Aksi Kampanye Di Muna Barat, Tegaskan Netralitas ASN dan Tolak Politik Uang
Muna Barat - Dalam menyongsong pemilu tanggal 14 Februari 2024, pemuda dan mahasiswa melakukan aksi kampanye dan konsolidasi mengangkat isu netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan politik uang pada 8 Februari 2024 di Muna Barat.
Aksi tersebut di inisiasi oleh Partai PKS Muna Barat dan di ikuti beberapa pemuda dan mahasiswa yang mempunyai keresahan yang sama terhadap dinamika politik dan iklim demokrasi yang ada di Kabupaten Muna Barat.
Mereka melakukan aksi kampanye terhadap isu yang di angkat dengan menyasar beberapa titik, Pasar Desa Guali, Kantor Dinas, Kantor Daerah Muna Barat dan berkeliling di desa-desa yang ada di dapil 1, Kecamatan Sawerigadi, Kusambi dan Napano Kusambi.
Dalam orasinya, salah satu pemuda Muna Barat Rasmin Jaya mengatakan dalam perjalanan pemilihan legislatif Muna Barat tahun 2024, menilai dan menduga ada yang menggunakan instrumen pemerintah, dimana hal tersebut akan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menekan bawahan dalam memenangkan sala satu figur calon anggota legislatif. Ini adalah sebuah potret dan fenomen dinamika politik yang tidak di inginkan.
Sebab, jika hal tersebut terjadi maka akan merugikan figur lain dan mengakibatkan keresahan publik di tengah masyarakat.
"Tanpa bermaksud mendiskreditkan siapapun tetapi cara-cara demikian tak bisa kita biarkan berkembang terus menerus dalam setiap sirkulasi pergantian kepemimpinan di daerah bahkan di legislatif Muna Barat," ujarnya.
Ia menilai, stabilitas politik Muna Barat sudah banyak di pengaruhi oleh kepentingan segelintir orang yang tidak mau kekuasaan tersingkir begitu saja khususnya yang ada di legislatif, lebih-lebih mereka yang dekat dengan kekuasaan, akan banyak cara menggunakan instrumen birokasi dalam menekan sampai di tataran bawah, ASN, pemerintah desa bahkan yang lainnya akan menjadi objek pengepul suara demi kepentingan mereka yang mempunyai otoritas dan jabatan tinggi di pemerintahan.
"Kenapa tidak, kita berpolitik secara baik, santun dan berbudaya guna menciptakan iklim demokrasi yang semakin sehat tanpa mengunakan cara-cara kotor. Berani bertarung gagasan, platform dan rekam jejak agar masyarakat bisa menilai, mana yang betul-betul pantas menjadi perwakilan mereka," bebernya.
Ia menggambarkan, model seperti ini adalah potret yang digambarkan oleh salah satu tokoh politik Machiavelli, bagaimana kerja elit politik menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaannya.Â