Mohon tunggu...
rasqahmagfiratunnisaa31
rasqahmagfiratunnisaa31 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Identifikasi permasalahan di indonesia untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru

13 Desember 2024   00:48 Diperbarui: 13 Desember 2024   00:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenaan dengan solusi di atas yang lebih penting dan utama adalah bagaimana menumbuhkan dan membangkitkan kemauan belajar dari peserta didik, baik masyarakat maupun keluarga yang kurang mampu supaya semangat dan terus terpacu untuk membuat anak-anak mereka agar tetap bisa sekolah.

2.2.2. Masalah Mutu / Kualitas Pendidikan

Mutu pendidikan sangatlah luas cakupannya, banyak yang hanya melihat dari kualitas luarannya. Apabila kita sadari proses belajar yang baik akan menghasilkan luaran yang baik pula, maka jika proses belajarnya kurang baik maka mutu hasil yang diharapkan akan kurang baik juga. Jika terjadi pembelajaran yang kurang optimal hal ini mengakibatkan nilai tes yang baik, sehingga bisa dikatakan hasil belajar itu semu. Hal ini mengindikasikan terdapat masalah pada kualitas pendidikan yang berkaitan dengan "pemrosesan" pembelajaran.

Proses pembelajaran berjalan dengan baik apabila didukung oleh berbagai unsur pendidikan diantaranya tenaga pendidik, peserta didik, sarana pembelajaran, kurikulum bahkan lingkungan sekitar. Sebagai contoh apabila unsur sarana yang ada di sekolah tersebut lengka, Sedangkan tenaga pendidik kurang terampil , hal ini menyebabkan kurang optimalnya proses pembelajaran dalam rangkan meningkatkan kualitas dan hasil belajar.

Masalah mutu pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan akses pada semua jenjang pendidikan, yang mana kondisi di Indonesia masih belum merata terutama di daerah pedesaan yang masih rendah bila dibandingkan dengan di kota. (Meirawan, 2010: 126-127).

Penelitian yang dilakukan Goldhaber and Anthony (2007) menyatakan bahwa peningkatan mutu guru dapat dilakukan dengan sistem sertifikasi guru.

Solusi yang bisa ditawarkan untuk meningkatkan mutu pendidik diantaranya: (1) seleksi yang ketat untuk penerimaan mahasiswa calon pendidik; (2) Pengembangan keteramilan tenaga pendidik melalui pelatihan-pelatihan; (3) penyempurnaan kurikulum yang materinya disesuaikan dengan muatan lokal di daerah setempat; (4) pengembangan sarana dan prasaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman; (5) penyempurnaan administrasi sekolah sehingga dapat efisiensi anggaran; (6) pengorganisasian dalam rangka untuk menjaga kualitas penyelenggara pendidikan perlu ditetapkan dengan didukung oleh lembaga yang sudah diberi wewenang dalam menjamin mutu diantaranya Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM) maupun dari lembaga independen.

2.2.3. Masalah Efisiensi

Membahas tentang efisiensi dalam sistem pendidikan dimana erat kaitannya dengan pemanfaatan segala kekuatan yang dimiliki agar tercapai misi yang rencanakan. Apabila dalam penggunaanya hemat dan cermat maka bisa disimpulkan bahwa tingkat efisiensinya tinggi. Tetapi apabila terjadi sebaliknya, maka efisiensinya dikatakan kurang. 

Banyak para ahli yang berpendapat sistem pendidikan Indonesia sudah bagus mengikuti perkembangan zaman dan teknonoli. Hanya saja ada beberapa area yang tidak bisa dijangkau oleh kebijakan pemerintah pusat. Kelemahan tersebut dapat dilihat dengan masih banyaknya murid yang mengalami DO, banyak peserta didik yang seharusnya sekolah mereka bekerja untuk membantu kebutuhan orang tua. Adanya pembedaan kelas unggulan dengan kelas biasa, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang menjadikan pendidikan lebih efisien (Idris, 1992:60-61) 

Masalah ini meliputi : (1) kesenjangan antara lulusan dan lapangan kerja, dimana lulusan atau angkatan kerja lebih tinggi dari lapangan pekerjaan sehingga banya yang tidak terserap; (2) Beberapa daerah masih banyak guru yang mengajar diluar bidang keahlianya dan sukarnya untuk membuat guru mau mengabdi di daerah perbatasan maupun yang minim akses ke kota juga kurangnya insentif yang diberikan; (3) Pengembangan tenaga pendidik yang kurang cepat seperti perubahan kurikulum baru, sehingga banyak guru-guru yang belum siap menerima kurikulum baru; (4) Distribusi dan penggunaan sarana pembelajaran bila tidak diimbangi dengan kemampuan yang handal dari penggunanya mengakibatkan terjadi masalah di lapangan. Kemudian perubahan kurikulum yang menyebabkan buka lama tidak terpakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun