Mohon tunggu...
Rasna
Rasna Mohon Tunggu... Lainnya - Foresters

Menjadikan masyarakat sasaran menjadi mandiri dalam pembangunan kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Konflik Manusia dan Satwa Terjadi Lagi di Suoh Lampung Barat, Kenapa?

3 Maret 2024   11:11 Diperbarui: 13 Maret 2024   15:41 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Suoh (Tamasya indonesia blogspot.com)

Danau Suoh (Tamasya indonesia blogspot.com)
Danau Suoh (Tamasya indonesia blogspot.com)
Kenapa konflik manusia dan satwa terjadi di Suoh?

Kenapa konflik manusia dan satwa terjadi di Suoh?

Areal Penggunaan Lain (APL) atau tanah milik warga Suoh terletak di tengah-tengah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TN BBS). APL Suoh dengan luas 417,45 km2 (sumber bps 2022) terbagi menjadi dua kecamatan dan 17 desa dengan jumlah penduduk 43.590 jiwa.

Hamparan Sawah yang subur pada lintasan sungai way semangka menambah ragam potensi Suoh yang menjanjikan ditambah jenis tanah vulkanik yang kaya unsur hara menjadikan Suoh tanah pertanian yang sangat subur. Hasil pertanian utama adalah padi, kopi, cokelat, lada dan buah-buahan.

Perkembangan penduduk yang pesat dan mobilitas masyarakat dari berbagai daerah masuk ke Suoh sehingga perluasan lahan tidak terkendali. Perambahan TN BBS menjadi salah satu perluasan lahan secara ilegal yang dijadikan untuk perkebunan kopi yang sampai ini terus terjadi.

TN BBS merupakan surganya bagi flora dan fauna. Hal ini yang banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan pemburuan secara liar baik berburu secara langsung maupun tidak langsung dengan cara memasang jerat. Yang menjadi sasaran pemburuan utama adalah kijang, rusa, burung dan babi hutan, sedangkan binatang tersebut merupakan binatang buruan bagi Si Raja Rimba yakni Harimau Sumatera.

Awal terjadinya konflik karena wilayah yang dirambah masyarakat merupakan habitat satwa. Secara geografis wilayah tersebut merupakan wilayah tutorial kekuasaan satwa untuk mencari makan dan berkembang biak. Dengan masuknya perambahan oleh manusia maka habitat satwa sangat terusik. Berkurangnya satwa yang merupakan makanan Si Raja Rimba juga hilangnya hutan membuat harimau Sumatera kelaparan.

Kejadian tewasnya Gunarso warga Desa Sumber Agung Kecamatan Suoh secara kasatmata tidak ada yang menyaksikan namun dilihat dari asal-usul perkara Gunarso diterkam harimau Sumatera karena ada tanda bekas cakaran dan gigitan harimau Sumatera dan saat itu korban sedang melakukan aktivitas di kebun. Begitu juga Sahri merupakan korban ke dua warga Desa Bumi Hantatai Kecamatan Bandar Negeri Suoh diserang saat beraktivitas di kebun. Menurut penelusuran pihak berwajib kedua korban berada dalam kawasan hutan Tanaman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Patroli terus dilakukan oleh pihak BKSDA, Polisi Kehutanan TN BBS, TNI, POLISI dan Warga setempat sebagai solidaritas dan kewaspadaan bahwa warga yang bermukim di kebun diperintahkan untuk keluar dari kawasan hutan demi keamanan.

Peta Kondisi TN BBS Resort Suoh (dokumentasi Rasna)
Peta Kondisi TN BBS Resort Suoh (dokumentasi Rasna)

Mencari solusi

Sengketa lahan dalam kawasan hutan salah satu hal yang perlu dicermati, masukannya perambahan ke dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dari tahun ke tahun masih terus terjadi, dari sengketa lahan berlanjut ke sengketa satwa. Pemerintah telah menerbitkan peraturan dan perundang-undangan terkait Kawasan konservasi. Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Peraturan presiden Nomor 56 tahun 2019 tentang rencana aksi Nasional Terpadu dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 20218-2025, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MenLHK/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi, dan banyak lagi aturan-aturan yang berkaitan dengan perlindungan Taman Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun