami kembali (came back) terhadap intropeksi diri kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H