Ketika memasuki komplek megalitik Batu Brak ada suasanya lain ketika melihat kumpulan batu-batu yang tersusun rapi, lurus dan berbaris. Ketika ada di tengah-tengah lokasi terkadang kita tidak percaya batu-batu tersebut bisa ditempatkan begitu saja tanpa ada mahluk yang menyusunnya. Batu-batu yang besar dan berat apa mungkin tanpa bantuan alat berat bisa terpasang seperti itu.Â
Banyak sekali pikiran-pikiran yang tidak masuk akal kalau dikaitkan dengan keadaan manusia sekarang, tanpak bantuan alat berat modern tidak mungkin batu besar yang beratnya mencapai puluhan ton bisa disusun sedemikan  rupa dan yang sangat penasaran kepingin tahu  bagaimana kehidupan masyarakat Purbakala pada masa itu hidup disekitar lokasi Batu Brak yang sampai sekarang belum terungkap.
Pak Eko Harmono seorang wagra setempat yang ditugaskan oleh Pemda Lampung Barat sebagai pemandu wisata megalitik batu brak, lalu beliau menceritakan awal mula ditemukannya bangunan  purbakala Batu Brak.Â
Situs megalitik purba kala Batu Brak  baru diketahui pada tahun 1951 oleh masyarakat trasmigrasi dari Jawa Barat yang ditempatkan oleh persiden Pertama Republik indonesia yaitu Ir. Soekarno. Â
Penempatan Transmirasi waktu itu melalui Biro Rekonstuksi Nasional (BRN) merupakan masyarakat peteran perang melawan penjajahan Belanda. Pada tahun 1951 BRN memberangkatkan dua kelompok masyarakat yaitu kelompok LOBA yang berasal dari daerah Tasik Malaya dan Kelompok Pertisan Siliwangi (PS) yang berasal dari daerah Karawang Jawa barat.
Kelompok LOBA ditempatkan didesa Sukapura dan desa Simpang sari, sedangkan Kelompok PS ditempatkan didesa Pura jaya, Purawiwitan dan Puralaksana. Kelompok PS yang ditempatkan didesa Pura jaya dan Purawiwitan menurut pak Eko Harmono dialah yang mememukan situs batu megalitik pertamakali, ketika itu mereka membuka lahan hutan untuk dijadikan ladang mereka menemukan sederetan batu yang tersusun rapi, kata pak Eko Harmono lalu mereka memberi nama Batu Brak berarti lebar (bhs. Sunda).Â
Namun kalau dikaitkan dengan sejarah Batu Brak yang ada Pekon Balak Kecamatan Belalau Batu Berak  berarti sejajar (bhs. Lampung). Pada awalnhya batu yang ada disini dibiarkan oleh masyarakat setempat karena tidak ada pengetahuan tentangnya.
Memperhatikan  alam sekitar dan tata letak situs megalitik Batu Brak sangatlah trategis berada ditengah-tengah berbukitan dari sebelah utara ada bukit yang cukup tinggi yaitu Kawasan Hutan Lindung Register 34 tangkit tebak, Sebelah Selatan Taman Nasional Register 46 Bukit Barisan Selatan ( TN BBS), Sebelah Timur Kawasan Hutan Lindung Register 39 Kota Agung Utara dan sebelah Barat Kawasan Hutan Lindung Register 45 B Bukit rigis.Â
Untuk Menuju kelokasi situs purbakala batu brak kalau dari ibu kota provinsi lampung  (Bandar Lampung) dapat ditempuh dengan 4 jam perjalanan dengan jarak 200 km, sedangkan dari arah ibu kota kabupaten Lampung Barat (Liwa) dengan jarak tempuh sekitar 2 jam atau kurang lebih 75 km dan dari kantor kecamatan Kebun Tebu dapat ditempuh sekitar 10 menit dengan berkendaraan.
Sejarah Situs Megalitik Batu Brak
Untuk mengetahui asal uasul situs purbakala Batu Brak menurut Penelitian pertama yang dimulai pada tahun 1980 oleh Prof.Dr.Aris Soekandar seorang arkeolog dari Jakarta. Komplek situs megalitik Batu Berak ini berada dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung yang bekerjasama dengan Badan Suaka Purbakala Banten.
Situs megalitik Batu Brak ini dahulu dipakai sebagi tempat pemujaan, bukan tempat pemakaman pada zaman animisme. Situs ini telah melalui pemugaran selama empat tahap, yang dimulai pada tahun 1984 hingga 1989.Â
Pada tahun 1989, komplek situs megalitik batu berak ini mulai dibuka untuk umum baik untuk wisata maupun untuk keperluan penelitian. Terdapat beberapa jenis batu didalam komplek situs megalitik batu brak ini, antara lain :
Berjumlah 38 buah, berbahan batu moneled, dan berfungsi sebagai tempat menaruh sesajen pada waktu upacara keagamaan masa animisme.
2. Batu tegak
Berjumlah 40 buah, berbahan batu andesed, dan berfungsi sebagai tempat mengikat hewan pada waktu upacaran keagamaan pada masa animisme.
3. Batu datar
Berjumlah 3 buah, bahan dari batu ini masih dalam proses penelitian, sedangkan fungsi nya sama dengan dolmen.
4. Batu umpak
Merupakan bongkahan batu kecil-kecil yang belum diketahui fungsinya.Â
Dari hasil penggalian disekitar komplek situs megalitik Batu Brak ditemukan beberapa benda, antara lain : Manik – manik Berbahan kaca dan batu. Pecahan keramik Baik yang berasal dari lokal maupun asing.Â
Lokasi Situs ini sangat ramai didatangi para warga lokal maupun luar desa, lokasinya lapang sejuk dan nyaman serta sekilingnya sudah ada jalan untuk memudahkan para wisatawan untuk menjajaki berbagai bentuk batu yang ada dilokasi tersebut.Â
Situs purbakala batu brak memberikan daya tarik tersendiri, dimana penempatan batu yang unik yang sedikit bersifat mistis tetapi mempunyai nilai seni yang tinggi, membuat situs ini menjadi tempat faporit warga sekitar mapun luar daerah bila liburan tiba salah satu tujuan wisata mereka.
Terimakasih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI